Perpindahan CO KARAKTERISTIK FLUKS KARBON DARI SUNGAI- SUNGAI UTAMA

102

5.4. Perpindahan CO

2 dari Sungai ke Atmosfer Sungai dan estuari sekarang ini dikenal sebagai sumber utama dari CO 2 ke atmosfir Frankignoulle et al., 1998. Secara global perpindahan CO 2 dari sungai ke atmosfer diperkirakan 1,1 GtCtahun IPCC, 2007a. Sungai dan estuari menunjukkan besaran CO 2 secara sangat jenuh dibandingkan besaran di atmosfir Barth and Veizer, 1999; Devol et al., 1987; Frankignoulle et al., 1998; Hamilton et a l., 1995; Jarvie, et al., 1997; Jones and Mulholland, 1998; Neal et al., 1998; Raymond et al., 1997. Akibatnya, sebagian dari DIC yang terdapat di sungai sebagai kelimpahan CO 2 dapat lepas ke atmosfir karena kesetimbangan air dan atmosfir. Kelimpahan CO 2 sebagai akibat dari: 1 masukan dari wilayah sekitar termasuk dari tanah Barth and Veizer, 1999; Jones and Mulholland, 1998, lahan basah Hamilton et al ., 1995, rawa pasang surut Cai et al., 1999 dan daerah perkotaan Jarvie, et al ., 1997; 2 produksi dari organisme heterotropik dan asimilasi dari fitoplankton Barth and Veizer, 1999; Devol et al., 1987; Frankignoulle et al., 1998; dan 3 perpindahan CO 2 ke atmosfir yang ditentukan dari perbedaan nilai pCO 2 antara air dan atmosfir serta ditentukan oleh koefisien pertukaran gas K. Banyak hubungan empiris berbeda yang dipakai yang dapat memberikan nilai K sebagai fungsi dari debit aliran Jones and Mulholland, 1998; Neal et al., 1998, kecepatan arus dan kedalaman arus air, kecepatan angin dan atau kecepatan angin dan arus air. Bagaimanapun juga, hasil kajian semua ini menunjukkan bahwa karena sifat turbulensi di air sehingga koefisien pertukaran gas lebih tinggi di sungai daripada di laut untuk besaran kecepatan angin yang sama. Terlebih, variabilitas ruang dan waktu adalah tinggi karena kompleksitas hidrodinamik dan geomorfologi dari lingkungan tersebut Abril et al., 2000; Clark et al., 1994; Raymond et al., 1997. pCO 2 dan DIC dihitung dari besaran hasil pengukuran pH dan total alkalinitas Abril et al., 2000. Kelimpahan CO 2 digambarkan dalam nilai umol- L didefinisikan sebagai kuantitas DIC yang dipindahkan sebagai CO 2 gas ke atmosfir akibat kesetimbangan air atmosfir. Hal ini dihitung sebagai perbedaan antara DIC terukur dan DIC teoritis pada kesetimbangan atmosfir. Nilai DIC teoritis diperoleh dari penyelesaian sistim karbon inorganik dengan besaran pengukuran alkalinitas dan besaran pCO 2 atmosfir saat ini yaitu 380 uatm. Saat ini 103 diperkirakan tingkat saturasi saturation level CO 2 ke atmosfer adalah 380 µatm IPCC, 2007a. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode pCO 2 dari 13 stasiun pengukuran karbon di daerah penelitian berkisar antara 904 – 9975 µatm. Rata-rata pCO 2 kurang lebih 4259 µatm Lampiran 13. Nilai ini setara dengan 11,2 kali lebih besar dari emisi atmosfer Gambar 36. Sungai Brantas memiliki pCO 2 yang paling besar dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya yaitu berkisar antara 1962 – 8776 µatm, sedangkan Sungai Ciujung antara 2319 – 9975 µatm. Secara keseluruhan pCO 2 Sungai Brantas dari hulu hingga hilir berkisar antara 126 – 8776 µatm Aldrian et al., 2008. 