II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pendekatan Holistis dalam Manajemen Kota
Dalam pengelolaan kota dan wilayah, diperlukan pemecahan masalah secara menyeluruh holistik. Menurut Sadyohutomo 2008 pendekatan menyeluruh
merupakan pendekatan multidimensi kesisteman agar penyelesaian masalah dapat dilakukan secara tuntas sampai pada akar permasalahannya dan bukan pemecahan
masalah yang bersifat semu atau pemecahan yang hanya tertuju pada tingkat gejala masalah simtomatik. Pendekatan holistik mempunyai pilar-pilar sebagai
berikut : 1. Secara Ekonomi menguntungkan.
Aspek penting yang perlu dipedomani dalam pengelolaan kota dan wilayah antara lain sebagai berikut :
a. Pembangunan ekonomi berkelanjutan berwawasan jangka panjang
b. Peningkatan pendapatan masyarakat c. Peningkatan lapangan pekerjaan
d. Pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan e. Pembangunan berbasis ekonomi atau sumber daya lokal, tetapi
berorientasi ekspor ke tingkat regional, nasional dan global. Pengembangan ekonomi mengintegrasikan antara aktor lokal
dengan penggerak dari luar. 2.
Ramah terhadap lingkungan. Aspek penting yang perlu dipedomani dalam pengelolaan kota dan
wilayah antara lain sebagai berikut : a. Konservasi dan pengawetan tanah dan lingkungan.
b. Efisiensi penggunaan sumberdaya, pergeseran dari penggunaan sumberdaya yang sekali pakai menuju ke penggunaan sumberdaya
yang dapat diperbaharui, misalnya daur ulang bahan industri dan pemakaian sumber energi tidak bertumpu pada energi fosil, tetapi
ditunjang energi biomasa pengolahan limbah untuk energi,
biodiesel dsb, energi air, energi matahari, energi angin dan energi nuklir.
c. Mengurangi dan memanfaatkan limbah. d. Teknologi yang sesuai tepat guna dan selalu berkembang.
3. Secara sosial dan politik diterima masyarakat dan sensitif terhadap
budaya. Penggunaan aspek-aspek sosial, politik, dan budaya setempat akan merangsang partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pengelolaan tata ruang. Dalam menangani permasalahan permukiman kumuh, diperlukan strategi
komprehensif meliputi pilar-pilar di atas, dengan konteks penekanan kepada peran serta masyarakat komunitas permukiman kumuh. Hal inipun dikemukakan
oleh Budihardjo dan Hardjohubojo 1993 bahwa salah satu pertimbangan dalam perencanaan kota adalah dengan menyerap aspirasi masyarakat.
Beberapa hal yang akan dibahas secara teoritis dalam kajian upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh di
Kelurahan Cicadas adalah pengertian tentang permukiman kumuh, partisipasi dalam pembangunan, definisi partisipasi, bentuk partisipasi masyarakat,
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, kelembagaan serta kepemimpinan.
2.2. Permukiman kumuh