Tehnik Pengumpulan Data METODE KAJIAN

dengan pengolahan data serta penulisan laporan hasil kajian pengembangan masyarakat. Setelah melalui proses bimbingan dan konsultasi dengan komisi pembimbing serta telah mendapat persetujuan, maka hasil kajian pengembangan masyarakat ini dapat dilanjutkan pada tahap seminar yang rencananya dilaksanakan pada bulan Februari 2009.

3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengambilan data yang dipergunakan adalah menggunakan metode PRA Participatory Rural Appraisal dilakukan dengan cara : 1. Wawancara Mendalam Wawancara dilakukan melalui kegiatan temu muka antara peneliti dengan tineliti informan untuk mendalami pandangan masyarakat tentang hidupnya, pengalamannya dan situasi sosialnya. Subjek yang akan diwawancarai terdiri dari Informan dan Responden. Informan terdiri dari Aparat Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, masyarakat yang tidak tinggal dipermukiman kumuh tapi berada disekitar permukiman kumuh. Responden terdiri dari masyarakat yang berada di permukiman kumuh. Wawancara kepada informan dan responden bertujuan untuk menggali karakteristik komunitas yang ada di permukiman kumuh, seperti rata-rata usia yang tinggal dipermukiman kumuh, rata-rata pendidikan komunitas permukiman kumuh, tingkat pendapatan dan pekerjaan mereka, kondisi rumah dan kepemilikan rumah komunitas permukiman kumuh serta pola relasi diantara sesama komunitas permukiman kumuh dan relasi komunitas permukiman kumuh dengan komunitas di luar permukiman kumuh. Tujuan lain dari wawancara adalah mengidentifikasi dan menelaah tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap program penataan permukiman kumuh. Dari hasil wawancara ini diharapkan dapat menyusun strategi pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi mereka terhadap permukiman kumuh. Responden yang telah diwawancara sebanyak 10 orang masyarakat permukiman kumuh dan 16 orang informan yang terdiri dari Aparat Kelurahan, Ketua RT dan RW, Tokoh masyarakat dan masyarakat yang berada di sekitar permukiman kumuh. Untuk memudahkan pengkaji dalam tehnik ini digunakan pedoman wawancara yang telah disusun terlebih dahulu. Terlampir. 2. Observasi Langsung Observasi langsung merupakan metode perolehan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung dilapangan, baik yang menyangkut objek, kejadian, proses, hubungan maupun kondisi masyarakat dan lingkungannya. Aspek yang akan diobservasi meliputi kondisi lingkungan permukiman kumuh, kondisi rumah, kondisi MCK umum, kondisi sarana dan prasarana seperti air bersih, sarana jalan, sarana pembuangan air limbah. aktivitas keseharian masyarakat permukiman kumuh, interaksi antara sesama masyarakat permukiman kumuh dan interaksi antara masyarakat permukiman kumuh dengan masyarakat sekitarnya. Pedoman Observasi terlampir. 3. Focussed Group Discussion FGD Menurut Sumardjo dan Saharudin 2007, FGD merupakan suatu forum yang dibentuk untuk saling membagi informasi dan pengalaman diantara peserta diskusi dalam satu kelompok untuk membahas satu masalah khusus yang telah terdefenisikan sebelumnya. Sasaran dari FGD adalah aparat Kelurahan, instansi terkait dinas perumahan, dinas pertamanan, dinas kesehatan, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, masyarakat permukiman kumuh, masyarakat di sekitar permukiman kumuh. Tujuan yang ingin dicapai dari FGD adalah menggali permasalahan, kebutuhan dan potensi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh, menggali aspek kemampuan, kemauan dan kesempatan dalam berpartisipasi terhadap kegiatanprogram sehingga dapat disusun suatu program untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh Pedoman FGD terlampir. Teknik yang digunakan dalam FGD adalah : 1. Pemetaan wilayah dan potensi sumberdaya fisik dan sumberdaya sosial. 2. Diagram alir sebab akibat keterkaitan antar permasalahan permukiman kumuh. 3. Rencana program terpadu FGD dilakukan kepada dua kelompok yaitu kelompok masyarakat permukiman kumuh yang memiliki status lahan dan bangunan milik sendiri dan kelompok masyarakat dengan status lahan bukan milik. FGD pada kelompok pertama dilaksanakan pada tanggal 20 November 2008, bertempat di rumah salah seorang warga RW 01. Peserta yang hadir sebanyak 12 orang merupakan perwakilan dari masyarakat RW 01, RW 02 dan RW 09. FGD pada kelompok kedua yaitu kelompok masyarakat yang memiliki status lahan bukan milik terdiri dari status lahan sewa diatas lahan milik perorangan, sewa di atas lahan milik Pemerintah Kota dan status lahan okupasi tanpa kejelasan milik Angkatan Darat. FGD dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2008 bertempat di rumah salah seorang warga RW 14. Peserta yang hadir sebanyak 16 orang merupakan perwakilan dari RW 03, RW 10, RW 12, RW 14 dan RW 15. Masing- masing FGD dilaksanakan satu kali selama kurang lebih 2 jam yaitu dari jam 10.00 sampai jam 12.00 WIB. Disebabkan oleh sesuatu hal, dinas instansi terkait lainnya yang diundang berhalangan hadir, sehingga FGD yang dilaksanakan hanya dihadiri oleh Sekretaris Kelurahan.

3.4. Jenis dan Sumber Data