Rekomendasi KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Cicadas, memberikan sumbangan pemikiran bahwa faktor internal ternyata tidak hanya berkaitan dengan temperamen, sikap atau karakter individu tetapi juga
berkaitan dengan status kepemilikan lahan individu yang bersangkutan. Adapun faktor lingkungan yang menjadi penentu dalam konteks studi ini adalah variabel
kelembagaan dan kepemimpinan.
Pemerintah Kota Bandung, Kecamatan, Kelurahan dan Instansi Terkait
1. Lebih meningkatkan Peran aparat Pemerintahan dalam pengawasan kebijakan tata ruang dan pemanfaatan lahan yang tepat.
2. Meningkatkan peran aparat Pemerintahan sebagai Pengembang
Masyarakat PM dimulai dari Kecamatan sampai Kelurahan tentang pentingnya melibatkan peran masyarakat dalam setiap program
pembangunan. 3. Meningkatkan peran instansi terkait lainnya seperti Puskesmas, Dinas
Pertamanan, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk bersama-sama mensosialisasikan tentang pentingnya penataan permukiman kumuh.
4. Mengetahui secara mendalam karakteristik serta kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal agar lebih mudah untuk menggerakkan partisipasi
masyarakat. 5. Memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur permukiman kumuh
disertai perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya dalam bentuk penciptaan lapangan kerja.
6. Meremajakan secara bertahap permukiman kumuh serta rumah tidak layak huni yang berbasiskan pada masyarakat, untuk mengurangi kuantitas dan
kualitas rumah yang tidak layak huni menjadi rumah sehat dan layak huni. 7. Memfasilitasi masyarakat yang menempati status lahan bukan milik
sendiri dengan pihak-pihak terkait dan bersama-sama mencari solusi pemecahannya.
Kelembagaan RT dan RW
1. Meningkatkan kualitas kepemimpinan dari ketua RT dan RW dalam menggerakkan masyarakat tanpa adanya perbedaan di dalam kelompok
masyarakat. 2. Memperluas jaringan sosial dengan Kelembagaan dan stakeholder lain
dalam upaya mengembangkan masyarakat lokal.
Pihak Swasta
1. Lebih meningkatkan kepedulian dan rasa sosial dalam membantu program penataan permukiman kumuh, bahwa program tersebut merupakan
tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Masyarakat dan pihak Swasta.
2. Membantu memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan . Graha
Ilmu. Jogjakarta. Arifin Haswinar. 2002. Jurnal Analisis Sosial Demokratisasi Dan
Kemiskinan . Akatiga. Bandung
As’ad, Moh. 1981. Psikologi Industri . Liberty. Yogjakarta.
Budihardjo, Eko Hardjohubojo, Sudanti. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan.
Alumni. Bandung. Direktorat Penyuluhan dan Bimbingan Sosial. 1980. Pembinaan Partisipasi
Sosial . Departemen Sosial. Jakarta.
Effendi, Onong Uchyana. 1986. Kepemimpinan dan Komunikasi . Alumni.
Bandung. Faisal, Sanapiah Mappiare, Andi. Tanpa Tahun. Dimensi-Dimensi
Psikologi . Usaha Nasional. Surabaya.
Gunardi, Agung, Sarwititi S, Purnaningsih, Ninuk Lubis, Djuara P. 2007. Pengantar Pengembangan Masyarakat
. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Haeruman, Herman Eriyatno. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.
Yayasan Mitra Pembangunan Desa Kota dan Business Innovation Center of Indonesia. Jakarta.
Hamudy, Moh. Ilham A.
Permukiman Kumuh di Bandung. http:pps.fisip.unpad.ac.id?q
. dikunjungi Sabtu 5 Juli 2008. Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
. Humaniora. Bandung.
Huraerah, Abu. 2007. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat .
Humaniora. Bandung. Http:www.kadinbandung.org
. diakses tanggal 19 Oktober 2008 Jam 18.30 WIB.
Http:www.ciptakarya.pu.go.id diakses bulan Juli 2008 Jam 19.00 WIB.
Http:www.demandiri.or.id diakses bulan Juli 2008 Jam 19.30 WIB
Ife, Jim. 2002. Community Development . National Library. Australia.
