Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Masa Tugas

informasi penyuluh yang bertugas polivalen dengan koefisien korelasi ρ = 0,989 pada taraf 0,01 Lampiran 22. Baik penyuluh yang bertugas monovalen maupun penyuluh yang bertugas polivalen dalam meranking kategori bidang masalah yang menjadi kebutuhan mereka tidak terdapat perbedaan sehingga derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor tidak berdasarkan bidang tugas penyuluhan.

7.3.6. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Masa Tugas

Masa tugas penyuluh merupakan lamanya penyuluh mengabdikan pekerjaannya sebagai seorang penyuluh. Berdasarkan data karakteristik penyuluh, sebagian besar penyuluh bekerja telah lebih dari 20 Tahun yaitu sebanyak 31 orang 91,18 dan penyuluh yang bekerja antara 10-19 Tahun sebanyak 3 orang 8,82. Tabel 18 merupakan tabel yang menunjukkan data rataan skor kebutuhan informasi penyuluh berdasarkan masa tugas. Berdasarkan Tabel 18 penyuluh yang bekerja 10-19 tahun maupun penyuluh yang bekerja lebih dari 20 tahun memprioritaskan bidang masalah sub sistem penunjang pada perkebunan sebagai bidang masalah paling penting. Rataan skor untuk masing-masing penyuluh berdasarkan masa tugas adalah 2,4 dan 3,02. Perbedaan peringkat pada masing-masing bidang masalah mulai terlihat pada peringkat kedua dan seterusnya sampai peringkat enam belas. Pada penyuluh yang bekerja antara 10-19 Tahun menempatkan sub sistem agribisnis hilir pada peternakan sebagai bidang masalah yang kurang penting dan berada pada peringkat 16 dengan rataan skor sebesar 1,17. Sedangkan penyuluh yang bekerja lebih dari 20 Tahun menempatkan sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura sebagai bidang masalah yang kurang penting dengan rataan skor sebesar 1,35. Hasil uji korelasi yang ditampilkan pada Tabel 18 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan koefisien korelasi ρ =0,841 pada taraf 0,01 Lampiran 22. Baik penyuluh yang bertugas antara 10-19 Tahun maupun penyuluh yang bertugas lebih dari 20 Tahun dalam meranking kategori bidang masalah yang menjadi kebutuhan mereka tidak terdapat perbedaan sehingga derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor tidak berdasarkan bidang tugas penyuluhan. Tabel 18. Peringkat dan Rataan Skor Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Masa Tugas, Tahun 2011 No. Bidang Masalah 10-19 Tahun n=3 20 Tahun n=31 Rataan Skor Peringkat Rataan Skor Peringkat 1 Sub Sistem Penunjang pada Tanaman Pangan 2,4 1 3,02 1 2 Sub Sistem Usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,13 2 2,2 5 3 Sub Sistem Penunjang pada Perkebunan 2,02 3 2,91 2 4 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Tanaman Pangan 1,98 4 1,77 9 5 Sub sistem penunjang pada Hortikultura 1,97 5 2,7 4 6 Sub Sistem Penunjang pada Peternakan 1,8 6 2,82 3 7 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Tanaman pangan 1,77 7 1,67 10 8 Sub Sistem Usaha Tani pada Perkebunan 1,75 8 2,09 6 9 Sub Sistem Usaha Tani pada Hortikultura 1,7 9 1,88 8 10 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Perkebunan 1,6 10 1,66 11 11 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Hortikultura 1,55 11 1,45 15 12 Sub Sistem Usaha Tani pada Peternakan 1,53 12 1,99 7 13 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Peternakan 1,38 13 1,57 12 14 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 1,38 14 1,56 13 15 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Hortikultura 1,33 15 1,35 16 16 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Peternakan 1,17 16 1,47 14 Ket: Koefisien Korelasi Rank Spearman : 0,841 pada p 0,01 7.3.7. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Majalah Dari hasil pengamatan karakteristik responden penyuluh, lama waktu penyuluh dalam memanfaatkan waktu luang untuk membaca majalah adalah 20 orang 58,82 penyuluh membaca kurang dari 15 menit per hari, 9 orang 26,47 penyuluh membaca majalah 16-30 menit per hari, dan 5 orang penyuluh 14,71 penyuluh membaca majalah lebih dari 30 menit per hari. Mereka biasanya membaca majalah yang berhubungan diluar masalah pertanian, penyuluh biasanya membaca majalah Tempo. Tabel 19 menunjukkan gambaran rataan skor kebutuhan informasi penyuluh berdasarkan intensitas keterdedahan terhadap majalah. Tabel 19. Peringkat dan Rataan Skor Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Majalah, Tahun 2011 No. Bidang Masalah 15 menit n=20 16-30 menit n=9 30 menit n=5 Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat 1 Sub Sistem Penunjang pada Tanaman Pangan 3,05 1 3,03 1 1,86 2 2 Sub Sistem Penunjang pada Perkebunan 2,9 2 2,99 2 1,9 1 3 Sub Sistem Penunjang pada Peternakan 2,79 3 2,82 3 1,56 3 4 Sub Sistem Penunjang pada Hortikultura 2,69 4 2,79 4 1,55 4 5 Sub Sistem Usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,38 5 2,08 5 1,43 6 6 Sub Sistem Usaha Tani pada Perkebunan 2,22 6 2,04 6 1,47 5 7 Sub Sistem Usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,12 7 1,87 7 1,13 11 8 Sub Sistem Usaha Tani pada Hortikultura 2,02 8 1,84 8 1,12 12 9 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Tanaman Pangan 1,85 9 1,79 9 1,31 9 10 Sub Sstem Agribisnis Hilir pada Tanaman Pangan 1,71 10 1,68 11 1,30 10 11 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 1,69 11 1,76 10 1,35 7 12 Sub Sstem Agribisnis Hulu pada Peternakan 1,59 12 1,58 13 1,01 13 13 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 1,55 13 1,64 12 1,34 8 14 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Hortikultura 1,49 14 1,56 14 1,00 15 15 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Peternakan 1,45 15 1,47 15 1,01 14 16 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Hortikultura 1,35 16 1,44 16 0,99 16 Ket: Koefisien Korelasi Kendall’s : 0,150 pada p 0,01 Penyuluh yang terdedah majalah kurang dari 15 menit per hari menganggap tiga bidang masalah yang dianggap penting dan berada pada peringkat tiga teratas. peringkat pertama yaitu bidang masalah sub sistem penunjang pada tanaman pangan dengan rataan skor sebesar 3,05. Peringkat kedua bidang masalah sub sistem penunjang pada perkebunan dengan rataan skor sebesar 2,9. Dan peringkat ketiga yaitu bidang masalah sub sistem penunjang pada peternakan dengan rataan skor sebesar 2,79. Sedangkan bidang masalah yang dianggap kurang penting adalah bidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor 1,35. Sama halnya dengan penyuluh yang terdedah majalah kurang dari 15 menit per hari, penyuluh yang terdedah majalah antara 16-30 menit per hari menganggap sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai bidang masalah yang paling penting dan ditempatkan pada peringkat pertama dengan rataan skor sebesar 3,03. Peringkat kedua yaitu bidang masalah sub sistem penunjang pada perkebunan dengan rataan skor sebesar 2,99. Kemudian peringkat ketiga adalah subsistem penunjang pada peternakan dengan rataan skor sebesar 2,82. Sedangkan bidang masalah yang dianggap kurang penting adalah nidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor sebesar 1,44. Tabel 19 menggambarkan kebutuhan informasi penyuluh yang terdedah majalah lebih dari 30 menit. Penyuluh yang meluangkan waktu lebih banyak untuk membaca majalah ini menganggap bahwa bidang masalah yang paling penting di peringkat pertama menurut mereka adalah bidang masalah sub sistem penunjang pada perkebunan dengan rataan skor 1,9. Sedangkan bidang masalah sub sistem penunjang pada tanaman pangan ditempatkan pada peringkat kedua dengan rataan skor sebesar 1,86. Sementara itu bidang masalah yang menurut mereka kurang penting adalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor sebesar 0,99. Terdapat tiga bidang masalah di peringkat yang sama, yaitu pada peringkat ketiga, keempat, dan kesembilan. Berdasarkan Tabel 19, peringkat ketiga yaitu bidang masalah sistem penunjang pada peternakan dimana pada penyuluh yang terdedah kurang dari 15 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 2,79. Penyuluh yang terdedah antara 16-30 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 2,82, dan penyuluh yang terdedah lebih dari 30 menit mempunyai rataan skor sebesar 1,56. Bidang masalah yang lain yaitu pada peringkat keempat yaitu bidang masalah sub sistem penunjang pada hortikultura dimana pada penyuluh yang terdedah kurang dari 15 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 