43 Fluxes of River Basins of the Java Island
SARCS project 9501CW: Juni 2006 - September 2007.
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksploratif-investigatif yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari fenomena-fenomena yang ada, mencari dan
mengungkapkan keterangan-keterangan secara faktual, serta membandingkan obyek penelitian dengan lainnya Nazir, 1999. Penelitian mengenai karakteristik
fluks karbon dari sungai-sungai di Indonesia belum dilakukan investigasi dalam studi lapangan secara mendalam Baum et al., 2007. Penelitian mengenai
karakteristik fluks karbon pada dasarnya jenis penelitian dasar yang dilakukan untuk menjawab permasalahan lingkungan, khususnya dalam menjelaskan state of
the knowledge dari siklus karbon yang selalu berkembang Bolin et al., 1976;
Sabine et al., 2004.
3.3.1. Karakteristik Fluks Karbon dari Sungai 3.3.1.1. Tujuan
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mengkaji karakteristik fluks karbon dari sungai, baik yang menyangkut fluks tahunan, pola musiman,
hubungan dengan debit dan penduduk, luas DAS dan jebakan karbon di sungai.
3.3.1.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder hasil pengukuran karbon yang pernah dilakukan sebelumnya. Data karbon untuk DAS
Brantas merupakan hasil penelitian dari The Brantas Catchment Water and Carbon Cycle
yang dibiayai melalui hibah penelitian dari The Southeast Asia Regional Center for START
dan BPPT melalui SARCS project 9401CW. Pengukuran tersebut dilakukan selama Juli 2005 hingga April 2006 untuk periode
pengambilan tiap dua bulan sekali. Sedangkan data karbon untuk tujuh sungai lainnya yaitu: Sungai Ciujung,
Cisadane, Citarum, Cimanuk, Citanduy, Serayu, dan Bengawan Solo merupakan hasil pengukuran “Carbon, Nutrient and Water Fluxes of River Basins of the Java
Island” , yang merupakan penelitian dengan biaya dari hibah the Southeast Asia
44 Regional Center for START
dan IPB melalui SARCS project 9501CW-0021. Pengukuran tersebut dilakukan selama September 2006 hingga Januari 2008
untuk periode pengambilan tiap tiga bulan sekali. Lokasi pengambilan sampel pada kolom air untuk mengukur fluks karbon
dan parameter kualitas air lainnya ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
a Di bagian hilir yang tidak terpengaruh oleh back water air laut pasang intrusi air laut.
b Di bagian hilir, sungai utama sudah tidak mempunyai percabangan atau anak sungai yang cukup besar yang secara signifikan akan mempengaruhi debit
sungai utama tersebut. c Terdapat stasiun pengukuran debit di sekitarnya.
d Jika terdapat bendung pada suatu sungai maka pengambilan sampel kualitas air dilakukan di dua tempat yaitu di bagian hulu dan hilir dari bendung
tersebut. e Titik pengambilan sampel ditentukan dengan mendasarkan pada ketentuan
yang ada, yaitu Effendi, 2003:
Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m
3
detik, sampel air diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman sungai.
Pada sungai dengan debit antara 5 - 150 m
3
detik, sampel air diambil pada dua titik, masing-masing pada jarak 13 dan 23 lebar sungai pada
0,5 x kedalaman sungai.
Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m
3
detik, sampel air diambil minimum pada enam titik, masing-masing pada jarak ¼, ½, dan ¾
lebar sungai pada 0,2 x kedalaman sungai dan 0,8 x kedalaman sungai. Jenis data yang diperlukan adalah data karbon sungai dalam enam bentuk
yaitu: 1 total organic carbon TOC; 2 total inorganic carbon TIC; 3 dissolved organic carbon
DOC; 4 dissolved inorganic carbon DIC; 5 particulate organic carbon
POC; dan particulate inorganic carbon PIC. Selain itu diperlukan data debit sungai sesaat bersamaan dengan waktu
pengambilan sampel air dan debit rata-rata untuk menghitung besarnya fluks.
45 Beberapa data kualitas air lain yang digunakan antara lain: temperatur air,
dissolved oxygen DO, konduktivitas, dan pH air.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka jumlah keseluruhan lokasi pengambilan sampel karbon sungai yang digunakan untuk penelitian ini
sebanyak 13 lokasi. Untuk mempermudah pembacaan dari kelompok sungai dan masing-masing lokasi pengambilan sampel karbon, maka digunakan pengkodeaan
dari masing-masing sungai dengan penambahan huruf K untuk membedakan dengan stasiun debit sungai, yaitu Ciujung CIU-K, Cisadane CIS-K, Citarum
CIT-K, Cimanuk CIM-K, Citanduy CID-K, Serayu SER-K, Bengawan Solo SOL-K, dan Brantas BRA-K. Untuk pengkodean pembagian hulu dan
hilir dari lokasi pengambilan sampel karbon digunakan angka 1 hulu dan 2 hilir. Untuk Sungai Brantas yang kondisi sungainya di bagian hilir bercabang 2,
maka digunakan penambahan kode A untuk Stasiun Gunung Sari dan B untuk Stasiun Porong. Pengambilan sampel karbon dilakukan di hulu dan hilir sungai
dimaksudkan untuk analisis jebakan karbon. Daftar lokasi pengambilan sampel karbon sungai disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Lokasi pengambilan sampel karbon sungai
No Lokasi
Sungai Kode
Luas sub DAS km
2
Keterangan 1
Kragilan Ciujung
CIU-K1 1.623
Jembatan Kragilan, Desa Selikur, Kec. Cikande, Kab. Serang
2 Teras
Bendung Ciujung
CIU-K2 1.695
Desa Jongjing, Serang 3
Pasar Baru Cisadane
CIS-K1 1.450
Pintu air Pasar Baru, Cisadane, Tangerang
4 Teluk Naga
Cisadane CIS-K2
1.500 Perahu penyeberangan, Desa Teluk
Naga, Kec. Teluk Naga, Tangerang 5
Kd Waringin Citarum- CIT-K
5.480 Desa Bojongsari, Kec.Kedung
Waringin, Kab.Bekasi 6
Cimanuk II Cimanuk
CIM-K1 3.140
Jembatan Cimanuk II, Cirebon 7
Rambatan Cimanuk
CIM-K2 3.320
Bendung karet Rambatan, Cirebon 8
Rawalo Up Serayu
SER-K1 2.630
Desa Kaliwangi, Banyumas 9
Rawalo Ds Serayu
SER-K2 2.715
Desa Rawalo, Kec. Rawalo, Banyumas
10 Manganti
Citanduy CID-K
2.186 Perahu penyeberangan, Desa
Bojongsari, Kec. Kedungreja, Cilacap 11
Dukun B.Solo
SOL-K 14.382
Jembatan Dukun, Desa Dukun, Kec. Dukun, Gresik
12 Gunung Sari
Brantas BRA-KA
11.078 Jembatan Gunungsari, Surabaya
13 Porong
Brantas BRA-KB
10.573 Jembatan Porong, Sidoarjo
46
3.3.1.3. Analisis Data