Irwanto, Elia, Herman, Hadisoepadma, Antonius, Priyani, MJ Retno, Wismanto, Yohanes Bagus Fernandes, Cosmas. 1994. Psikologi
Umum . PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kantor Litbang dengan PT Mapalus Menggala Engineering. 2004. Kajian Penataan Rumah Kumuh di Kota Bandung.
http:www.bandung.go.idimagesragaminforumah-kumuh.pdf .
dikunjungi sabtu 5 Juli 2008. Kolopaking, M Lala Nasdian, Fredian Tonny. 2007. Pengembangan
Masyarakat dan Kelembagaan Pembangunan .
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif . PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. Nasdian, Fredian Tonny Dharmawan, Arya Hadi. 2007. Sosiologi untuk
Pengembangan Masyarakat. Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Nasution, S. 1997. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif . Tarsito.
Bandung. Nitimihardjo, Carolina. 2007. Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan
Sosial. Pustaka Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung.
Oppenheim, A.N. 1966. Questionnaire Design And Attitude Measurement .
Heinemann Educational Books Ltd. London. Panjaitan, Nurmala, Nitimihardjo, Carolina Fahrudin, Adi. 2007. Prilaku
Manusia dalam Lingkingan Sosial. Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Peraturan Walikota Bandung. 2007.
Petunjuk Pelaksanaan PenyaluranPemberian Program Bantuan Peningkatan Kemakmuran
. Pemerintah Kota Bandung.
Pikiran Rakyat. Edisi 18 September 2007. Kawasan Kumuh Sampai Kapan?.
Bandung.
Rusli, Said, Wahyuni, Ekawati Sri Sunito, Melani A. 2007. Kependudukan
. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana
IPB. Bogor.
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Realita dan Tantangan
. Bumi Aksara. Jakarta. Safi’I, H.M. 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah
. Averroes Press. Malang
Siagian, Sondang P. 2000. Administrasi Pembangunan . Bumi Aksara.
Jakarta Sitorus, MT Felix Agusta, Ivanovich. 2007. Metodologi Kajian
Komunitas. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Sudriamunawar, Haryono. 2006. Kepemimpinan. Peran Serta dan
Produktivitas . Mandar Maju. Bandung.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayan Rakyat . Refika
Aditama. Bandung. Sumardjo Saharudin. 2007. Metode-metode Partisipatif dalam
Pengembangan Masyarakat .
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan
Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Pemberdayaan Sosial . Kompas. Jakarta.
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian
. PT Rena Pariwara. Jakarta Tjokroamidjoyo, Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi Pembangunan
. LP3ES. Jakarta.
Walgito, Bimo. 1983. Psikologi Umum . Fakultas Psikologi UGM.
Yogyakarta. Wikipedia Indonesia ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Kawasan
Kumuh. http:id.wikipedia.orgwikikawasan
kumuh. dikunjungi Kamis 3 Juli 2008.
Zastrow, Charles H Ashman, Karen K. Kirst. 2004. Understanding Human Behavior
. Thomson Learning Inc. USA.
GLOSSARY
APBD = Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Askeskin = Asuransi Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin
Bawaku Makmur = Bantuan Khusus Walikota untuk Peningkatan Kemakmuran
Bawaku Sekolah = Bantuan Khusus Walikota untuk Sekolah
BKKBN = Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BLT = Bantuan Langsung Tunai
BPM = Badan Pemberdayaan Masyarakat
FGD = Focussed Group Discussion
JPS = Jaring Pengaman Sosial
LPM = Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
MCK = Mandi Cuci Kakus
PDMDKE = Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis
Ekonomi PKK
= Peningkatan Kesejahteraan Keluarga PKL
= Pedagang Kaki Lima PLKB
