Pemekaran Wilayah TINJAUAN PUSTAKA

41 Konsekuensi dari terjadinya multikolinieritas adalah koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Gujarati 1993 mengemukakan tanda-tanda adanya multikolinieritas adalah : a. Tanda tidak sesuai dengan yang diharapkan, b. R 2 tinggi tetapi uji individu tidak banyak bahkan tidak ada yang nyata, c. Korelasi sederhana antara variabel individu tinggi r ij tinggi, d. R 2 r ij menunjukkan adanya masalah multikolinieritas. Masalah multikolinieritas dapat diatasi dengan cara: a. Menggunakan informasi sebelumnya, b. Mengkombinasikan data cross-sectional dan data deret waktu, c. Meninggalkan variabel yang sangat berkorelasi, d. Mentransformasikan data, e. Menambahkan data baru.

2.10. Pemekaran Wilayah

Salah satu aspek yang sangat penting dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terkait dengan pemekaran dan penggabungan wilayah yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara pemerintah daerah dan masyarakat lokal dalam rangka pertumbuhan kehidupan demokrasi. Upaya pemekaran wilayah dipandang sebagai sebuah terobosan untuk mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Pemekaran wilayah juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperpendek rentang kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan. Prosedur pemekaran wilayah mengacu pada pasal 16 PP 1292000, yang mencakup beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut: a. Ada kemauan politik dari pemerintah daerah dan masyarakat yang bersangkutan b. Pembentukan daerah harus didukung oleh penelitian awal yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah 42 c. Usul pembentukan kabupatenkota disampaikan kepada Pemerintah cq. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah melalui Gubernur dengan dilampirkan hasil penelitian daerah dan persetujuan DPRD KabupatenKota serta persetujuan provinsi, yang dituangkan dalam keputusan DPRD d. Dengan memperhatikan usulan Gubernur, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah memproses lebih lanjut dan dapat menugaskan Tim untuk melakukan observasi ke daerah yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah e. Berdasarkan rekomendasi pada huruf d, Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah meminta tanggapan para anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah dan dapat menugaskan Tim Teknis Sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah ke Daerah untuk melakukan penelitian lebih lanjut f. Para anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah memberikan saran dan pendapat secara tertulis kepada Ketua Dewan Pertimbangan otonomi Daerah, usul pembentukan suatu daerah diputuskan dalam rapat anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah g. Apabila berdasarkan hasil keputusan rapat anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah menyetujui usul pembentukan Daerah, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah selaku Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah mengajukan usul pembentukan Daerah tersebut beserta rancangan Undang- undang Pembentukan Daerah kepada Presiden. h. Apabila Presiden menyetujui usul dimaksud, Rancangan Undang-undang pembentukkan Daerah disampaikan kepada DPR-RI untuk mendapat persetujuan. Pemekaran daerah menyebabkan daerah berkompetisi dalam menyediakan pelayanan terhadap masyarakat. Masyarakat cenderung untuk pindah ke tempat yang menawarkan layanan terbaik sesuai dengan preferensi mereka. Studi empiris Tiebout membandingkan beban pajak daerah dengan barang publik lokal dan layanan yang tersedia di setiap yurisdiksi lokal . Tiebout mewakili pemilih- konsumen sebagai individu yang memilih yurisdiksi yang lebih baik memenuhi preferensinya untuk barang publik lokal dan jasa. Pemilih-konsumen menunjuk- kan preferensinya untuk barang publik lokal dan jasa dengan bergerak dari satu 43 yurisdiksi ke yurisdiksi yang lain. Dia membandingkan beban pajak daerah dengan barang publik lokal dan layanan yang tersedia di setiap yurisdiksi lokal 6 . Beberapa penulis berpendapat bahwa beberapa orang memiliki informasi lengkap tentang kondisi fiskal dan barang publik yang ditawarkan oleh pemerintah daerah Dowding et al, 1994. Argumen-kontra adalah beberapa orang mampu mengidentifikasi yurisdiksi lokal yang menawarkan barang publik dan jasa yang mereka sukai dan akibatnya mereka memilih tempat yang sesuai dengan preferensinya sebagai lokasi pemukiman Teske et al, 1993. 6 Charles M. Tiebout: Sebuah Teori Murni Pengeluaran Daerah, 1956 44 Namun di lain pihak, sejak otonomi daerah diberlakukan, proses pemekaran wilayah terjadi sangat pesat dan cenderung tidak terkendali Effendy, 2007. Menurut Mendagri 2007, pemekaran daerah belum memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemekaran daerah sarat dengan muatan politik dan cenderung menambah beban biaya rutin yang harus ditanggung Negara.

2.11. Penelitian Terdahulu