2,69. Penyuluh yang terdedah antara 16-30 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 2,79, dan penyuluh yang terdedah lebih dari 30 menit mempunyai rataan skor sebesar 1,55. Peringkat kesembilan merupakan bidang masalah sub sistem agribisnis hulu pada tanaman pangan dimana pada penyuluh yang terdedah kurang dari 15 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 1,85. Penyuluh yang terdedah antara 16-30 menit per hari mempunyai rataan skor sebesar 1,79, dan penyuluh yang terdedah lebih dari 30 menit mempunyai rataan skor sebesar 1,31. Hasil uji korelasi dari masing-masing karakteristik berdasarkan intensitas keterdedahan terhadap majalah yang ditampilkan pada Tabel 19 menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan den gan koefisien korelasi τ=0,150 pada taraf 0,05 Lampiran 22. Artinya, tidak terdapat hubungan derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan karakteristik intensitas keterdedahan terhadap majalah. 7.3.8. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Brosur Dari data karakteristik responden lamanya waktu penyuluh yang terdedah brosur adalah sebanyak 18 orang 52,94 penyuluh membaca kurang dari 15 menit per hari, 14 orang 41,18 penyuluh membaca antara 16-30 menit per hari, dan 2 orang 5,88 penyuluh membaca lebih dari 30 menit per hari. Tabel 20 menunjukkan rataan skor kebutuhan informasi penyuluh berdasarkan intensitas keterdedahan terhadap brosur. Tabel 20 menggambarkan bahwa, penyuluh yang terdedah brosur dengan lama waktu kurang dari 15 menit menganggap paling penting sub sistem penunjang pada tanaman pangan dengan rataan skor sebesar 3,02. Dan bidang masalah yang menurut mereka kurang penting adalah sub sistem agribisnis hilir pada peternakan dengan rataan skor sebesar 1,12. Tabel 20. Peringkat dan Rataan Skor Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Brosur, Tahun 2011 No. Bidang Masalah 15 menit n=18 16-30 menit n=14 30 menit n=2 Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat 1 Sub Sistem Penunjang pada Tanaman Pangan 3,02 1 2,69 1 3,28 1 2 Sub Sistem penunjang pada Perkebunan 2,83 2 2,62 2 3,23 2 3 Sub Sistem Penunjang pada Hortikultura 2,63 3 2,47 4 3,00 4 4 Sub Sistem Penunjang pada Peternakan 2,38 4 2,56 3 3,15 3 5 Sub Sistem Usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,24 5 1,91 5 2,65 5 6 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 2,07 6 1,84 6 2,6 6 7 Sub Sistem Usaha Tani pada Hortikultura 1,86 7 1,69 8 2,38 8 8 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Tanaman Pangan 1,85 8 1,61 9 1,53 10 9 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Tanaman Pangan 1,74 9 1,50 11 1,55 9 10 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Perkebunan 1,69 10 1,54 10 1,48 12 11 Sub Sistem Usaha Tani pada Peternakan 1,61 11 1,78 7 2,53 7 12 Sub Sistem Agribisnis hilir pada Perkebunan 1,58 12 1,43 13 1,50 11 13 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Hortikultura 1,48 13 1,39 14 1,25 16 14 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Hortikultura 1,37 14 1,28 16 1,28 15 15 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Peternakan 1,23 15 1,48 12 1,40 14 16 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Peternakan 1,12 16 1,37 15 1,43 13 Ket: Koefisien Korelasi Kendall’s : 0,180 pada p 0,05 Penyuluh yang terdedah brosur antara 16-30 menit per hari menganggap bidang masalah sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai bidang masalah yang paling penting dengan rataan skor sebesar 2,69. Sedangkan bidang masalah yang menurut mereka kurang penting adalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor sebesar 1,37. Penyuluh yang terdedah lebih dari 30 menit menganggap sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai bidang masalah yang paling penting dengan rataan skor sebesar 3,28 dan bidang masalah sub sistem agribisnis hulu pada hortikultura merupakan bidang masalah yang kurang penting menurut penyuluh dengan rataan skor sebesar 1,43. Hasil uji korelasi dari masing-masing karakteristik berdasarkan intensitas keterdedahan terhadap brosur yang ditampilkan pada Tabel 20 menunjukkan ad anya hubungan yang tidak signifikan dengan koefisien korelasi τ=0,180 pada taraf 0,05 Lampiran 22. Artinya, tidak terdapat hubungan derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan karakteristik intensitas keterdedahan terhadap brosur. 