= Petugas Lapangan Keluarga Berencana PPI
= Pusat Pelatihan Infanteri PRA
= Participatory Rural Appraisal P2KP
= Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan Raskin
= Beras untuk Masyarakat Miskin RKA
= Rencana Kerja Anggaran RT
= Rukun Tetangga RW
= Rukun Warga RTRW
= Rencana Tata Ruang Wilayah Toma
= Tokoh Masyarakat Toga
= Tokoh Agama UED-SP
= Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam UP2K
= Usaha peningkatan Pendapatan Keluarga
Lampiran : Dokumentasi
Gambar 1. Kondisi Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas
Kondisi MCK di RW 01 Kondisi MCK di RW 01
Kondisi MCK di RW 01 Kondisi MCK di RW 12 Kondisi MCK di RW 12
Gambar 2. Kondisi MCK di Kelurahan Cicadas
Kondisi MCK di RW 14 yang telah di Rehab pada bulan November 2009
Gambar 3. Kondisi MCK di Kelurahan Cicadas
Suasana FGD
Gambar 4. FGD di RW 01, RW 12, RW 14 dan RW 15
Kerja Bakti di RW 01
Gambar 5. Kerja Bakti
Lampiran : Dokumentasi
Gambar 1. Kondisi Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas
Kondisi MCK di RW 01 Kondisi MCK di RW 01
Kondisi MCK di RW 01 Kondisi MCK di RW 12 Kondisi MCK di RW 12
Gambar 2. Kondisi MCK di Kelurahan Cicadas
Kondisi MCK di RW 14 yang telah di Rehab pada bulan November 2009
Gambar 3. Kondisi MCK di Kelurahan Cicadas
Suasana FGD
Gambar 4. FGD di RW 01, RW 12, RW 14 dan RW 15
Kerja Bakti di RW 01
Tabel Hasil FGD pada Kelompok Status Lahan dan Bangunan Milik Sendiri dengan Status Lahan Bukan Milik Sendiri
MASALAH LAHAN DAN BANGUNAN MILIK SENDIRI
RW 01, RW 02, RW 09 LAHAN BUKAN MILIK SENDIRI
RW 03, RW 10, RW 12, RW 14, RW 15 PENYEBAB
AKIBAT UPAYA
PENYEBAB AKIBAT
UPAYA Rumah tidak layak
huni.
-
Faktor Ekonomi -Pendapatan tdk
menentu - Sering bocor, banjir,
kotor, dinding rumah kusam, kurang
ventilasi, lembab, kurang udara segar
dan pencahayaan. - Tidak punya MCK
sendiriMCK umum -Memperbaiki
kebocoran dgn biaya sendiri.
-Membersihkan gorong-gorong supaya
tidak banjir -Mengharapkan
bantuan Pemerintah untuk memperbaiki
rumah.
-
Faktor Ekonomi -Status kepemilikan
lahan yg tidak jelas -Kurang kesadaran
dari warga masyarakat -Kurang sosialisasi
dari Ketua RT dan RW
-
Rumah semi permanen terbuat
dari bilik dan seng. -Sering timbul
penyakit seperti sesak nafas, batuk,
diare, demam berdarah.
-Hidup tidak nyaman dan tidak
tenang -Sering bocor dan
banjir, lingkungan disekitar rumah
kotor. -Bangunan tdk
teratur dan berhimpitan,
penghuni banyak sedangkan rumah
kecil.
-
Meningkatkan kesadaran warga akan
pentingnya kebersihan dan keindahan rumah.
-Meningkatkan peran ketua RT dan RW
untuk mensosialisasikan dan
mengajak warga masyarakat dalam
menjaga dan membersihkan
lingkungan. -Memperbaiki sendiri
kebocorankerusakan rumah sesuai dgn
kemampuan ekonomi. -Mengharapkan
bantuan Pemerintah untuk renovasi rumah
Hasil Olah FGD bulan November dan Desember 2008
Tabel Lanjutan
MASALAH LAHAN DAN BANGUNAN MILIK SENDIRI
RW 01, RW 02, RW 09 LAHAN BUKAN MILIK SENDIRI
RW 03, RW 10, RW 12, RW 14, RW 15 PENYEBAB
AKIBAT UPAYA
PENYEBAB AKIBAT
UPAYA Lingkungan sekitar
rumah kotor dan berantakan
-Kurang kesadaran dari
warga untuk menata dan
menjaga lingkungan .
-Halaman rumah dijadikan usaha
menyimpan rongsokan
-Ketua RT dan RW jarang
mengajak kerja bakti
-Kotor, tidak ada penghijauan, banyak
tikus, sering banjir. -Sering timbul
penyakit seperti sesak nafas, batuk, diare,
demam berdarah. -Meningkatkan
kesadaran warga tentang pentingnya
lingkungan yang bersih yg disampaikan oleh
instansi terkait seperti Puskesmas, aparat
Kelurahan, Ketua RT dan RW, Tokoh
Masyarakat -Gotong royong
membersihkan saluran air kotor gorong-
gorong
-
Kurang kesadaran dari warga.