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 C IU -K 1 C IU -K 2 C IS -K 2 C IS -K 1 C IT -K C IM -K 2 C IM -K 1 S E R -K 2 S E R -K 1 C ID -K S O L -K B R A -K A B R A -K B p C O 2 u a tm pCO2 Emisi atmosfer Gambar 36. Perbandingan antara rata-rata pCO 2 dari sungai-sungai di daerah penelitian dengan standar emisi atmosfer Dibandingkan dengan nilai pCO 2 dari sebagian sungai-sungai di dunia maka nilai pCO 2 sungai sungai di Jawa mempunyai nilai yang lebih besar. Sungai Cisadane, Bengawan Solo, Ciujung dan Brantas memiliki nilai pCO 2 yang lebih besar daripada sungai-sungai lainnya Tabel 23 dan Gambar 37. Sungai Schledt yang berada di Belgia dan Belanda merupakan sungai yang memiliki tingkat pencemaran tertinggi di Eropa karena tingginya kepadatan penduduk, aktivitas pertanian dan industri serta terbatasnya instalasi pengolahan limbah Abril et al., 2000. Kondisi demikian menyebabkan pCO 2 di sungai Schledt lebih besar dibandingkan dengan sungai-sungai lain di Eropa yaitu 4775 µatm Frankignoulle et al ., 1998. 104 Tabel 23. Nilai pCO 2 sebagian sungai-sungai besar di dunia No Sungai Lokasi pCO 2 µatm Sumber 1 Godavari India 360 Bouillon et al., 2003 2 Hooghly India 800 Mulkhopaddhyay et al., 2002 3 York River Amerika 1125 Raymon et al., 2003 4 Yangtze China 1216 Xuelu et al., 2008 5 Rhine Belanda 1268 Frankignoulle et al., 1998 6 Tamar Inggris 1290 Frankignoulle et al., 1998 7 St. Lawrence Kanada 1381 Helie et al., 2002 8 Ottawa Kanada 1488 Helie et al., 2002 9 Gironde Perancis 1663 Frankignoulle et al., 1998 10 Elbe Jerman 1682 Frankignoulle et al., 1998 11 Douro Portugal 1765 Frankignoulle et al., 1998 12 Loire Perancis 1770 Abril et al., 2003 13 Randers Denmark 1810 Gazeau et al., 2004 14 Mandovi-Zuari India 2000 Sarma et al., 2001 15 Ems Jerman 2158 Frankignoulle et al., 1998 16 Mascouche Amerika 2668 Helie et al., 2002 17 Lagan Irlandia 2722 Barth et al., 2003 18 Thames Inggris 2853 Frankignoulle et al., 1998 19 Citarum Indonesia 3049 Penelitian ini 20 Amazon Brazil 3067 Sausa et al., 2008 21 Serayu Indonesia 3116 Penelitian ini 22 Sado Portugal 3138 Frankignoulle et al., 1998 23 Citanduy Indonesia 3193 Penelitian ini 24 Cimanuk Indonesia 3914 Penelitian ini 25 Satila River India 4280 Cai and Wang, 1998 26 Scheldt Belgia 4775 Frankignoulle et al., 1998 27 Cisadane Indonesia 5238 Penelitian ini 28 B. Solo Indonesia 5272 Penelitian ini 29 Ciujung Indonesia 5552 Penelitian ini 30 Brantas Indonesia 5680 Adrian et al., 2008 Sungai Ciujung, Cisadane, Bengawan Solo dan Brantas memiliki nilai pCO 2 yang lebih besar daripada 5000 µatm. Kondisi perairan sungai tersebut memang sangat tercemar karena besarnya pembuangan limbah industri dan permukiman yang langsung ke sungai tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Besarnya pCO 2 sungai Porong - Brantas yaitu 5680 µatm sangat dipengaruhi oleh tata air sungai Brantas, dimana saat musim kemarau debit sungai Brantas sebagian besar dialirkan ke sungai Surabaya. Kecilnya debit sungai Porong menyebabkan bahan-bahan pencemar tidak terjadi pengenceran sehingga konsentrasinya lebih besar Adrian et al., 2008. Besarnya nilai pCO 2 sungai di Jawa