Analisis Data Pola Kecenderungan dan Watak Hidrologi 1. Tujuan

51 2 Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data debit sungai secara jangka panjang. Mengingat ketersediaan data debit aliran cukup beragam bentuk dan pencatatannya, maka kondisinya disesuaikan dengan yang ada. Bentuk data debit umumnya dalam bentuk aliran m 3 detik atau tinggi muka air meter yang selanjutnya perlu dikalikan dengan rating curve untuk memperoleh data debit m 3 detik. Format pencatatan umunya dalam bentuk rata-rata harian, mingguan, dan bulanan. Ketersediaan data debit saat ini masih tersebar di berbagai instansi. Untuk itu data dikumpulkan dari instansi-instansi yang melakukan pengukuran, baik manual peilschall maupun otomatis automatic water level recorderAWLR seperti:  Dinas Pengairan di tingkat kabupaten dan provinsi.  Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai PIPWS di masing-masing wilayah sungai seperti PIPWS Ciujung-Ciliman, PIPWS Ciliwung-Cisadane, PIPWS Cimanuk-Cisanggarung, PIPWS Citarum, PIPWS Citanduy-Ciwulan, BPSDA Serayu-Bogowonto, dan PIPWS Bengawan Solo.  Perum Jasa Tirta I DAS Brantas dan DAS Bengawan Solo dan Perum Jasa Tirta II DAS Citarum.  Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.  Balai Pengelolaan DAS di masing-masing DAS yang merupakan bagian dari instansi di Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan.

3.3.2.3. Analisis Data

Data debit yang sudah diperoleh selanjutnya dibakukan dalam satuan m 3 detik. Oleh karena itu untuk stasiun-stasiun hidrometri yang pengukuran debit dengan hanya mengukur duga muka air maka perlu dihitung dengan rating curve yang ada untuk masing-masing stasiun pengukuran. Data debit yang digunakan adalah data debit rata-rata bulanan yang diperoleh dari data penjumlahan data debit harian. 52 Untuk mengetahui pola kecenderungan dilakukan uji statistik. Mengingat data debit yang diolah merupakan data jangka panjang historis dan merupakan deret berkala yang nilainya menunjukkan gerakan yang berjangka panjang dan mempunyai kecenderungan menuju kesatu arah, arah menaik atau menurun atau dikenal dengan pola atau trend Soewarno, 1995, maka dihitung dengan metode statistik. Umumnya, deret berkala meliputi gerakan yang lamanya lebih dari 10 tahun. Untuk mengetahui trend dapat diuji dengan berbagai cara, diantaranya uji: korelasi peringkat metode Spearman, Mann dan Withney, tanda dari Cox dan Stuart Soewarno, 1995, dan Mann-Kendall Libiseller, 2004. Metode Mann Kendall merupakan salah satu metode statistik non parametrik yang sering digunakan untuk mendeteksi trend Yue et al., 2002. Uji Mann-Kendall secara luas telah diterapkan untuk mendeteksi trend dalam waktu seri dari ilmu-ilmu lingkungan, termasuk musiman Hirsch and Slack, 1982, pemantauan lokasi-lokasi ganda Lettenmaier, 1988 and representasi fluktuasi alam Libiseller and Grimvall, 2002. Penerapan lain dengan metode tersebut untuk analisis trend dalam data seri hidrologi dan klimatologi banyak ditemukan, misal Conley and McCuen 1997, Kadioglu 1997, Voortman 1998, Douglas et al . 2000, Gonzalez-Hidalgo et al. 2001, Burn and Hag Elnur 2002, Beighley and Moglen 2002, and Tu 2006. Alasan populernya metode Mann Kendall adalah metode ini cukup sederhana, mampu mengatasi nilai-nilai yang hilang dan nilai-nilai di bawah batas yang diperoleh. Statistik Mann-Kendall merupakan suatu metode statistik yang digunakan untuk menguji indepedensi data dalam suatu deret waktu. Meskipun demikian, dalam mendeteksi jangka panjang, trend linier dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk ukuran data dari trend yang dapat dideteksi, jangka waktu ketersediaan data, dan besaran dari variabilitas dan autokorelasi dari gangguan dari data. Kesulitan dalam sebuah trend adalah dalam memutuskan apakah ada atau tidak adanya kuantifikasi trend yang akan berlangsung terus menerus tanpa perubahan di masa mendatang, atau kemungkinan trend tersebut hanya sebuah bagian dari siklus panjang perubahan Shaw, 1991 53 Dalam penelitian ini uji kecenderungan Mann-Kendall digunakan untuk menguji independensi dan kecenderungan data debit aliran sungai serta menentukan model regresi linear deret waktu dari data debit di delapan sungai utama. Statistik Mann-Kendall dihitung dengan menggunakan perangkat lunak MAKESENS 1.0. Dalam metode Mann-Kendall tersebut penentuan nilai signifikasi Z menggunakan empat nilai alpha  yang berbeda yaitu sebagai berikut : a Untuk =0,1 atau dengan tingkat kepercayaan 90 jika nilai AbsZ 1,645 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “+” b Untuk =0,05 atau dengan tingkat kepercayaan 95, jika nilai AbsZ 1,96 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “” c Untuk =0,01 atau dengan tingkat kepercayaan 99,99, jika nilai AbsZ 2,576 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “” d Untuk nilai =0,001 atau dengan tingkat kepercayaan 99,999, jika nilai AbsZ 3,292 maka nilai signifikan ditandai dengan tanda “” Dalam regresi linear Mann-Kendall persamaan yang digunakan untuk prediksi adalah Yt = At + B, dengan A adalah nilai kemiringan slope garis regresi, t adalah selisih antara tahun akhir dan awal pengamatan, dan B adalah nilai intersep atau nilai debit saat t = 0. Untuk mengetahui watak hidrologi dari sungai, dilakukan analisis terhadap debit sungai berdasarkan formula yang sering dilakukan dalam analisis hidrologi seperti penentuan : koefisien rejim sungai, koefisien varian, indeks koefisien simpanan air, indeks debit jenis dan debit per satuan luas pada masing-masing DAS yang terbagi dalam tiga bagian yaitu hulu, tengah dan hilir. Metode yang digunakan dalam perhitungan tersebut sama seperti halnya yang digunakan dalam penentuan karakteristik DAS untuk indikator hidrologi. Penyebab adanya perubahan trend debit dikaji dengan membandingkan pola curah hujan yang ada. 3.3.3. Kesehatan DAS 3.3.3.1. Tujuan