- Ketua RT dan RW tidak mengajak kerja
bakti. - Rumah dijadikan
usaha seperti warung Karena faktor
ekonomi, banyak warga sering
dijadikan sasaran rentenir untuk
meminjam uang - Kotor, berantakan,
sering banjir, tidak enak dipandang
mata.
-
Mengharapkan bantuan Pemerintah
Kota, Kecamatan, Kelurahan untuk
kejelasan kepemilikan lahan.
-Mendirikan Koperasi untuk menekan
jumlah rentenir. - Ketua RT dan RW
mengajak warga untuk membersihkan
lingkungan
Hasil Olah FGD bulan November dan Desember 2008
Tabel Lanjutan
MASALAH LAHAN DAN BANGUNAN MILIK SENDIRI
RW 01, RW 02, RW 09 LAHAN BUKAN MILIK SENDIRI
RW 03, RW 10, RW 12, RW 14, RW 15 PENYEBAB
AKIBAT UPAYA
PENYEBAB AKIBAT
UPAYA Sarana MCK tidak
memadai dan jumlahnya terbatas
Tidak tersedia sarana air bersih
-Tidak ada keinginan warga
untu memperbaiki sarana MCK.
-Tidak ada upaya dari Ketua RT dan
RW untuk memperbaiki
MCK. -Tidak ada lahan
yg strategis untuk membangun MCK
-Kondisi MCK yang buruk, tidak sehat,
tidak ada sarana air bersih, tidak ada
kloset, tidak ada penerangan untu
malam hari, MCK tidak mempunyai atap
dan pintu. -Meningkatkan
kesadaran warga masyarakat akan
pentingnya sarana MCK yang memenuhi
syarat kesehatan. -Memperbaiki MCK
dan membuat sarana air bersih dengan bantuan
dari program Pemerintah dan
swadaya masyarakat. -Tidak seimbang
antara jumlah MCK dengan jumlah warga
yang menggunakannya.
-Harus antri lama jika akan ke MCK
-Menghambat aktivitas karena
sering kesiangan. - Menambah
membangun MCK baru dengan bantuan
program pemerintah dan swadaya
masyarakat.
Hasil Olah FGD bulan November dan Desember 2008
Tabel 12 Lanjutan
MASALAH LAHAN DAN BANGUNAN MILIK SENDIRI
RW 01, RW 02, RW 09 LAHAN BUKAN MILIK SENDIRI
RW 03, RW 10, RW 12, RW 14, RW 15 PENYEBAB
AKIBAT UPAYA
PENYEBAB AKIBAT
UPAYA Program rehab
rumah kumuh dan program lainnya
tidak melibatkan kerjasama
masyarakat. Aparat Kecamatan
dan Kelurahan tidak melibatkan
ketua RT dan RW Ketua RT dan RW
tidak terbuka dan tidak melibatkan
masyarakat -Tidak ada partisipasi
masyarakat baik dalam bentuk
usulansaran, materi, tenaga.
-Tidak ada kerjasama antara masyarakat
dengan ketua RT dan RW.
-Kordinasi dari pihak Kecamatan maupun
Kelurahan kepada ketua RT dan RW
dalam prosedur pemberian bantuan
program rehab rumah kumuh.
-Ketua RT dan RW melibatkan masyarakat
dalam rehab rumah kumuh.
-Ada partisipasi masyarakat dalam
bentuk usulan, uang maupun tenaga
sukarela. -Pihak Kecamatan dan
Kelurahan tidak konsisten dalam
memberikan bantuan rehab rumah kumuh,
ada yang diberikan kepada ketua RW tapi
ada yang langsung diberikan kepada
warga penerima bantuan.
Ketua RT dan RW tidak melibatkan
masyarakat -Masih ada RW dan
RT yang tidak bisa melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi
Masyarakat enggan untuk menyumbang
uang atau materi lain maupun
memberikan tenaga sukarela
- Kordinasi antara ketua RT dan RW
kepada pihak Kecamatan dan
Kelurahan untuk menetapkan sistem
pemberian bantuan program rehab rumah
kumuh.
Ada keterbukaan kepada masyarakat
untuk melibatkan masyarakat tanpa
membeda-bedakan masyarakat.