disebabkan oleh pengaruh antropogenik, yaitu kualitas air sungai yang sudah tercemar. Banyaknya 105 organik karbon, inorganik karbon dan kandungan hara yang terlarut di dalam perairan tersebut menyebabkan keasaman air meningkat sehingga kandungan CO 2 juga meningkat di perairan tersebut. Berbagai penelitian mengenai pCO 2 terhadap sungai-sungai di dunia ternyata menunjukkan temuan bahwa sebagian besar sungai-sungai mempunyai nilai pCO 2 yang lebih besar daripada saturasi atmosfer yang saat ini 380 µatm. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa sungai-sungai tersebut berperan sebagai penyumbang CO 2 ke atmosfer. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 G o d a v a ri H o o g h ly Y o rk R iv e r Y a n g tz e R h in e T a m a r S t. L a w re n c e O tt a w a G ir o n d e E lb e D o u ro L o ir e R a n d e rs M a n d o v i- Z u a ri E m s Ma s c o u c h e L a g a n T h a m e s C ita ru m A m a z o n S e ra y u S a d o C ita n d u y C ima n u k S a til a R iv e r S c h e ld t C is a d a n e B . S o lo C iu ju n g B ra n ta s p C O 2 u a tm Gambar 37. Perbandingan nilai pCO 2 antara sungai-sungai di Jawa bulat hitam dan sebagian sungai-sungai besar di dunia bulat putih Nilai tersebut lebih besar daripada Sungai Yangtze yang mencapai 5 kali daripada saturasi atmosfer. Dibandingkan dengan Sungai Kapuas, maka sungai- sungai di Jawa nilai pCO 2 yang ada sangat kecil. Sungai Kapuas memiliki pCO 2 kurang lebih 57.500 µatm atau 151 kali lipat daripada saturasi atmosfer Chen, 2008. Dibandingkan dengan sungai di Jawa, sungai Kapuas memiliki pCO 2 13,5 kali lipat lebih besar daripada sungai-sungai utama di Jawa. Tingginya pCO 2 sungai Kapuas sangat dipengaruhi oleh karbon organik yang berasal dari daratan bergambut yang tererosi dan masuk ke dalam sungai Secara umum variasi musiman dari pCO 2 di daerah penelitian memiliki pola yang hampir sama dengan debit sungai. Pada puncak musim penghujan Januari seluruh sungai memiliki emisi yang besar. Sepanjang musim sungai- sungai di Jawa berperan sebagai sumber emisi CO 2 karena memiliki nilai yang lebih besar daripada tingkat saturasi atmosfer 380 µatm. Di stasiun BRA-KA dan 106 BRA-KB, nilai pCO 2 terbesar terjadi di bulan September dan terendah saat debit sungai terjadi bulan November Gambar 38. Namun secara kseluruhan pCO 2 di DAS Brantas mencapai nilai tertinggi pada bulan Maret bersamaan dengan besarnya debit sungai. Besarnya pCO 2 di Brantas disebabkan oleh keberadaan batuan kapur dan limbah industri kapur, khususnya pengaruh dari pembuangan limbah industri pengolahan batu marmer yang dibuang di sekitar Porong dekat lokasi pengambilan sampel Aldrian et al., 2008. Selain itu sumber-sumber kelebihan CO 2 dapat pula berasal dari: erosi tanah yang membawa karbon, lahan basah, limbah perkotaan, limbah industri, dan produk organisme heterotropik dan asimilasi oleh fitoplankton Abril et al., 2000. 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 Sep Nov Jan Mar Jun Sep p C O 2 u a tm CIU-K1 CIU-K2 CIS-K2 CIS-K1 CIT-K CIM-K2 CIM-K1 SER-K2 SER-K1 CID-K SOL-K BRA-KA BRA-KB Gambar 38. Variasi musiman dari pCO 2 di daerah penelitian

5.5. Jebakan Karbon