74
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai Wijaya, 2013:19. Data sekunder ini
digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan yang
dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dari buku-buku teks pendukung, jurnal-jurnal ilmiah, internet serta sumber lainnya yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
C. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data bertujuan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebab berpengaruh pada kualitas data.
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Jika r
hitung
r
tabel
untuk degree of freedom df = n-2 dalam hal ini n adalah sampel, maka hipotesis tidak dapat ditolak atau
valid Ghozali, 2013:52-53.
75
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha
α. Metode pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan batasan 0,6. Suatu variabel
penelitian dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach’s Alpha 0,60 Priyatno, 2012:105-108.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik.
a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai variance inflation factor VIF tinggi karena VIF = 1 tolerance. Nilai
cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali,
2013:105-106.
76
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013:139-141
Selain menggunakan grafik scatterplot, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi yang dibuat dapat juga
dilihat dari hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013:143. Jadi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan nilai
t
hitung
t
tabel
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.