16 dan kelembagaan dengan maksud agar mereka lebih akuntabel dalam mengambil
keputusan-keputusan fiskal. Menurut Slamet 2000 desentralisasi ekonomi mendorong pemerintah
untuk berkinerja seperti bisnis dan memperlakukan masyarakat sebagai nasabah, namun pemerintah harus teliti dalam melaksanakan usaha secara bisnis. Sebagai
nasabah, masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang lebih baik karena masyarakat telah membayar pajak dan retribusi, sehingga pemerintah daerah harus
melayani masyarakat secara efisien dan berkualitas. Perilaku pemerintah daerah secara deskriptif dapat diamati melalui proses penyusunan dan pengelolaan
anggaran yang mencakup aspek disiplin anggaran, strategi prioritas anggaran, efisiensi, dan efektifitas anggaran dilihat dari sisi pengeluaranbelanja pemerintah
daerah . Selain itu siklus dalam penetapan APBD, akuntabilitas dan transparansi yang dikaitkan dengan partisipasi masyarakat juga dapat dijadikan gambaran
untuk melihat perilaku pemerintah daerah dalam menjalankanmengelola pembangunan daerahnya.
2.2.2.1. Disiplin Anggaran
Disiplin anggaran harus tertuju kepada arah dan kebijakan anggaran yang ditetapkan. Kebijakan anggaran adalah garis kebijakan pemerintah dalam
penetapan pengeluaran dan penerimaan Negara dalam rangka mencapai tujuan ekonomi nasional. Anggaran harus disusun berdasarkan kebutuhan riil dan
prioritas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing-masing. Kebijakan anggaran bertujuan untuk mengalokasikan sumber-sumber daya
ekonomi agar efisien, mendistribusikan sumber-sumber daya ekonomi dan kegiatan ekonomipembangunaan agar seimbang menuju ke arah keadilan dalam
pembagian pendapatan masyarakat dan tercapainya kemakmuran yang merata, menstabilkan perekonomian dan mengurangi pengaruh guncangan ekonomi
menuju kearah terciptanya kesempatan kerja yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang mantap.
Disiplin dalam penyusunanpengelolaan anggaran mengacu kepada 3 tiga prinsip disiplin anggaran yaitu 1 anggaran harus disusun berdasarkan kebutuhan
17 riil dan prioritas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit-unit kerja di
lingkungan pemerintah daerah, 2 dalam penyusunan anggaran harus dihindari terjadinya tumpang tindih duplikasi, 3 anggaran yang tersedia pada setiap pos
merupakan batas maksimum pengeluaran dan tidak dibenarkan melampaui batas anggaran yang telah ditetapkan
2.2.2.2. Prioritas Anggaran
Prioritas merupakan proses mengartikulasikan preferensi masyarakat dan memetakan preferensi tersebut ke dalam alokasi belanja Yuliyati, 2001.
Implementasinya sangat kompleks karena penentuan prioritas pada dasarnya merupakan proses politik, beban transaksi yang harus ditanggung dalam
menyusun prioritas sangat tinggi dari proses perencanaan sampai dengan menjadi daftar skala prioritas.
Dalam prakteknya, pemerintah daerah harus memiliki perencanaan jangka menengah 3 -5 tahunan dan perencanaan jangka pendek tahunan. Perencanaan
jangka menengah bersifat rangkaian kebijakan policy untuk menjamin kesinambungan program dan konsistensi, sedangkan perencanaan tahunan
merupakan operasionalisasinya yang berfungsi untuk menjaga fleksibilitas agar perencanaan tidak kaku dan dapat mengakomodir perubahan-perubahan
lingkungan strategis sehingga penyusunan skala prioritas dapat menampung aspirasi dan memetakan prefrensi masyarakat terhadap kebutuhan barangjasa
publik. Dengan disusunnya daftar skala prioritas, maka alokasi anggaran harus mengacutaat pada daftar skala prioritas yang telah dibuat.
Beberapa hal disarankan oleh Campos dan Pradhan 1996 yang dapat mempermudah dalam menyusun strategi prioritas sebagai berikut:
a. Proses perencanaan belanja harus berkaitan erat dengan keluaran yang ingin
dicapai. b.
Fleksibilitas unit-unit kerja dalam menyusun belanja lintas sektor. c.
Comprehensiveness dari anggaran. d.
Memanfaatkan umpan balik dari masyarakat. e.
Menggunakan kriteria obyektif.
18
2.2.2.3. Efisiensi Anggaran