Kondisi Permukiman Kumuh PERMUKIMAN KUMUH : KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

dinding yang terbuat dari bilik atau seng. Jika hujan terjadi bocor dan kadang- kadang banjir. Menurut S 56 Thn salah seorang warga RW 12 mengatakan : “Kami tidak bisa memperbaiki rumah karena faktor keuangan, kebutuhan sehari-hari sudah sangat sulit, apalagi untuk memperbaiki rumah. Belum lagi dengan status tanah milik PPI Angkatan Darat yang sebenarnya melarang mendirikan rumah permanen, jadi ya kondisinya seperti ini”. Bangunan yang permanen terdapat di RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, RW 09, RW 10 kondisinya tidak jauh berbeda dengan kondisi bangunan setengah permanen walaupun seluruh bangunan sudah terbuat dari tembok. Dinding yang kotor dan kusam, kurangnya ventilasi rumah untuk pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah, tidak terdapat pembagian ruang untuk kamar tidur, ruang penerima tamu dan ruang memasak. Dinding rumah dan atap rumah terkadang terbuat dari seng yang telah tua dan dipasang seadanya. Tidak ada jarak antara dinding rumah satu dengan dinding rumah yang lain, dinding rumahnya berhimpitan dan sebagian besar bangunan tidak teratur secara rapih. Untuk masuk ke permukiman kumuh harus melewati gang-gang kecil yang terkadang hanya cukup dilewati oleh satu orang saja. Terdapat beberapa rumah yang terletak dibelakang rumah yang lainnya, dengan kondisi pada siang hari, jalan menuju kerumah gelap karena tertutup oleh bangunan rumah yang lain. Kondisi rumahpun dalam keadaan gelap walaupun disiang hari dan sangat lembab. Keadaan lingkungan disekitar permukiman kumuh sangat kotor, dibagian depan rumah penduduk terdapat banyak barang-barang rongsokan karena rumah mereka dijadikan juga sebagai tempat usaha. Ada juga rumah yang merangkap menjadi warung. Beberapa rumah penduduk ada yang berhadapan dengan MCK Umum dan tempat mencuci. Hampir tidak ada ruang terbuka untuk bermain bagi anak-anak, mereka bermain di gang-gang sempit yang juga merupakan akses jalan bagi penduduk. Lingkungan rumah permukiman penduduk hanya beberapa rumah saja yang terdapat tanaman dalam pot. Di RW 01 hampir semua permukiman kumuh tidak terdapat tanaman di halaman rumah. Ketika pengkaji menanyakan kenapa tidak terdapat tanaman hidup disekitar halaman, mereka mengemukakan banyak tikus dan anak-anak yang sering merusak tanaman sehingga mereka malas untuk menanamnya. Kondisi MCK umum di RW 01 berada di atas kali, dengan kondisi dinding bangunan yang sudah berlumut, tidak ada atap untuk penutup dan tidak terdapat sarana air bersih. Pembuangan tinja langsung ke kali. Kondisi MCK di RW 02, RW 03, RW 04, RW 09, RW 10, RW 11 dan RW 15 sudah terdapat sarana kloset dan air bersih hanya kondisi bangunan kusam dan kotor. Kondisi MCK di RW 14 yang berjumlah dua buah kondisinya cukup memadai yaitu terdapat sarana kloset dan sarana air bersih, serta dinding terbuat dari keramik yang cukup bersih. MCK ini direhab pada bulan November 2008 atas bantuan dari sebuah yayasan Saung Kadeudeuh yang berada di Kota Bandung sebesar Rp. 15.000.000 Lima Belas Juta Rupiah, tidak ada swadaya dari masyarakat dalam pembangunan MCK ini. MCK yang ada di RW 12 seluruhnya berjumlah delapan buah yang tersebar di empat RT, sebagian MCK telah mendapatkan program perbaikan sehingga kondisinya cukup memadai, sudah terdapat sarana kloset dan air bersih hanya dinding masih terlihat kotor. Jumlah MCK ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang berjumlah 758 jiwa, seperti yang dikemukakan ketua RT 01 RW 12 G 50 Th : “Kondisi MCK sudah cukup bagus setelah ada bantuan dari pemerintah, tapi karena jumlahnya sedikit sedangkan yang pakai banyak, maka kalau pagi-pagi antri juga, ini merepotkan bagi masyarakat yang akan kerja, ada satu MCK yang gorong-gorongnya kecil jadi sering meluap jika hujan, perlu diganti oleh gorong-gorong yang besar, kami mengharapkan bantuan lagi dari pemerintah, untuk swadaya masyarakat nanti kami bisa atur dan mengadakan pertemuan dengan warga. Biasanya warga disini bisa diajak untuk kerjasama, mereka tidak sulit jika ketua RW dan RT yang mengajak”. Kondisi sarana air bersih di RW 03, RW 04, RW 09, RW 10 dan RW 11 permukiman kumuh merupakan sarana air sumur yang bisa diambil langsung oleh masyarakat dan diangkut kerumah-rumah. Di RW 01 hanya terdapat satu sumur pompa untuk memenuhi kebutuhan air pada permukiman kumuh dengan kondisi air yang tidak jernih dan tidak dapat dipergunakan untuk memasak dan minum. Untuk keperluan memasak dan minum, mereka meminta kepada tetangga terdekat yang mempunyai sumber air bersih. Di RW 12, RW 14, dan RW 15 masyarakat menggunakan sarana air bersih dengan menggunakan mesin jet pump yang ditampung kedalam penampungan kemudian dialirkan kerumah-rumah penduduk dengan menggunakan pipa selang dan paralon. Masyarakat ditarik iuran untuk pembayaran listrik sebesar Rp. 10.000 per bulannya. Jika ada kelebihan dari pembayaran tersebut disimpan oleh salah seorang warga yang dipercaya untuk mengelola keuangan, hal ini untuk menanggulangi apabila ada kerusakan pada mesin jet pump sehingga tidak perlu menarik pembayaran kembali kepada masyarakat.

