Latar Belakang Program Rehabilitasi Rumah Kumuh

prasarana dan infrastruktur terbatas seperti air bersih, saluran pembuangan air, listrik, sarana bermain anak dan tidak tersedianya ruang terbuka. Karena keterbatasan ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk MCK Mandi, Cuci, Kakus, mengambil air dan juga membuang sampah. Salah satu upaya Pemerintah Kota Bandung untuk mengurangi permasalahan diatas adalah dengan program Rehabilitasi rumah kumuh dan perbaikan infrastruktur kawasan kumuh. Diantaranya, dengan perbaikan dan peningkatan jalan gang, penyediaan sarana air bersih dan pembangunan drainase. Selain dukungan dari dana APBD Kota Bandung, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan partisipasinya dengan pemberdayaan masyarakat melalui dana swadaya untuk perbaikan rumah kumuh dan perbaikan infrastruktur kawasan kumuh.

5.5. Prosedur Pelaksanaan Program Rehab Rumah Kumuh

Pada tahun 2006, Pemerintah Kota Bandung dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD telah menganggarkan bantuan lantainisasi bagi rumah- rumah penduduk yang masih memiliki lantai dari tanah. Berdasarkan data keluarga Pra-sejahtera alasan ekonomi dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Kota Bandung , maka setiap Kecamatan yang ada di Kota Bandung mendapatkan bantuan lantainisasi dua buah rumah dimana setiap rumah mendapatkan bantuan sebesar Rp. 5.000.000,- Lima Juta Rupiah. Dari beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul, hanya Kelurahan Cicadas yang memberikan data rumah berlantaikan tanah sebanyak dua rumah yang berlokasi di RW 01. Lurah Cicadas mendapatkan data tentang rumah berlantaikan tanah berasal dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB setempat. Prosedur pengajuan data tidak berdasarkan hasil musyawarah dari Ketua RT dan ketua RW. Berdasarkan keterangan dari aparat Kelurahan, data tersebut diminta secepat mungkin oleh pihak Kecamatan selama jangka waktu dua dari sehingga tidak memungkinkan untuk proses musyawarah dari tiap-tiap Ketua RW. Akhirnya berdasarkan data yang ada di Kelurahan Cicadas, pada tahun 2006, pengajuan program rehab rumah kumuh diberikan kepada RW 01 Kelurahan Cicadas. Anggaran dana tahun 2006 yang turun pada bulan Desember menyebabkan jangka waktu yang cukup sempit dalam menyelesaikan program rehab rumah kumuh. Akhirnya pihak Kecamatan dan Kelurahan mengambil inisiatif untuk segera melaksanaan rehab rumah kumuh di RW 01 tanpa melibatkan institusi RW, RT dan masyarakat setempat, sehingga tidak ada swadaya dari masyarakat baik itu berupa bantuan dana maupun tenaga. Tenaga kerja yang digunakan adalah dua orang yang tinggal disekitar rumah yang akan direhab dengan upah standar sebagai kuli bangunan. Alasan tim Kecamatan dan Kelurahan tidak melibatkan institusi RW maupun RT disebabkan program ini harus cepat selesai dan harus segera memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada pihak Kecamatan yang akan diteruskan ke tingkat Kota Bandung. Pada tahun 2007 dan tahun 2008, Pemerintah Kota Bandung menambah jumlah pemberian bantuan rehab rumah kumuh sebanyak empat buah rumah tiap Kecamatan, dan tiap Kecamatan mengajukan data rumah yang akan direhab berdasarkan laporan dari Kelurahan. Hasil rapat minggon antara Camat dengan para Lurah disepakati untuk tahun 2007, Kelurahan Cicadas mendapatkan jatah dua buah rumah yang akan di rehab, sisanya dibagi untuk dua Kelurahan lain yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul. Dalam proses mendapatkan data tentang rumah kumuh, pihak Kelurahan menghubungi tiap-tiap Ketua RT dan Ketua RW untuk mengajukan data rumah kumuh. Masing-masing Ketua RT dan RW akan menentukan rumah warga masyarakat yang diusulkan untuk direhab berdasarkan fakta yang terlihat dari kondisi rumah serta tingkat ekonomi penghuninya. Penentuan rumah yang akan direhab tidak berdasarkan musyawarah dengan masyarakat. Pelaksanaan rehab rumah kumuh pada tahun 2007, dialokasikan kepada RW 08 dan RW 11. Pihak Kecamatan dan Kelurahan menyerahkan bantuan dalam bentuk uang secara utuh kepada ketua RW untuk masing-masing rumah sebesar Rp. 5.000.000,- Lima Juta Rupiah. Pelaksanaan program rehab rumah kumuh di RW 08, ketua RW tidak membentuk tim khusus dalam program rehab rumah kumuh. Ketua RW yang mengatur dan membelanjakan anggaran program tersebut sampai rehab rumah selesai dilaksanakan. Tidak ada swadaya