18
2.2.2.3. Efisiensi Anggaran
Prinsip efisiensi dalam kebijakan penyusunan anggaran belanja menurut kriteria investasi adalah membuat pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi
setiap tujuan pembangunan per satuan rupiahnya memberikan manfaat benefit lebih besar atau paling tidak sama dengan satu rupiah pengeluarannya cost.
Dengan perkataan lain, marginal benefit MB sama dengan marginal cost-nya MC. Dengan perkataan lain marginal benefit dari suatu proyek sama dengan
marginal costnya MB = MC Yuliyati, 2001
2.2.2.4. Siklus APBD
Prisip-prinsip pokok dalam siklus anggaran mencakup tahap persiapan anggaran, tahap ratifikasi, tahap implementasi, serta tahap pelaporan dan evaluasi.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Sebelum melakukan taksiran pengeluaran hendaknya
terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Tahap ratifikasi merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan
cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building
yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini karena dalam tahap ratifikasi ini pimpinan eksekutif harus
mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak
legislatif. Pada tahap implementasipelaksanaan anggaran. harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem informasi akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen.
2.2.2.5. Efektifitas Pengelolaan Anggaran
19 Efektifitas anggaran dapat diukur melalui evaluasi kinerja anggaran. Dalam
hal penilaian kinerja anggaran, idealnya pemerintah daerah telah melakukan evaluasi secara berkala setiap tahun jangka pendek maupun setiap tiga atau lima
tahunan jangka menengah. Evaluasi jangka pendek terhadap kegiatan-kegiatan dilakukan oleh tim monitoring maupun badan pengawasan daerah Inspektorat
Wilayah. Selain itu evaluasi juga dapat dilakukan oleh DPRD pada saat kunjungan kerja ke daerah. Namun untuk mengetahui optimalisasi kinerja Pemda
dalam mengalokasikan pengeluaran untuk penyediaan dan pelayanan jasa publik secara lebih obyektif, Pemda dapat melakukan survei langsung terhadap opini
masyarakat tentang penyediaan dan pelayanan jasa publik apakah sudah sesuai dengan preferensi masyarakat atau belum. Evaluasi jangka menengah biasanya
dilakukan dalam bentuk kerjasama antara Pemda dengan perguruan tinggi setempat.
2.2.2.6. Partisipasi Masyarakat