Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Sumber penerimaan daerah Kabupaten Bogor dan Kota Depok sebelum dan setelah desentralisasi fiskal didominasi oleh dana perimbangan, namun rata-rata porsi dana perimbangan terhadap total penerimaan setelah desentralisasi fiskal terlihat menurun dibandingkan rata-rata sebelum desentralisasi fiskal diberlakukan. Demikian juga dengan peran PAD, semakin menurun setelah desentralisasi fiskal di Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Peran PAD ini perlu ditingkatkan karena PAD memiliki pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap belanja modal pemerintah daerah. Peningkatan peran PAD akan mengakibatkan belanja modal meningkat dan peningkatan belanja modal akan meningkatkan PDRB per kapita. Pelaksanaan desentralisasi fiskal tidak berpengaruh terhadap porsi belanja modal, namun pemekaran wilayah berpengaruh sangat signifikan terhadap porsi belanja modal, dan Pemerintah Kota Depok lebih tinggi dalam persentase alokasi belanja modal dalam APBD. Berdasarkan nilai rasio kemandirian keuangan daerah KKD, kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bogor dan Kota Depok setelah desentralisasi fiskal justeru terlihat menurun, yaitu dari kemampuan keuangan yang tinggi pada tahun 1994 – 1997 menjadi rendah pada tahun 2007 dan 2008. Sementara Kota Depok sejak pertama berdiri tahun 2000 memiliki rasio KKD rendah dan tahun 2008 menurun menjadi rendah sekali. Hal ini disebabkan karena porsi PAD yang masih sangat rendah dibandingkan dengan penerimaan dari bantuan pemerintah pusatprovinsi dan pinjaman. Meskipun demikian Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Depok sangat efektif dalam merealisasikan PAD yang terlihat dari rasio efektifitas keuangan daerah EKD yang nilainya rata-rata diatas 100 persen. Pelaksanaan desentralisasi fiskal sangat berpengaruh terhadap PDRB per kapita namun peningkatannya belum mampu menurunkan tingkat kemiskinan, artinya peningkatan PDRB per kapita di Kabupaten Bogor dan Kota Depok hanya dirasakan 114 oleh kelompok masyarakat tertentu, belum menyentuh masyarakat miskin. Penurunan tingkat kemiskinan lebih disebabkan oleh peningkatan upah minimum. Selain itu, pemekaran wilayah juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan PDRB per kapita. Pelaksanaan desentralisasi fiskal berpengaruh memperburuk tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Penurunan tingkat pengangguran sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan upah minimum kabupatenkota sehingga Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Depok dapat menurunkan tingkat pengangguran dengan menjaga agar pertumbuhan upah minimum di daerahnya selalu lebih tinggi dari waktu ke waktu. Pemekaran wilayah tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran. Pelaksanaan desentralisasi fiskal memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Pemekaran wilayah juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan, hal ini terbukti bahwa tingkat kemiskinan Kota Depok lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. Pengelolaan dan penetapan anggaran di Kabupaten Bogor dan Kota Depok belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat diketahui melalui disiplin anggaran dan efisiensi anggaran yang belum dilaksanakan dengan baik karena masih ditemui kendala dalam pelaksanaan APBD serta penerbitan Perda APBD yang selalu terlambat. Dari sisi disiplin dan prioritas anggaran, Kabupaten Bogor lebih baik dibandingkan Kota Depok, sedangkan dari aspek efektifitas anggaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan anggaran, Kota Depok lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan desentralisasi fiskal dan pemekaran wilayah belum sepenuhnya mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dari empat variabel yang dijadikan indikator dalam penelitian ini, hanya tingkat kemiskinan yang terlihat lebih baik setelah pelaksanaan desentralisasi fiskal diberlakukan. Pemekaran wilayah berdampak positif terhadap belanja modal dan 115 tingkat kemiskinan, terbukti bahwa alokasi belanja modal dan penurunan tingkat kemiskinan di Kota Depok lebih baik dibandingkan Kabupaten Bogor sehingga pemekaran wilayah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Bogor dan Kota Depok sudah tepat dilakukan karena Kota Depok mampu menunjukkan kinerja perekonomian yang lebih baik dan membuat masyarakatnya lebih sejahtera.

7.2. Saran