DAS Brantas Kondisi Umum Delapan DAS di Jawa 1. DAS Ciujung

83

4.3.8. DAS Brantas

Sungai Brantas merupakan sungai terbesar kedua di Pulau Jawa. Panjang sungai utama mencapai kurang lebih 320 km, memiliki DAS seluas 12.000 km 2 yang mencakup kurang lebih 25 luas Provinsi Jawa Timur atau kurang lebih 9,17 dari luas Pulau Jawa, dan mempunyai 39 anak sungai. Sungai ini mengalir dari lereng barat daya Gunung Arjuna dan bermuara di Selat Madura. Sungai Brantas dikelilingi oleh jajaran Gunung Kelud di bagian tengah DAS- nya, Gunung Semeru di bagian timur. Gunung Wilis di bagian barat dan rangkaian perbukitan di sepanjang bagian utara dan selatan. Hulu Sungai Brantas berasal dari gunung berapi Arjuno yang terbagi menjadi tiga cabang utama yang menuju pesisir. Sungai Porong dan Wonokromo merupakan cabang utama yang mengalir ke Selat Madura, sedangkan Sungai Mas mengalir ke dekat Selat Madura setelah melalui Kota Surabaya. Kurang lebih 40 km sebelum kota Surabaya, Sungai Brantas terbagi menjadi dua cabang yaitu Sungai Surabaya ke arah timur laut dan Sungai Porong ke arah tenggara. Kedua sungai ini merupakan sumber sedimen utama ke arah laut. Selama musim hujan hampir 80 air sungai yang berasal dari Sungai Brantas dibuang ke arah Sungai Porong dengan debit 600 m 3 detik hingga mencapai 1.200 m 3 detik pada kondisi hujan yang ekstrim Hoekstra et al., 1989. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya banjir di Kota Surabaya. Kira-kira 10 km sebelum Kota Surabaya, sungai Surabaya bercabang menjadi dua yaitu Kali Mas dengan volume air yang relatif kecil memasuki Kota Surabaya dan sebagian lagi menuju Sungai Wonokromo di arah Tenggara 30 km sebelah Utara Sungai Porong mengalir ke arah Selat Madura. Disebabkan oleh beban sedimen yang besar, estuari di Sungai Porong cenderung membentuk delta. Pada musim kering, aliran cenderung diarahkan ke Kota Surabaya, dan debit ke Sungai Porong relatif rendah Hoekstra, 1989. 84 Gambar 25. Peta DAS Brantas Sumber : PJT I Jumlah penduduk yang tinggal di DAS Brantas terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebesar 12 juta jiwa, dan pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 16 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk juga meningkat. Pada periode tahun 1980-1990 pertumbuhan penduduk 0,81, tahun 1990-2000 sebesar 1,5, dan tahun 2000-2005 kurang lebih 0,88 BPS, 2005. Jumlah penduduk tersebut merupakan 43 penduduk Provinsi Jawa Timur dan 7 dari penduduk Indonesia. DAS Brantas beriklim tropis dengan curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.000 mmtahun yang menghasilkan potensi air permukaan sebesar 12 miliar m 3 tahun. Guna mengelola sumber daya air yang ada di DAS Brantas tersebut, pembangunan DAS Brantas telah dilaksanakan sejak tahun 1960 hingga sekarang, dengan hasil pembangunan berupa sejumlah prasarana sumber daya air dengan total investasi hingga akhir tahun 2005 mencapai Rp. 7,9 triliun Trie et al., 2005. Hasil pembangunan, berupa sejumlah prasarana sumber daya air antara lain: waduk bendungan Sengguruh, Sutami, Lahor, Wlingi, Selorejo, Bening 85 dan Wonorejo, bendung Lodoyo, Mrican, Lengkong Baru, Gunungsari, Gubeng, Segawe dan Tiudan dan bendung karet Menturus dan Jatimlerek, terowongan, tanggul, dan lain sebagainya Tabel 20. Manfaat yang diperoleh dengan pengelolaan pada DAS Brantas, antara lain dapat mengendalikan banjir 50 tahunan di sungai utama seluas 60.000 ha, menghasilkan energi listrik setara 1 miliar kWhtahun, menyediakan air untuk irigasi ± 2,5 milyar m 3 tahun seluas ± 125.000 ha, menyediakan air baku untuk industri 144 juta m 3 tahun lebih dari 150 buah industri besar dan kecil dan PDAM ± 243 juta m 3 tahun. Manfaat lain adalah penyediaan sarana pariwisata, perikanan dan lain sebagainya. Untuk total nilai benefit keseluruhan Rp. 4,4 triliuntahun. Tabel 20. Perubahan tampungan efektif waduk-waduk akibat sedimentasi di DAS Brantas No Waduk Luas DAS km 2 Fungsi Perubahan Tampungan Efektif juta m 3 Tahun Tampu ngan Tahun Tampungan 1 Selorejo 90 I, L, B 1970 50,1 2003 41,5 83 2 Sutami 2.050 I, L, B, M, D 1972 253,0 2003 145,2 57 3 Lahor 160 I, L, B, M, D 1977 29,4 2001 25,8 88 4 Bening 238 I, L, B 1981 28,4 1999 22,3 81 5 Wonorejo 126 I, L, B, M, D 2001 105,8 2001 105,8 100 Sumber: Trie et al., 2005 Keterangan : I = irigasi; L = PLTA; B = pengendali banjir; M = PDAM; P = industri Tingginya jumlah penduduk menimbulkan banyak masalah terutama yang berkaitan dengan kerusakan DAS. Beberapa permasalahan yang terjadi di DAS Brantas antara lain makin berkurangnya luas hutan, ilegal logging, banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi, pencemaran sungai dan sebagainya. Prosentase hutan di DAS Brantas sangat kecil jika dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan lainnya. Berdasarkan interpretasi dari citra Landsat tahun 2001, distribusi penggunaan lahan di DAS Brantas adalah: sawah 42,13, pertanian dan perkebunan 29,33, permukiman 14,99, hutan 8, dan semak belukar 1,71 Baplan Dephut, 2001. Data dari PJT I 2003, memperlihatkan bahwa penggunaan lahan di DAS Brantas adalah sawah 39, perkebunan 22, permukiman 16, lahan kering 12 dan hutan 11 Gambar 26. 86 Terbatasnya hutan dan kawasan resapan air menyebabkan erosi dan sedimen di DAS Brantas cukup besar. Sedimen lapang oleh erosi sungai di Sungai Konto kurang lebih 85,2 tonhatahun atau 4.736,1 m 3 km 2 tahun atau 4,7 mmtahun atau 1.117.729 m 3 tahun JICA, 1998. Kondisi demikian menyebabkan tampungai efektif dari waduk-waduk yang ada di DAS Brantas berkurang 57 - 100. Pada dasarnya pemerintah telah membuat arahan pengelolaan secara profesional terhadap air dan bangunan prasarana pengairan di DAS Brantas, melalui PP No. 5 Tahun 1990 yang telah diubah dengan PP No. 93 Tahun 1999. Selanjutnya Keppres No. 129 Tahun 2000 berisi tentang pembentukan Perum Jasa Tirta I sebagai BUMN yang menyelenggarakan pemanfaatan umum atas air dan sumber-sumber air yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, serta melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam pengelolaan DAS konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Gambar 26. Kondisi tutupan lahan berdasarkan citra Landsat tahun 2001 di DAS Brantas 87

BAB V. KARAKTERISTIK FLUKS KARBON DARI SUNGAI- SUNGAI UTAMA