Persamaan Dugaan Tingkat Kemiskinan MSKN

102 Setelah diamati lebih jauh ternyata terdapat perbedaan pendapat antara Pemda dan masyarakat dalam hal kesesuaian anggaran di Kabupaten Bogor, Pemda Kabupaten Bogor menganggap bahwa sebagian besar alokasi anggaran telah sesuai dengan kebutuhan sedangkan masyarakat menilai bahwa sebagian besar alokasi anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan Tabel 17. Tabel 17. Kesesuaian Anggaran Menurut Pemda dan Masyarakat Kabupaten Bogor Uraian Sebagian Besar Sesuai Sebagian Besar Tidak Sesuai Jumlah 1 2 3 4 Pemda 6 100,00 6 100,00 Masyarakat 3 100,00 3 100,00 Jumlah 6 66,67 3 33,33 9 100,00 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2010

6.6.4. Persamaan Dugaan Tingkat Kemiskinan MSKN

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan kemajuan suatu daerah adalah menurunnya tingkat kemiskinan. Variabel penjelas yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan secara langsung adalah PDRBK, upah minimum kabupatenkota UMK, tingkat inflasi INF, variabel dummy DF, dan dummy D. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel respon cukup tinggi yang dicerminkan oleh nilai R 2 sebesar 98,71 persen. Persamaan dugaan tingkat kemiskinan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: MSKN t = 17,9490 + 0,0005 PDRBK t - 9,53E-6 UMK t - 0,0272 INF t - 9,3465 DF t + 6,1054 D t 103 Tabel 18. Persamaan Dugaan Tingkat Kemiskinan Koefisien Parameter Dugaan Nilai t Pr |t| 1 2 3 4 Intersep 17,9490 17,28 ,0001 PDRBK 0,0005 4,76 0,1017 UMK - 9,53E-6 -2,55 0,0243 INF -0,0272 -1,53 0,1499 Dummy DF - 9,3465 - 10,34 ,0001 Dummy D 6,1054 4,92 0,0003 R 2 = 0,9871 F-hit = 275,470 Durbin Watson = 2,3838 Sumber: Hasil pengolahan Persamaan Simultan Variabel PDRBK berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. PDRBK Peningkatan PDRB akan berdampak pada peningkatan tingkat kemiskinan, artinya untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Kota Depok tidak dapat hanya dengan cara meningkatkan PDRBK karena PDRBK merupakan gambaran rata-rata pendapatan per kapita masyarakat yang kemungkinan kesenjangannya sangat tinggi sehingga bisa saja peningkatan PDRBK disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat pada sebagian kecil masyarakat yang berada pada kelas atas dan tidak menyentuh perbaikan kesejahteraan pada kelompok masyarakat bawah, akibatnya peningkatan PDRBK tidak berpengaruh pada penurunan tingkat kemiskinan dan dalam penelitian ini justeru peningkatan PDRBK berpengaruh meningkatkan tingkat kemiskinan. Variabel dummy D berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap tingkat kemiskinan, artinya tingkat kemiskinan Kabupaten Bogor berbeda dengan Kota Depok yaitu Kota Depok lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. Peningkatan upah minimum kabupatenkota di Kabupaten Bogor da Kota Depok dapat menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan, hal ini terbukti dari hasil persamaan simultan seperti yang terlihat pada Tabel 18 diatas. Sebaliknya 104 kenaikan tingkat inflasi tidak menyebabkan tingkat kemiskinan bertambah. Variabel dummy DF negatif dan sangat signifikan, artinya pelaksanaan desentralisasi fiskal berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Indikasi adanya penurunan tingkat kemiskinan pada masa setelah desentralisasi fiskal dapat dilihat pada Gambar 24 berikut: Gambar 24. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bogor 1994 – 2008 dan Kota Depok 2000 - 2008

6.7. Pengelolaan dan Penetapan Anggaran