Definisi Operasional METODE PENELITIAN

70

4.4. Definisi Operasional

Definisi operasional dari setiap variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah nilai barang dan jasa final untuk tujuan konsumsi yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. 2. PDRB per Kapita PDRBK adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE atau laju pertumbuhan PDRB adalah pertumbuhan PDRB tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase. 4. Belanja Modal BM adalah pengeluaran pemerintah daerah untuk pembelianpengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang nilai manfaatnya lebih dari satu tahun dan atau pemakaian jasa dalam melakukan program dan kegiatan pemerintah daerah. Karena adanya perbedaan kuesioner yang digunakan dalam pelaporan APBD, untuk tahun 1994 sampai dengan 2002 belanja modal didefinisikan sebagai belanja pembangunan yaitu belanja yang terkait dengan program dan kegiatan. 5. Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 6. Dana Alokasi Umum DAU adalah transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan fiskal fiscal gap dan pemerataan kemampuan fiskal antar daerah dalam rangka membantu kemandirian pemerintah daerah menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat. 7. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP adalah penerimaan daerah yang berasal dari bagi hasil pajak pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, pajak penghasilan, dan lain-lain dan bagi hasil bukan pajak iuran hak pengusahaan hutan, pemberian hak atas tanah negara, iuran eksplorasieksploitasiroyalti, pungutan pengusahaan perikanan dan hasil perikanan, hasil pertambangan minyak bumigas alam, dan lain-lain. 71 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan suatu daftar sistematis yang dirinci tentang penerimaan dan pengeluaran atau pembelanjaan daerah dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Dari sisi penerimaan APBD terdiri atas sumber penerimaan dari PAD, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. 9. Investasi merupakan nilai pembentukan modal tetap bruto yang diperolah dari PDRB menurut penggunaan. 10. Rasio murid terhadap jumlah sekolah SD dan SMP RMS adalah jumlah murid yang sedang bersekolah SD dan SMP dibagi dengan jumlah gedungsekolah SD dan SMP. 11. Fasilitas tempat berobat FTB adalah jumlah rumah sakit dan puskesmas, termasuk puskesmas pembantu yang dibangun oleh pemerintah. 12. Persentase panjang jalan yang rusak PJJLR adalah panjang jalan yang kondisinya rusak, baik rusak ringan maupun rusak berat yang berakibat mengganggu akses masyarakat ke berbagai tujuan. 13. Upah minimum kabupatenkota UPAH adalah upah minimum pekerja di kabupatenkota yang ditentukan berdasarkan SK Gubernur atau SK BupatiWalikota. 14. Jumlah penduduk POP adalah jumlah seluruh penduduk mulai usia nol pada waktu tertentu. Biasanya jumlah penduduk dihitung pada pertengahan tahun. 15. Jumlah penduduk terdidik POPT adalah jumlah penduduk berpendidikan SMA keatas pada waktu tertentu. 16. Tenaga kerja manpower adalah seluruh penduduk yang berada dalam usia kerja berusia 15 tahun atau lebih yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. 17. Pengangguran Terbuka PENGG merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 72 18. Tingkat kemiskinan MSKN adalah persentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan atau dibawah rata-rata kebutuhan dasar minimum. 19. Variabel dummy desentralisasi fiskal DF didefinisikan 1 untuk masa setelah desentalisasi fiskal 2001 – 2008 dan 0 untuk masa sebelum desentralisasi fiskal 1994 – 2000. 20. Variabel dummy daerah D didefinisikan 1 untuk Kabupaten Bogor daerah induk dan 0 untuk Kota Depok daerah pemekaran.

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

5.1. Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota Negara Indonesia. Kabupaten Bogor mempunyai luas sekitar 2.301,95 Km 2 dan terletak antara 6.19 o - 6.47 o lintang selatan LS dan 106 o 1- 107 o 103 bujur timur BT. Kabupaten Bogor terbagi menjadi 40 empat puluh kecamatan yang terdiri dari 428 desakelurahan, 3.658 Rukun Warga RW, dan 14.400 Rukun Tetangga RT. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2008 sebanyak 4.029.263 jiwa sehingga rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Bogor mencapai lebih dari 1.750 jiwa per Km 2 . Dari segi struktur penduduk, Kabupaten Bogor memiliki struktur penduduk umur muda, yang berarti akan berakibat semakin besarnya jumlah angkatan kerja penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerjapernah bekerjamencari pekerjaan selama seminggu yang lalu. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK yang merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk berumur 15 tahun keatas usia kerja tahun 2008 Kabupaten Bogor adalah 63,01 persen. Diantara 1.702.048 penduduk yang termassuk dalam angkatan kerja, 86,40 persen bekerja dan sisanya 13,60 menganggur yang terdiri dari 8,03 persen laki- laki dan 5,57 persen perempuan. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, di Kabupaten Bogor secara umum angkatan kerja memiliki tingkat pendidikan yang masih relatif rendah yaitu 73,32 persen berpendidikan paling tingggi SMP dan hanya 26,68 persen berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Demikian halnya dengan angkatan kerja yang menganggur baik yang pernah bekerja maupun yang belum pernah bekerja, 62,44 persen berpendidikan SMP kebawah dan 37,56 persen memiliki pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi.