Pandangan Motivasi dalam Organisasi

49 a. Motivasi Intrinsik Menurut Simon Devung yang dikutip oleh Suwatno dalam bukunya Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis 2013:175-176 yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu adalah: 1 Minat, seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan minatnya. 2 Sikap positif, seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu kegiatan dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut dan akan berusaha sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan dengan sebaiknya. 3 Kebutuhan, setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa memenuhi kebutuhannya. Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu sendiri tanpa adanya paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi pada dasarnya memang sudah ada di dalam diri setiap orang, seperti asal 50 kata motivasi yaitu motif yang berarti daya penggerak untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Menurut F. Herzberg dalam Simon Devung dikutip oleh Suwatno dalam bukunya Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis 2013:176 ada dua faktor utama di dalam organisasi faktor eksternal yang membuat karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua faktor tersebut antara lain: 1 Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya itu sendiri. 2 Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja. Jenis motivasi ekstrinsik ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu tindakan contohnya belajar. Bagi seseorang dengan motivasi 51 intrinsik yang lemah, misalnya kurang rasa ingin tanya, maka motivasi jenis kedua ini perlu diberikan.

5. Faktor Pembangun dan Penghambat Motivasi

Teknik memotivasi harus dapat memastikan bahwa lingkungan di mana mereka bekerja memenuhi sejumlah kebutuhan manusia yang penting. Beberapa cara perlu dilakukan untuk dapat membangun motivasi. Namun ketika cara itu tidak berhasil diterapkan atau dilakukan maka dapat menjadi penghambat yang menurunkan motivasi seseorang. 1. Menilai sikap, adalah penting bagi manajer untuk memahami sikap mereka terhadap bawahannya. Pikiran mereka dipengaruhi oleh pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaimana berperilaku terhadap semua orang yang dijumpai. Kekuatan yang mendorong manajer secara kuat mempengaruhi perilaku motivasional. Karena itu penting untuk memahami asumsi dan prioritas, memberi perhatian terutama pada ambisi pribadi dan organisasi, sehingga dapat memotivasi orang lain dengan efektif. 2. Memperbaiki komunikasi, komunikasi antara manajer dengan bawahan dilakukan dengan menyediakan informasi secara akurat dan detail secepat mungkin. Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan manajer maupun apa yang ingin mereka ketahui. Bawahan perlu dijaga agar selalu mendapatkan informasi, karena tanpa informasi dirasakan sebagai ketidakpastian yang pada gilirannya membuat demotivasi. 52 3. Menciptakan budaya tidak menyalahkan, setiap orang yang mempunyai tanggung jawab harus dapat menerima kegagalan. Tetapi untuk memotivasi secara efektif diperlukan ‘budaya tidak menyalahkannya. Pelajaran dari kegagalan adalah sangat berharga, tidak bagi individu yang terlibat, tetapi juga organisasi. Menghukum kegagalan atau memotivasi berdasar ketakutan, tidak akan menciptakan keberhasilan jangka panjang. 4. Memenangkan kerja sama, komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah kerja sama, yang harus diberikan manajer kepada bawahan dan sebaliknya diharapkan dari mereka. Adalah penting mengawasi dan mendukung bawahan, namun perlu dipastikan tidak merusak motivasi di tempat pekerjaan. Apabila bawahan meyakini bahwa manajer menghalangi jalur kariernya, maka akan cepat menjadi demotivasi Wibowo, 2014:324-326.

6. Peranan Manajer terhadap Motivasi

Tidak ada satu macam tipe penghargaan yang terbaik. Teori perbedaan dan kebutuhan individu menjelaskan bahwa orang-orang termotivasi dengan penghargaan yang berbeda. Oleh karena itu, para manajer harus fokus menghubungkan kinerja pegawai terhadap penghargaan yang diharapkan terlepas dari jenis penghargaan yang digunakan untuk meningkatkan motivasi. Para manajer dianjurkan untuk meningkatkan harapan usaha  kinerja dengan cara membantu para pegawai dalam menyelesaikan tujuan kinerjanya.