Hasil Olah FGD bulan November dan Desember 2008
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENATAAN
PERMUKIMAN KUMUH
Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung
RIAWATI PRIHATINI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
ABSTRACT
RIAWATI PRIHATINI, The effort to enhance community participation in the ordering of slum areas program Case study of slum area at Kelurahan Cicadas
Kecamatan Cibeunying Kidul Bandung city. Advised by SOERYO ADIWIBOWO as chairman, CAROLINA NITIMIHARDJO as a member of
Adviser Commission.
One of the problems faced by the city government in conducting development is the rapid growth of the population which is not in balance with the
availability of land in the city. The imbalance, in turn, creates other problems, among athers is the slum areas. One of the slum areas in Bandung city is
Kelurahan Cicadas, district of Cibeunying Kidul, which has an area of 55 Ha. Its population is 12.886. This means that the density is about 234 per ha.
The government has implemented various programs to deal with the problem. Efforts and strategies are needed to promote community participation by looking
at the internal and external factors underlying their behaviour to participate. In order to support the implementation of the slum area development program, it is
necessary to use the participatory approach involving the community from planning to implementation and to evaluation stages of the program.
Based on the observation, interviews and Focused Group Discussion FGD cunducted by the writer, the low level of participation was caused mainly by the
lack of local institutional and leadership roles of the RT and RW. They had not provided opportunities and supports to involve the community in the programs, so
that they became reluctant and unmotivated to be involved in any development programs. Having no experience in participating in development programs, the
community do not have ability to participate voluntarily in labor or finacially. Based on another FGD conducted by the writer with the community, we have
designed some programs to promote people participation in the slum area development. The Programs are : 1 Enhancement of the quality of the RW and
RT officials, 2 Enhancement of economic condition. 3 Partisipative improvement of housing infrastructure, 4 Improvement of the quality of
community life Keywords : slum area, participation, leaderships.
RINGKASAN RIAWATI PRIHATINI. Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam
Program Penataan Permukiman Kumuh. Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Dibimbing
Oleh SOERYO ADIWIBOWO dan CAROLINA NITIMIHARDJO.
Sistem pemerintahan yang desentralistik menggunakan pendekatan yang sifatnya bottom up dimana rencana pembangunan yang disusun meliputi program
yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, atau dengan kata lain program dirancang oleh, dari dan untuk masyarakat. Masyarakat bukan lagi sebagai objek
tetapi sebagai subjek yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumberdaya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi hidup mereka. Untuk meningkatkan
kesadaran, membangun kepercayaan dan kemampuan kerjasama masyarakat ditempuh melalui pendekatan partisipasi warga masyarakat dalam proses
pembangunan.
Hasil pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, terutama di kota- kota besar selain menghasilkan pertumbuhan ekonomi juga menyebabkan
kepadatan penduduk karena penduduk luar kota datang untuk mencari pekerjaan ke kota. Kota besar menjadi faktor penarik pull factor bagi penduduk karena
banyaknya pembangunan yang ada di wilayah tersebut. Tingkat pertumbuhan penduduk di kota besar terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, akibatnya daya
dukung kota menjadi tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk perkotaan.
Kondisi tersebut mendorong tumbuhnya daerah-daerah kumuh slum diperkotaan. Kota Bandung sebagai kota besar tidak terlepas dari permasalahan
permukiman kumuh dengan kepadatan penduduknya yang kian hari kian terasa dimana dengan luas wilayah kota Bandung yang hanya 16.000 ha dihuni oleh
kurang lebih 2,8 juta jiwa. Idealnya dengan luas wilayah tersebut didiami oleh 300.000 – 400.000 jiwa saja. Pada saat ini sekitar 146 jiwa mendiami tiap hektar,
padahal menurut standar WHO idealnya hanya 96 jiwa di setiap hektar. Sehingga tidaklah heran jika banyak ditemukan kawasan kumuh yang menghiasi sebagian
wilayah kota Bandung seperti wilayah Jamika, Sadang Serang, Cicadas, Tamansari, Kiaracondong dll.
Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul merupakan salah satu Kelurahan yang tergolong kumuh di Kota Bandung. Dengan luas wilayah yang
hanya 55 ha dihuni oleh sekitar 12.886 jiwa, sehingga di Kelurahan Cicadas setiap hektarnya dihuni oleh 234 jiwa atau dihuni oleh 23.429 jiwaKm2. Kepadatan
penduduk di Kelurahan Cicadas mengakibatkan permukiman-permukiman hampir disetiap RW menjadi kumuh.
Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan kawasan kumuh telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk program seperti program perbaikan sarana
dan prasarana infrastruktur kawasan kumuh serta program rehabilitasi rumah kumuh. Berdasarkan data dan informasi hasil Pemetaan Sosial PL I yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari sampai 20 Februari 2008 dan Evaluasi Program PL II yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei sampai 6 Juni 2008,
program-program tersebut tampaknya belum dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dari permukiman kumuh terutama di Kelurahan Cicadas. Permasalahan
yang dihadapi adalah seberapa jauh program-program yang berkaitan dengan penataan permukiman kumuh dapat melibatkan partisipasi masyarakat di
Kelurahan Cicadas serta bagaimana karakteristik komunitas permukiman kumuh dan faktor-faktor apa yang menyebabkan partisipasi masyarakat aktif dan tidak
aktif dalam program penataan permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas ?
Tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat
dalam penataan permukiman kumuh dan merumuskan strategi pengembangan partisipasi
masyarakat di Kelurahan Cicadas di masa yang akan datang. Kajian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pemetaan sosial PL I,
evaluasi program PL II dan kajian lapangan dengan fokus mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh dan
merancang strategi dan program peningkatan partisipasi masyarakat di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah menggunakan pendekatan PRA Participatory Rural Appraisal dilakukan dengan cara : Wawancara Mendalam, Observasi Langsung
dan Focussed Group Discussion FGD. Sumber data di dapatkan dari hasil wawancara, pengamatan, FGD dan dokumentasi. Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan cara : reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau proses menemukan makna data.
Hasil kajian menunjukkan bahwa Dari 15 RW yang ada di Kelurahan Cicadas, 10 RW tergolong kumuh yaitu di RW 01, RW 02, RW 03, RW 04,
RW 09, RW 10, RW 11, RW 12, RW 14 dan RW 15. Karakteristik masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas terdiri dari 277 Kepala Keluarga
dengan jumlah jiwa sebesar 1753 terdiri dari 877 laki-laki dan 876 perempuan. Tingkat Pendidikan masyarakat permukiman kumuh sebagian besar adalah SD
50 dan SMP 48, dimana keseluruhan penghuni permukiman kumuh bekerja di sektor informal dengan pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hal ini menyebabkan mereka tidak mampu memiliki rumah dengan kondisi yang sehat dan layak huni. Terkadang rumah juga
dijadikan tempat usahagudang seperti usaha warung dan barang rongsokan yang menjadikan kondisi lingkungan sekitar rumah menjadi kotor dan berantakan.
Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah juga menunjang kekumuhan dari permukiman di Kelurahan Cicadas ditambah dengan
status kepemilikan lahan yang sebagian besar merupakan milik Angkatan Darat okupasi tanpa kejelasan yang menyebabkan sebagian warga masyarakat enggan
untuk memperbaiki kondisi rumah mereka. Masih banyak sarana dan prasarana pada permukiman kumuh yang belum memadai seperti sarana MCK dan sarana
air bersih.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam program penataan permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas, hanya dua RW yang menunjukkan tingkat
partisipasi masyarakat aktif dalam pelaksanaan program-program pembangunan yaitu di RW 11 dan RW 12. Delapan RW lainnya yaitu RW 01, RW 02, RW 03,
RW 04, RW 09, RW 10, RW 14 dan RW 15 tingkat partisipasi masyarakatnya
tidak aktif. Peran kepemimpinan lokal dari ketua RT dan RW faktor lingkungan yang mempunyai insiatif tinggi dalam berinteraksi dan meyakinkan masyarakat
untuk berperan serta dalam setiap program pembangunan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Kelurahan
Cicadas. Masyarakat akhirnya mau dan mampu faktor internal untuk berpartisipasi dalam program pembangunan khususnya yang berkaitan dengan
penataan permukiman kumuh.
Strategi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas adalah :
1 Peningkatan kualitas pengurus RW dan RT, 2 Peningkatan taraf ekonomi masyarakat, 3 Perbaikan sarana dan prasarana permukiman yang partisipatif, 4
Peningkatan kualitas hidup sehat masyarakat.
