Sumberdaya Lokal Masalah-Masalah Sosial

Kelembagaan ini terbentuk pada tahun 2005. Aktivitas kelembagaan ini belum berfungsi secara optimal karena diantara para ketua RW sering berbeda pendapat, sehingga forum RW tidak mewakili aspirasi seluruh RW yang ada di Kelurahan Cicadas. Perbedaan pendapat ini seringkali terjadi akan tetapi tidak menjadikan suatu konflik yang serius. Kelembagaan ekonomi seperti UP2K, P2KP dan UED-SP semasa pemerintahan orde baru aktivitasnya masih berjalan, setelah masa pasca reformasi dengan adanya penggantian kepengurusan dari kelembagaan tersebut, aktivitasnya dapat dikatakan tidak ada. Kelembagaan LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagai kelembagaan mitra Lurah juga belum berfungsi secara optimal dan belum terlihat aktivitasnya secara rutin dan nyata. Kegiatan LPM bersifat insidentil, jika ada program dari Pemerintah Daerah. Masyarakat Kelurahan Cicadas belum sepenuhnya mengetahui fungsi dari kelembagaan LPM ini. Hanya komunitas tertentu saja yang mengetahui kelembagaan LPM ini seperti Ketua RW dan RT, ibu-ibu PKK yang biasanya aktif di Kelurahan sedangkan masyarakat biasa tidak terlalu mengenal kelembagaan LPM. Kelembagaan yang aktif dan secara rutin melaksanakan pertemuan sebulan sekali adalah kelembagaan PKK tingkat Kelurahan dan PKK tingkat RW, dimana seluruh anggotanya terdiri dari ibu-ibu.

4.8. Sumberdaya Lokal

Sumberdaya lokal yang dimiliki oleh wilayah Kelurahan Cicadas adalah : Lahan Lahan yang dimiliki oleh komunitas merupakan aset bagi masyarakat karena lahan yang dimiliki tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi di perkotaan. Akses ke pusat kota dan pusat perdagangan relatif cukup dekat cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak jarang sebagian masyarakat Kelurahan Cicadas menjual lahannya walaupun hanya sedikit tapi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sehingga dia bisa membeli lahan yang lebih luas walaupun agak jauh dari perkotaan. Bagi sebagian masyarakat yang memiliki tempat tinggal untuk disewakan, hal inipun dapat menjadikan aset dengan harga sewa yang cukup tinggi. Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja jika dilihat dari jumlah usia kerja 15-64 Th di keluarahan Cicadas sebanyak 8002 atau sekitar 62 dari keseluruhan jumlah penduduk. Ketersediaan tenaga kerja ini merupakan potensi jika diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan tenaga kerja yang trampil. Untuk itu diperlukan penciptaan lapangan pekerjaan dan pelatihan ketrampilan bagi tenaga kerja yang akan bekerja di sektor informal. Modal Modal berkaitan dengan modal ekonomi dan modal sosial yang dimiliki masyarakat. Modal ekonomi menyangkut asset produksi yang dimiliki oleh para pelaksana kegiatan ekonomi lokal serta dana bagi invenstasi. Akses penduduk terhadap modal dan upaya-upaya pengembangan usaha difasilitasi melalui bantuan modal seperti program JPS, BLT, P2KP, UP2K dan Bawaku Makmur. Modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Cicadas adalah berupa perkumpulan dan kelompok-kelompok yang terbentuk karena adanya kepercayaan, kerjasama dan jaringan kerja. Seperti kelompok arisan, kelompok pengajian ibu-ibu di tiap-tiap RW.

4.9. Masalah-Masalah Sosial

Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat Kelurahan dan tokoh masyarakat di Kelurahan Cicadas serta hasil studi dokumentasi diperoleh beberapa permasalahan sosial sebagai berikut : 1. Perbandingan antara jumlah populasi manusia dengan luas lahan yang ada di Kelurahan Cicadas dapat dikatakan telah melebihi batas daya dukung carrying capacity. Dampak dari kelebihan populasi terhadap luas lahan adalah padatnya penduduk yang menyebabkan kekumuhan di suatu wilayah ekosistem. Masalah terbatasnya lahan untuk penghijauan, sehingga menyebabkan minimnya daya serap air, sanitasi lingkungan yang tidak bersih yang menyebabkan rawan penyakit. Masyarakat terutama yang tinggal di permukiman padat akan sulit untuk mengakses sistem sumberdaya yang terdapat di lingkungannya. Keadaan ini dipersulit lagi dengan kondisi ekonomi yang kurang, sehingga akan memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan padat penduduk. Mereka akan mudah terkena berbagai macam penyakit karena lingkungan yang kotor, dengan kondisi ekonomi yang kurang mereka tidak mampu untuk berobat kerumah sakit. 2. Masih banyaknya masyarakat yang tergolong miskin di Kelurahan Cicadas, seperti yang diungkapkan oleh BPS Badan Pusat Statistik yang tergolong masyarakat miskin pada tahun 2007 terbagi menjadi : Hampir Miskin : 354 KK Miskin : 174 KK Sangat Miskin : 48 KK Jumlah : 576 KK atau 24 dari 2375 KK Sedangkan data dari Badan Keluarga Berencana BKB Kota Bandung, yang termasuk Keluarga Sejahtera I Alasan Ekonomi sebanyak 954 KK atau 40 dari 2375 KK. Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat miskin adalah faktor ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan untuk anak-anak sekolah dan biaya pengobatan jika mereka sakit. 3. Data penyandang cacat fisik sebanyak 38 orang dan cacat mental idiot, gila sebanyak 23 orang. Rata-rata para penyandang cacat fisik maupun cacat mental berasal dari keluarga miskin. Upaya yang dilakukan dalam penanganan kepada mereka adalah memberikan prioritas Askeskin agar mereka mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan. 4. Masalah pengangguran di Kelurahan Cicadas masih tergolong tinggi berdasarkan hasil pendataan oleh Kasie Kemasyarakatan pada tahun 2007 jumlah pengangguran yang terdata sebanyak 364 orang.

V. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT