DAS Cimanuk Kondisi Umum Delapan DAS di Jawa 1. DAS Ciujung

68 daerah irigasinya; d Dam pada Sungai Cilame dan Cipunagara, yang bersama- sama akan membentuk satu waduk, dipadukan dengan Waduk Sadawarna dan sebagian dari Waduk Cibeber; e Waduk Cipunagara dan bendungan pengatur di Sadawarna, yang digabungkan dengan Daerah Irigasi Sadawarna dan sebagian Daerah Irigasi Cibeber; f Waduk Cibeber, dengan saluran penghubung antara Sungai Cipunagara dan Cibeber serta Daerah Irigasi Cibeber; g Waduk Kandung dan daerah irigasinya; dan h Waduk Sukawana terletak di daerah Cimahi. Pelaksanaan untuk Waduk Sukawana diharapkan dapat menghasilkan debit sebesar 0,17 m 3 detik IWACO, 2002.

4.3.4. DAS Cimanuk

Sungai Cimanuk terletak di Provinsi Jawa Barat dengan panjang sungai utama kurang lebih 230 km. Luas DAS Cimanuk kurang lebih 3.600 km 2 atau kurang lebih 2,75 dari luas Pulau Jawa. Mata air sungai Cimanuk berasal dari lereng Gunung Papandayan 2.622 m dan Mandalagiri 1.813 m yang kemudian mengalir sepanjang Sungai Cimanuk hingga bermuara ke Laut Jawa. DAS Cimanuk hulu merupakan dataran tinggi kurang lebih 700 m, yang dikelilingi oleh 12 pegunungan, dimana beberapa diantaranya terdapat gunung api aktif dengan puncak tertinggi dari 2.000 – 3.000 m. Pada DAS bagian tengah merupakan plateau yang lebih rendah yang berada di bagian tengah Sungai Cimanuk dengan dua anak sungai yaitu Sungai Cilutung dan Cipeles. Pada bagian hilir merupakan dataran rendah hingga dataran pantai di bawah ketinggian 50 m. Masalah utama dari bagian hilir ini adalah banjir saat musim penghujan. Jumlah penduduk yang tinggal di DAS Cimanuk pada tahun 1995 kurang lebih 3,08 juta jiwa, namun pada tahun 2005 bertambah menjadi 4,4 juta jiwa dengan kepadatan penduduk kurang lebih 1.222 jiwakm 2 . Sebagian besar penduduk yang tinggal di DAS Cimanuk bermatapencaharian yang berkaitan dengan pertanian. Hal ini tercermin dari besarnya prosentase penggunaan lahan pertanian lahan kering yang mencapai 47,96 dari luas DAS Cimanuk. Berdasarkan interpretasi citra satelit Landsat tahun 2001, jenis penggunaan 69 lahan hutan 19,09, sawah 18,47, permukiman 5,38, tambak 4,2, semak belukar 2,06 dan perkebunan 0,31 Gambar 18. Gambar 18. Kondisi tutupan lahan berdasarkan citra Landsat tahun 2001 di DAS Cimanuk Intensifnya pengolahan lahan untuk pertanian, khususnya yang berada di dataran tinggi tanpa diikuti dengan konservasi tanah telah menyebabkan erosi di DAS Cimanuk. Sedimen lapang di DAS Cimanuk diperkirakan 6.350 tonkm 2 tahun Kusmandari and Mitchell, 1997. Kondisi demikian menyebabkan rata-rata volume tahunan sedimen yang terdeposisi di muara Sungai Cimanuk kurang lebih 12,7 x 10 6 m 3 tahun. Hal ini berarti 60 kali lebih besar daripada sedimentasi di Sungai GanggaBrahmaputra dan Sungai Herbert Wolanski and Spagnol, 2000. Rata-rata curah hujan tahunan di DAS Cimanuk kurang lebih 2.195 mm dan debit tahunan kurang lebih 63,6 m 3 detik atau 4,3 m 3 detik100 km 2 di Stasiun Eretan 1.460 km 2 . Debit Sungai Cimanuk mempunyai karakteristik musim, dengan rata-rata debit bulanan di hilir berkisar antara 260 m 3 detik pada musim hujan hingga 20 m 3 detik pada saat musim kemarau. Kondisi demikian berpengaruh terhadap luasan irigasi sawah yaitu kurang lebih 118.000 ha dapat 70 diairi, sedangkan pada musim kemarau hanya kurang lebih 50.000 ha yang dapat memperoleh air secara penuh Pawitan et al., 2000. Oleh karena itu pada tahun 1979 telah disusun studi mengenai The Cimanuk Basin Development Project SMEC, 1979, yang diantaranya berisi mengenai pengelolaan sungai Cimanuk dalam kaitannya dengan penyediaan air dan mitigasi banjir di bagian hilir. Studi kelayakan mengenai Waduk Jatigede dan fasilitas PLTA juga telah dilakukan sejak tahun 1977. Waduk Jatigede terletak di Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil evaluasi dari Lower Cimanuk Flood Control Project SMEC 1983, Waduk Jatigede memiliki potensi paling baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai economics internal rate of return EIRR lebih tinggi 20,34 dan harga tampungan per m 3 rendah Rp. 650 per m 3 . Volume tampungan Waduk Jatigede adalah 797 juta m 3 . Manfaat yang diperoleh dari pengembangan Waduk Jatigede adalah pengairan irigasi seluas 68.280 ha, potensi listrik dan penyediaan air baku untuk 79.683 jiwa. Biaya konstruksi untuk pengembangan Waduk Jatigede adalah 517,9 juta US Kurs Rp. 8.500 per US , tahun 2003. Selain itu sesuai dengan studi The Cimanuk Basin Development Project SMEC, 1979, pembangunan waduk-waduk lainnya diperlukan untuk pengelolaan sumber daya air di DAS Cimanuk. Pembangunan waduk yang telah dilakukan studi antara lain:  Waduk Cipasang yang berdasarkan hasil evaluasi dari Lower Cimanuk Flood Control Project SMEC, 1983 memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan karena memiliki nilai EIRR lebih tinggi 17,65 . Waduk Cipasang terletak di Kabupaten Garut, dengan volume tampungan sebesar 395 juta m 3 . Manfaat yang diperoleh dari pengembangan Waduk Cipasang adalah pengairan irigasi seluas 18.960 ha dan penyediaan air baku untuk 22.126 jiwa. Biaya konstruksi untuk pengembangan Waduk Cipasang adalah 401,9 juta US Kurs Rp. 8.500 per US , tahun 2003.  Waduk Kadumalik terletak di Kabupaten Majalengka. Waduk Kadumalik adalah waduk yang memiliki biaya pembangunan konstruksi yang lebih murah yaitu sebesar 164,8 juta US Kurs Rp. 8.500 per US , tahun 2003 memiliki nilai yang positif bila dibanding dengan pembangunan waduk 71 lainnya. Waduk Kadumalik dapat mengairi 20.000 Ha lahan irigasi pada saat musim kemarau. Jika pembuatan Waduk Jatigede ditunda, maka Waduk Kadumalik dengan ketinggian 294 meter dapat menjadi alternatif cadangan utama pembuatan waduk pertama di DAS Cimanuk karena biaya pembangunannya yang lebih murah.  Waduk Pasirkuda terletak di Kabupaten Majalengka dengan volume tampungan sebesar 2,4 juta m 3 . Nilai ekonomi proyek IRR pengembangan Waduk Pasirkuda adalah 6,07 dan biaya konstruksi untuk pengembangan adalah 72,2 juta US Kurs Rp. 8.500 per US , tahun 2003.  Waduk Cipeles memiliki volume tampungan sebesar 175 juta m 3 . Manfaat yang diperoleh dari pengembangan Waduk Cipeles adalah pengairan irigasi seluas 12.000 ha dan penyediaan air baku untuk 14.004 jiwa. Nilai ekonomi proyek IRR pengembangan Waduk Cipeles adalah 6,57 dan biaya konstruksi untuk pengembangan adalah 104,8 juta US Kurs Rp. 8.500 per US , tahun 2003.

4.3.5. DAS Citanduy