107
sampai pada pemeliharaan MCK. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Aparat Kelurahan , RW dan RT.
7.5.4. Renovasi Rumah Kumuh
Rumah yang layak huni merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia dalam melangsungkan kehidupannya sebagai
manusia. Faktor Ekonomi dan pendapatan yang tidak menentu menjadi faktor penyebab bagi masyarakat permukiman kumuh tidak dapat memenuhi kebutuhan
rumah yang layak huni. Mereka lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian dan kesehatan daripada memperbaiki
rumah. Kondisi seperti ini akhirnya memunculkan banyak rumah yang tidak layak huni dan tidak memenuhi standar kesehatan seperti rumah yang kotor dan lembab
karena tidak ada ventilasi, dinding terbuat dari bilik dan seng bekas, lantai masih tanah, bocor, atap terbuat dari seng. Masih banyaknya kondisi rumah yang tidak
layak huni menjadikan permukiman menjadi kumuh. Upaya untuk menata permukiman kumuh, maka dirasakan masih perlunya program renovasi rumah
kumuh yang sifatnya terus-menerus berkelanjutan dan bergilir bagi warga yang tidak mampu memperbaiki kondisi rumahnya. Dengan renovasi dan perbaikan
rumah-rumah yang tidak layak huni diharapkan dapat mengurangi kualitas dan kuantitas permukiman kumuh. Program ini diharapkan dapat meningkatkan aspek
sosial dan kepedulian masyarakat lain yang tergolong mampu, Pemerintah, pihak swasta dan stakeholdern lain untuk membantu baik dalam bentuk tenaga, bahan
bangunan maupun materi lainnya. Penanggung jawab kegiatan ini dimulai dari Camat, Lurah, Ketua RW dan Ketua RT.
7.6. Program Peningkatan Kualitas Hidup Sehat Masyarakat
Kesadaran dan pengetahuan akan kesehatan serta kebersihan lingkungan masih tampak rendah pada warga permukiman kumuh. Hal ini terlihat dari
lingkungan sekitar permukiman yang masih kotor, tidak tertata dengan baik, kurangnya penghijauan dari tanaman. Penataan lingkungan merupakan faktor
yang sangat penting dalam usaha perbaikan permukiman kumuh. Upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan akan kesehatan dan kebersihan
107
lingkungan adalah melalui program sosialisasi kepada masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan
penyuluhan dan modelling percontohan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, aparat Kelurahan, Ketua RW dan RT, kader kesehatan, dan PKK tentang
pentingnya hidup sehat yang mencakup pada kesehatan lingkungan seperti sarana air bersih, sarana MCK, kebersihan rumah dan halamannya. Keberhasilan
program ini tergantung kepada partisipasi yang dimulai dari masyarakat, Tokoh Masyarakat, Pemerintah dan pihak swasta serta stakeholder lain.
107
107
107
VI. PERMUKIMAN KUMUH : KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
6.1. Karakteristik Komunitas Permukiman Kumuh
Berdasarkan hasil kajian di lapangan, dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi dari 15 RW yang ada di Kelurahan Cicadas, 10 RW
termasuk dalam permukiman kumuh. Karakteristik komunitas permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul seperti
yang tergambar dalam tabel berikut :
Tabel 8 Karakteristik Masyarakat Permukiman Kumuh Menurut Jumlah Kepala Keluarga, Jumlah Jiwa , Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan
NO RW
JUMLAH KK PERMUKIMAN
KUMUH JUMLAH JIWA
PENDIDIKAN TERAKHIR KK
Pekerjaan KK LK
PR JML
SD SMP
SMA Formal
Informal
1 RW 01
21 74
73 147
12 8
1 21
2 RW 02
15 37
41 78
7 8
15 3
RW 03 11
33 34
67 5
6 11
4 RW 04
25 85
81 166
9 14
2 25
5 RW 09
19 48
54 102
8 11
19 6
RW 10 21
83 79
162 9
12 21
7 RW 11
6 18
20 38
2 4
6 8
RW 12 88
276 265
541 49
36 3
88 9
RW 14 42
130 134
264 20
22 42
10 RW 15
29 93
95 188
18 11
29
JUMLAH 277
877 876
1753 139
132 6
277
Jika dilihat dari tabel di atas terdapat 277 Kepala Keluarga yang tinggal dipermukiman kumuh Kelurahan Cicadas. Jumlah jiwa keseluruhan para
penghuni permukiman kumuh adalah sebanyak 1753 jiwa, terdiri dari 877 laki- laki dan 876 perempuan. Dalam satu rumah rata-rata dihuni oleh lima sampai
sembilan orang jiwa, terkadang satu rumah ditempati oleh 12 orang dengan ukuran rumah kurang lebih hanya 25 meter persegi.
Sebagian besar tingkat pendidikan kepala keluarga masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas hanya lulusan SD dan SMP, kepala
keluarga yang tamat SD sebanyak 139 KK atau 50, tamat SMP sebanyak 131 KK atau 48, sedangkan yang tamat SMA hanya enam KK atau 2.
Berdasarkan mata pencaharian, keseluruhan masyarakat permukiman kumuh bekerja di sektor informal seperti tukang beca pendapatan Rp
25.000hari, tukang sumur bor pendapatan Rp. 3.000.000borongan4-5 orang, pedagang pendapatan Rp. 50.000hari, kuli bangunan Rp. 50.000hari.
Pendapatan tersebut tidak tetap setiap harinya, terkadang bagi kuli bangunan dan tukang sumur bor jika tidak ada pekerjaan mereka menjadi pengangguran. Bagi
sebagian keluarga permukiman kumuh, mereka mendapatkan tambahan penghasilan dari anggota keluarga lain seperti istri yang mempunyai usaha
warung atau anak-anak mereka yang sudah bekerja dan memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tua. Hal ini dikemukakan oleh ketua RW
14 S 76 Thn yang juga diungkapkan senada oleh Sekretaris RW 12, ketua RW 10, dan ketua RW 01.
“Rata-rata pekerjaan masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh serabutan, tidak menentu kadang kerja kadang tidak, ada yang pedagang,
tukang sumur bor, kuli bangunan, tukang beca. Kalau yang kerja sebagai pegawai justru bisa dihitung, sekitar 80 pekerjaannya rata-rata tidak
tentu sehingga penghasilannya juga tidak menentu, paling mereka terbantu oleh istrinya yang punya usaha dagang atau anaknya yang bekerja. Inipun
tidak banyak hanya sedikit saja”.
Penghuni permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas, terdiri dari balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Pembagian kelompok umur masyarakat
permukiman kumuh berdasarkan lokasi RW di Kelurahan Cicadas, dapat di lihat dalam tabel berikut :