Prioritas Anggaran Efisiensi Anggaran

107 Berdasarkan hasil uji Exact Fisher diperoleh keputusan untuk menolak H , hal ini berarti sejak diberlakukannya desentralisasi fiskal, disiplin anggaran di Kota Depok berbeda dengan Kabupaten Bogor dan disiplin anggaran di Kabupaten Bogor lebih baik dibandingkan Kota Depok. Pada umumnya alokasi belanja sudah sesuai dengan tujuan kebijakan anggaran dan sebagian besar duplikasi anggaran dapat dihindari. Namun demikian disiplin anggaran masih sulit untuk benar-benar ditegakkan karena adanya kepentingan-kepentingan kelompok tertentu sehingga kadang-kadang alokasi belanja tidak sesuai dengan kebijakan dalam anggaran, terjadi duplikasi anggaran, dan karena keterbatasan keuangan daerah Pemda Kabupaten Bogor dan Kota Depok masih mentolerir adanya off budget.

6.7.2. Prioritas Anggaran

Prioritas anggaran hendaknya disusun berdasarkan kebutuhan anggaran dari tingkat pemerintahan terbawah, mulai dari tingkat desakelurahan dan kecamatan serta memperhatikan program jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Dari seluruh responden yang diwawancarai menyatakan bahwa pembahasan alokasi anggaran telah sesuai dengan mekanisme yang ada tetapi hanya 18,75 persen menyatakan tidak dapat mentolerir munculnya alokasi baru dalam anggaran diluar prioritas yang telah ditetapkan. Hasil uji Exact Fisher menunjukkan kondisi penentuan prioritas anggaran di Kabupaten Bogor lebih baik dibaandingkan Kota Depok dan seringkali muncul alokasi baru yang tidak sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan. 108 Tabel 21. Pelaksanaan Prinsip Prioritas Anggaran dalam Penentuan Alokasi Belanja Daerah, 2010 Prioritas Anggaran Jumlah Responden Persentase 1 2 3 Pembahasan alokasi anggaran Sesuai mekanisme yang ada Menyimpang dari mekanisme yang ada 21 100,00 0,00 Munculnya alokasi baru dalam pos anggaran diluar prioritas Dapat ditolerir Tidak dapat ditolerir 12 100,00 0,00 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2010

6.7.3. Efisiensi Anggaran

Untuk mengukur tingkat efisiensi anggaran, ada 3 tiga tolok ukur yang dapat digunakan yaitu proses pembahasan anggaran, cara penetapan alokasi anggaran, dan penerapan angaran ketat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat 19,05 persen responden menyatakan bahwa pembahasan anggaran belum melalui pengkajian standar nilai ekonomi. Hal ini berarti perencanaan anggaran belum sepenuhnya dilakukan dengan memperhatikan efisiensi sehingga dapat terjadi ketidakefisienan inefficiency atau pemborosan anggaran. Oleh karena itu 85,71 persen responden menyatakan perlunya penerapan kendala anggaran ketat dalam penetapan alokasi anggaran. Hasil uji Exact Fisher menunjukkan bahwa kondisi di Kabupaten Bogor sama saja dengan Kota Depok dan kedua daerah itu berpendapat bahwa efisiensi anggaran mutlak diperlukan. 109 Tabel 22. Pelaksanaan Prinsip Efisiensi Anggaran dalam Penentuan Alokasi Belanja Daerah, 2010 Efisiensi Anggaran Jumlah Responden Persentase 1 2 3 Pembahasan APBD Telah melalui pengkajian standar nilai ekonomi Belum melalui pengkajian standar nilai ekonomi 17 4 80,95 19,05 Cara penetapan alokasi anggaran Telah menggunakan analisis benefit- cost Negosiasi antara Pemda dengan DPRD 18 3 85,71 14,29 Penerapan kendala anggaran ketat dalam penetapan alokasi anggaran Mutlak diperlukan Diperlukan pada situasi tertentu 18 3 85,71 14,29 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2010

6.7.4. Siklus APBD