156 Tabel 37.
Indeks kesehatan DAS dan kecenderungan debit sungai di daerah penelitian
No DAS
Indeks Kesehatan DAS
Trend Debit m
3
detik Hulu
Tengah Hilir
1 Ciujung
130 -11,72
-14,11 -14,03
2 Cisadane
129 -1,51
-11,49 -2,94
3 Citarum
138 -0,47
-0,66 1,66
4 Cimanuk
130 -3,22
-13,01 -8,74
5 Citanduy
154 -3,04
-10,90 -19,44
6 Serayu
150 -7,68
-31,23 -45,76
7 Bengawan Solo
127 -10,56
-36,63 -44,18
8 Brantas
155 -8,13
-18,56 -15,92
Korelasi IKDAS dan debit 0,06
0,01 -0,18
-50 -25
25 50
75 100
125 150
175
Ciujung Cisadane Citarum Cimanuk Citanduy Serayu
B.Solo Brantas
S k
o r K
e s
e h
a ta
n D
A S
-50 -40
-30 -20
-10 10
T re
n d
Q m
3 d
e t
th n
Skor DAS Hulu
Tengah Hilir
Gambar 55. Hubungan antara indeks kesehatan DAS dan kecenderungan debit sungai di daerah penelitian
8.4. Hubungan antara Indeks Kesehatan DAS dan Karbon Sungai
Dalam metode penentuan indeks kesehatan DAS, paramater karbon di sungai yang terdiri dari TOC, TIC, DOC, DIC, POC dan PIC belum dimasukkan
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan DAS. Demikian pua halnya dengan baku mutu kualitas air di Indonesia, seperti Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, karbon dalam perairan belum dimasukkan sebagai salah satu parameter kualitas
air.
157 Berbeda dengan parameter hara di perairan yang sudah diketahui baku
mutu untuk perairan dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Hubungan antara hara, seperti untuk nitrogen dan fosfor dan kualitas lingkungan sudah banyak
dilakukan penelitian dan terdapat korelasi yang signifikan Smith et al., 2003. Namun untuk karbon sungai, hingga saat ini belum diketahui berapa ambang batas
threshold atau baku mutu untuk karbon di perairan di dunia, karena cukup sulit dan memiliki variabiliatas yang sangat besar dan tergantung pada karakteristik
daerah masing-masing Jennerjahn et al., komunikasi personal, 2008. Meningkatnya input hara maka makin meningkat pula produksi primer
yang kemudian meningkatkan kandungan karbon di perairan pesisir yang juga secara langsung input karbon oleh sungai akan meningkatkan kandungan karbon
di perairan pesisir. Hal ini mendorong meningkatnya konsumsi oksigen dan pada akhirnya dapat menyebabkan kondisi hipoksik atau anoksik dalam kolom air dan
sedimen yang menyebabkan ikan dan biota lainnya mati, namun, hubungan secara langsung antara input karbon dengan kualitas perairan lingkungan belum banyak
diketahui. Hubungan antara indeks kesehatan DAS dan karbon sungai juga belum
banyak dilakukan penelitian. Dari indeks kesehatan DAS menunjukkan bahwa di daerah penelitian kondisi kesehatan DAS sebagian besar sudah dalam kondisi
buruk hingga sedang. Sungai-sungai yang bermuara ke utara Jawa sebagian besar sudah kritis atau tidak sehat dibandingkan dengan sungai-sungai yang bermuara
ke selatan Jawa. Demikian pula konsentrasi karbon, fluks karbon dan karbon yield sungai-sungai yang bermuara ke utara lebih besar daripada ke selatan. Perbedaan
kandungan karbon sungai tersebut dipengaruhi oleh antropogenik dan faktor alam lainnya, khususnya berkaitan dengan geologi batuan kapur.
Namun demikian jika dikorelasikan antara indeks kesehatan DAS dengan parameter karbon yaitu konsentrasi karbon, fluks karbon, dan karbon yield untuk
masing-masing jenis karbon sungai yang meliputi TOC, TIC, DOC, DIC, POC, dan PIC untuk seluruh sungai di daerah penelitian menunjukkan nilai korelasi
yang rendah Tabel 38. Tanda negatif menunjukkan adanya hubungan yang terbalik, jika fluks DOC besar maka kesehatan DAS-nya kecil, dan sebaliknya.
Namun demikian hubungan pola tersebut kurang terlihat jelas mengingat variasi
158 antar fluks DOC dari masing-masing sungai yang sangat tinggi karena pengaruh
dari debit sungai. Tabel 38. Korelasi antara indeks kesehatan DAS dan parameter karbon sungai
No Parameter
Nilai Korelasi TOC
TIC DOC
DIC POC
PIC 1
IKDAS dan konsentrasi karbon mgl
-0,33 -0,12
-0,32 -0,11
-0,22 -0,24
2 IKDAS dan fluks karbon
tontahun -0,46
-0,31 -0,47
-0,32 -0,34
-0,23 3
IKDAS dan karbon yield tonkm2tahun
-0,21 0,16
0,24 0,15
-0,17 0,13
Hubungan antara indeks kesehatan DAS dan konsentrasi karbon menunjukkan hubungan yang kurang signifikan dan nilai korelasi tertinggi -0,33.
Oleh karena itu, hubungan tersebut tidak dapat digunakan sebagai sebuah indikator bahwa semakin kecil indeks kesehatan suatu DAS, yang menandakan
bahwa DAS tersebut semakin sakit atau rusak, maka konsentrasi karbon juga semakin besar. Besarnya kandungan karbon dalam perairan belum tentu langsung
mengindikasikan bahwa DAS tersebut sakit. Untuk itu perlu dianalisis faktor- faktor lain dalam penentuan indeks kesehatan DAS.
8.5. Manajemen Lingkungan