6.3. Status Kepemilikan Lahan dan Rumah

Status kepemilikan lahan dan rumah permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas terbagi menjadi: 1. Permukiman kumuh milik sendiri, yaitu lahan dan bangunan merupakan milik sendiri dan ditempati sendiri oleh pemiliknya. 2. Permukiman kumuh bukan milik, terdiri dari status sewakontrak rumah, sewa diatas lahan Pemerintah Kota Bandung Hak Guna Bangunan, sewa diatas lahan perorangan dan okupasi tanpa kejelasan diatas lahan milik Angkatan Darat PPI. Data yang diperoleh tentang status kepemilikan lahan dan bangunan, dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 10 Karakteristik Masyarakat Permukiman Kumuh Menurut Jumlah Kepala Keluarga serta Status Kepemilikan lahan dan Bangunan NO RW JUMLAH KK PERMUKIMAN KUMUH Status Kepemilikan Lahan dan Bangunan Milik Sendiri Bukan Milik 1 2 3 4 Jml 1 RW 01 21 13 8 8 2 RW 02 15 4 4 7 11 3 RW 03 11 3 8 11 4 RW 04 25 9 16 25 5 RW 09 19 13 6 6 6 RW 10 21 15 2 4 6 7 RW 11 6 2 4 4 8 RW 12 88 12 76 88 9 RW 14 42 22 3 17 20 10 RW 15 29 8 5 16 21 JUMLAH 277 77 56 31 4 109 200 Persentase 28 20 11 1 40 72 Ket. Bukan Milik : 1 = Sewakontrak rumah 2 = Tanah milik perorangan, bangunan milik sendiri 3 = Tanak milik Pemerintah Kota, bangunan milik sendiri 4 = Tanah milik Angkatan Darat PPI, bangunan milik sendiri Hanya terdapat 77 bangunan atau 28 permukiman kumuh dengan status milik sendiri dan ditempati sendiri oleh pemiliknya. Sebanyak 200 bangunan atau 72 permukiman kumuh dengan status lahan kepemilikan bukan milik sendiri yang terdiri atas status sewakontrak sebesar 20, status lahan milik perorangan sebesar 11, status lahan milik Pemerintah Kota Bandung sebesar 1 dan yang terbanyak adalah status lahan milik Angkatan Darat PPI yaitu sebesar 40. Permukiman kumuh dengan status milik sendiri dan ditempati oleh pemiliknya berada di sebagian RW 01, RW 02, RW 09, RW 10, RW 11, RW 14 dan RW 15, sedangkan permukiman kumuh dengan status sewakontrak rumah berada di setiap RW. Pada umumnya mereka menyewa untuk satu atau dua tahun dengan biaya sewa atau kontrak satu rumah sebesar Rp. 200.000 – Rp. 300.000