Tabloid Sebagai Salah Satu Media Cetak

menggemparkan. Yellow Journalism menjadi gaya jurnalistik yang terkenal dengan menggunakan gaya pada foto-foto sensaional, pilihan-pilihan cerita, topik utama berukuran besar, dan sebuah penekanan yang lebih kepada kepribadian dan kisah-kisah kemanusiaan yang menarik. Tabloid mengambil lebih lanjut tren sensasionalis yang ditandai banyak harian sekitar Tahun 1900. Tabloid biasanya juga dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian mingguan, dwimingguan, dll, yang terfokus pada hal-hal yang lebih tidak serius dan mereka menampilkan judul tebal dan foto mengejutkan yang difokuskan pada perceraian, pembunuhan, dan kejahatan lainnya, dll. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar harian nasional telah pula mulai menggunakan format tabloid Straubhaar dan La Rose, 2000.

2.1.3. Konsep dan Nilai Berita dalam Tabloid

Menurut Assegaff 1985, berita adalah fakta atau gagasan ide akurat yang dapat menarik perhatian orang banyak; berita adalah sesuatu yang dapat disiarkan tepat pada waktunya dan dapat menarik perhatian umum; pernyataan antar manusia yang bertujuan memberitahu; pernyataan yang bersifat umum dan aktual, disiarkan oleh wartawan untuk kepentingan para media massa. Charnley 1965 dalam Effendy 2003, menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. Sementara itu Wahyudi 1996 menyatakan bahwa berita adalah uraian tentang peristiwafakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik. Dari definisi yang ada terdapat perhatian terhadap konsep berita utama yang menguasai pikiran wartawan dalam mencari, menyusun, dan menyiarkan berita yang dikemukakan oleh Mott 1969 dalam Effendy 2003 adalah sebagai berikut : 1. Berita sebagai laporan tercepat news as timely report Konsep ini menitikberatkan pada “segi baru terjadinya” newsness sebagai faktor terpenting dari sebuah berita. 2. Berita sebagai rekaman news as record Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi. 3. Berita sebagai fakta objektif news as objective facts Bagi para wartawan, berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat sebelah bias yang berarti pula merupakan laporan yang jujur. 4. Berita sebagai interpretasi news as interpretation Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan mengenai sebab-sebab, latar belakang, akibat, situasi, dan hubungannya dengan hal lain-lain agar pembaca mengerti. 5. Berita sebagai sensasi news as sensation Terdapat unsur subjektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan shocks dan yang menggetarkan atau mengharukan bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain. 6. Berita sebagai minat insani news as human interest Berita yang dipandang bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani. 7. Berita sebagai ramalan news as prediction Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Pada umumnya khalayak mengharapkan berita yang berupa informasi mengenai kejadian kini, juga ramalan yang masuk akal mengenai masa depan. 8. Berita sebagai gambar news as picture Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar seringkali lebih efektif daripada yang diterangkan melalui kata. Terdapat empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita dan sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah berita yang layak dipublikasikan di media massa Romli, 2000 dalam Luthfie, 2005. Keempat unsur tersebut adalah a cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu, b nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta fact, bukan fiksi atau karangan, c penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak, d menarik, artinya mengandung orang untuk membaca berita tersebut.