7.3.9. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Buletin Dari data karakteristik responden, penyuluh yang terdedah buletin kurang dari 15 menit per hari sebanyak 12 orang 35,29, penyuluh yang terdedah buletin antara 16-30 menit sebanyak 16 orang 47,05, dan penyuluh yang terdedah buletin lebih dari 30 menit per hari sebanyak 6 orang 17,66. Tabel 21 merupakan data peringkat dan rataan skor kebutuhan informasi penyuluh berdasarkan intensitas keterdedahan terhaap buletin. Berdasarkan Tabel 21, kebutuhan informasi penyuluh berdasarkan intensitas keterdedahan terhadap buletin baik pada penyuluh yang meluangkan waktu kurang dari 15 menit, antara 16-30 menit, dan lebih dari 30 menit memiliki lima peringkat teratas yang sama. Sub sistem penunjang pada tanaman pangan menduduki peringkat pertama dengan kata lain bidang masalah tersebut menjadi suatu bidang masalah yang paling dibutuhkan baik penyuluh yang terdedah kurang dari 15 menit dengan rataan skor sebesar 3,94, antara 16-30 menit dengan rataan skor sebesar 3,15, dan lebih dari 30 menit dengan rataan skor sebesar 0,53. Dari 16 bidang masalah yang ada pada Tabel 21, peringkat 16 atau bidang masalah yang dianggap kurang penting oleh penyuluh yang terdedah buletin kurang dari 15 menit dengan rataan skor sebesar 1,81 dan penyuluh yang meluangkan waktu untuk membaca buletin antara 16-30 menit mempunyai rataan skor sebesar 1,46 adalah bidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada perkebunan. Sedangkan pada penyuluh yang mempunyai intensitas keterdedahan terhadap buletin lebih dari 30 menit menganggap bidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada perkebunan berada pada peringkat 14 dengan rataan skor sebesar 0,24. Tabel 21. Peringkat dan Rataan Skor Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Intensitas Keterdedahan terhadap Buletin, Tahun 2011 No. Bidang Masalah 15 menit n=12 16-30 menit n=16 30 menit n=6 Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat Rataan Skor Pering- kat 1 Sub Sistem Penunjang pada Tanaman Pangan 3,94 1 3,15 1 0,53 1 2 Sub Sistem Penunjang pada Perkebunan 3,82 2 2,98 2 0,49 3 3 Sub Sistem Penunjang pada Peternakan 3,64 3 2,88 3 0,51 2 4 Sub Sistem penunjang pada Hortikultura 3,48 4 2,82 4 0,47 4 5 Sub Sistem Usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,77 5 2,42 5 0,43 5 6 Sub Sistem Usaha Tani pada Perkebunan 2,65 6 2,24 6 0,39 7 7 Sub Sistem Usaha Tani pada Peternakan 2,47 7 2,15 7 0,41 6 8 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Tanaman Pangan 2,45 8 1,87 9 0,28 11 9 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 2,33 9 1,69 11 0,23 15 10 Sub Sistem Usaha Tani pada Hortikultura 2,31 10 2,09 8 0,37 8 11 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Tanaman Pangan 2,27 11 1,79 10 0,31 9 12 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 2,15 12 1,61 12 0,27 12 13 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Peternakan 2,14 13 1,60 13 0,25 13 14 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Hortikultura 1,98 14 1,53 14 0,21 16 15 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Peternakan 1,97 15 1,52 15 0,28 10 16 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Hortikultura 1,81 16 1,46 16 0,24 14 Ket: Koefisien Korelasi Kendall’s : 0,101 pada p 0,05 Bidang masalah yang dianggap kurang penting atau bidang masalah yang berada di peringkat 16 pada penyuluh yang mempunyai intensitas keterdedahan terhadap buletin lebih dari 30 menit adalah sub sistem agribisnis hulu pada hortikultura dengan skor rataan 4,17. Hasil uji korelasi dari masing-masing intensitas pada karakteristik keterdedahan terhadap buletin yang ditampilkan pada Tabel 21 menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan dengan koefisien korelasi τ=0,101 pada taraf 0,05 Lampiran 22. Artinya, tidak terdapat hubungan derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan karakteristik intensitas keterdedahan terhadap brosur.

BAB VIII PENUTUP