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENATAAN
PERMUKIMAN KUMUH
Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung
RIAWATI PRIHATINI
Tugas akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Kajian Pengembangan
Masyarakat KPM sebagai lanjutan dari kajian lapangan yang dilaksanakan di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.
Penulisan kajian ini tidak tedepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran dalam rangka penyusunan dan penyempurnaan kajian ini.
2. Ibu Dr. Carolina Nitimihardjo, MS, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan dorongan moril dalam
rangka penyelesaian kajian ini. 3. Departemen
Sosial Republik
Indonesia yang
telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menambah pengetahuan di bidang Pengembangan Masyarakat melalui proses pembelajaran di Magister
Profesional Pengembangan Masyarakat kerjasama Institut Pertanian Bogor dan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.
4. Segenap Pimpinan
dan civitas
akademika Magister
Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
5. Segenap Pimpinan dan civitas akademika Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial STKS Bandung.
6. Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti, MS, selaku Dosen Penguji Luar Komisi yang telah memberikan saran dan masukan guna perbaikan kajian ini
7. Camat Cibeunying Kidul, Lurah beserta staf dan Masyarakat Kelurahan Cicadas yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Kajian
Pengembangan Masyarakat. 8. Suami tercinta, Yoyo Sumarno dan putri tersayang Rifa Nur Khalisah
beserta orang tua tercinta dan seluruh keluarga penulis atas segala doa dan dorongan morilnya hingga penulis dapat menyelesaikan studi.
9. Seluruh sahabat dan teman-teman penulis, khususnya mahasiswa Magister Profesional Pengembangan Masyarakat angkatan V Bandung,
serta seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi selama proses perkuliahan. Penulis menyadari bahwa kajian lapangan ini masih sangat jauh dari
sempuma dikarenakan ada keterbatasan dan kemampuan penulis
dalam membahas dan melakukan analisa data. Namun harapan penulis semoga apa yang
telah dilakukan dapat menjadi langkah awal yang baik untuk proses selanjutnya. Semoga kajian ini bermanfaat dan semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Amin.
Bogor, Februari 2009
RIAWATI PRIHATINI
Nitro PDF Trial
www.nitropdf.com
DocuCom PDF Trial
www.pdfwizard.com
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 31 Agustus 1965 dari Ayah Irawan Soehartono dan Ibu Ramlah. Penulis merupakan putri pertama dari tiga
bersaudara. Tahun 1983 penulis lulus dari SMA Negri 7 Bandung dan pada tahun yang
sama melanjutkan Ke Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung sampai tingkat Sarjana Muda. Tahun 1994 menyelesaikan studi ke jenjang sarjana pada
Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang.
Penulis sampai saat ini bekerja sebagai Kasie Pemerintahan di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung dan berkesempatan
melanjutkan studi ke jenjang Pascasarjana pada Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerjasama Institut Pertanian Bogor dan Sekolah
Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung atas bantuan beasiswa dari Departemen Sosial.
Penulis telah menikah dengan Yoyo Sumarno dan dikaruniai 1 satu orang putri yang bernama Rifa Nur Khalisah 5 tahun.
Nitro PDF Trial
www.nitropdf.com
DocuCom PDF Trial
www.pdfwizard.com
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………………
xv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………
xvi GLOSSARY ………………………………………………………..
xvii I.
PENDAHULUAN …………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………... 3
1.3. Tujuan Kajian ………………………………………….. 5
1.4. Manfaat Kajian ………………………………………… 6
II. TINJAUAN TEORITIS …………………………………….
7 2.1. Pendekatan Holistis dalam Manajemen Kota …………..
7 2.2. Permukiman Kumuh ……………………………………
8 2.3. Partisipasi dalam Pembangunan ………………………..
12 2.3.1. Definisi Partisipasi ………………………………
14 2.3.2. Tipologi Partisipasi ………………………………
17 2.3.3. Bentuk Partisipasi ………………………………..
19 2.3.4. Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat ………
22 2.4. Kelembagaan ……………………………………………
24 2.4.1. Modal Sosial ……………………………………...
27 2.5. Kepemimpinan …………………………………………..
29 2.6. Kerangka pemikiran ……………………………………..
31 III.
METODE KAJIAN …………………………………………. 33
3.1. Batas-Batas Kajian ……………………………………… 33
3.2. Lokasi dan Waktu Kajian ……………………………….. 34
3.3. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………… 35
3.4. Jenis dan Sumber Data ………………………………….. 37
3.5. Pengolahan dan Analisis Data …………………………... 39
IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT KELURAHAN CICADAS..
41 4.1. Lokasi ……………………………………………………..
41 4.2. Kondisi Permukiman di Kelurahan Cicadas ………………
43 4.3. Kependudukan …………………………………………….
45 4.4. Struktur Mata Pencaharian ………………………………...
48 4.5. Struktur Ekonomi …………………………………………
50 4.6. Struktur Komunitas ……………………………………….
52 4.7. Organisasi dan Kelembagaan ……………………………..
54 4.8. Sumberdaya Lokal ………………………………………..
55 4.9. Masalah-Masalah Sosial …………………………………..
56 \
V. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT……………………………………………… 58
5.1. Deskripsi Kegiatan ……………………………………….. 58
5.2. Latar Belakang Program Bawaku Makmur ………………. 59
5.3. Prosedur Pelaksanaan Program Bawaku Makmur ………... 61
5.4. Latar Belakang Program Rehab Rumah Kumuh …………. 63
5.5. Prosedur Pelaksanaan Program Rehab Rumah Kumuh …… 64
5.6. Tinjauan Program dalam Kaitannya dengan Pengembangan Ekonomi Lokal ……………………………………………
66 5.7. Tinjauan Program dalam Kaitannya dengan Modal Sosial
Dan Gerakan Sosial ………………………………………. 68
VI. PERMUKIMAN KUMUH: KARAKTERISTIK DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT ……………………………… 72
6.1. Karakteristik Komunitas Permukiman Kumuh …………… 72
6.2. Kondisi Permukiman Kumuh ……………………………… 74
6.3. Status kepemilikan Lahan dan Rumah …………………….. 77
6.4. Relasi Sosial Masyarakat Kumuh ………………………….. 80 6.5. Tingkat Partisipasi Masyarakat Permukiman Kumuh ……… 82
VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI
MASYARAKAT ……………………………………………….. 90
7.1. Latar Belakang Rancangan Program ………………………. 90
7.2. Rancangan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat….. 92 7.3. Program Pelatihan dan Sosialisasi Peningkatan
Peran Ketua RW dan RT ……………………....................... 96
7.4. Program Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat ………… 97 7.4.1. Sub Program Pelatihan Ketrampilan ………...............
97 7.4.2. Sub Program Pelatihan Manajemen Koperasi ……….. 97
7.5. Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Permukiman Yang Partisipatif ……………………………………………
98 7.5.1. Sub Program Kerja Bakti …………………………….. 98
7.5.2. Sub Program Penyediaan sarana air bersih …………… 99 7.5.3. Sub Program Penyediaan sarana MCK ………………. 99
7.5.4. Sub Program Renovasi Rumah kumuh ………………. 101 7.6. Program Peningkatan Kualitas Hidup Sehat Masyarakat ….
101 VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………………………
103 8.1. Kesimpulan …………………………………………………
103 8.2. Rekomendasi ……………………………………………….
105 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
108 LAMPIRAN …………………………………………………………….
111
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Tabel Kelengkapan Metode ……………………………………
38 2. Penggunaan Tanah Kelurahan Cicadas …………………………..
42 3. Komposisi Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan
Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Kewarganegaraan ………… 45
4. Jumlah Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan Mobilitas Mutasi Penduduk …………………………………………………
47 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan
Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kewarganegaraan ……… 48
6. Jumlah Lembaga EkonomiJenis Usaha ………………………….. 50
7. KelembagaanOrganisasi …………………………………………. 54
8. Karakteristik Masyarakat Permukiman Kumuh Menurut Jumlah Kepala Keluarga, Jumlah Jiwa, Tingkat pendidikan dan Pekerjaan .. 72
9. Karakteristik Masyarakat Permukiman Kumuh Menurut Jumlah Kepala Keluarga, Jumlah Jiwa dan Kelompok Umur ……………… 74
10. Karakteristik Masyarakat Permukiman Kumuh Menurut Jumlah Kepala Keluarga serta Kepemilikan Lahan dan Bangunan ………… 78
11. Perbandingan Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhinya …………………………………
87 12. Rancangan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat ………
93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran ………………………………… 32
2. Piramida Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Umur ………… 46
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ………….. 49
4. Analisis Pohon Masalah ………………………………………….. 91