Metode Penilaian Prestasi Kerja
61
Peranan manajer terhadap prestasi kerja karyawannya dapat dilihat dari tindakan manajer dalam memberikan pekerjaan atau kepada karyawan
yang tepat. Ketepatan tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dapat memberikan hasil pencapaian prestasi kerja yang baik
bagi karyawan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Amstrong dan Baron yang menyatakan bahwa tingkat tinggi dan rendahnya prestasi kerja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh lima faktor yaitu personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi
yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu. Kemudian leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan,
bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. Selanjutnya team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang
diberikan oleh rekan sekerja. Lalu ada system factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. Dan yang
terakhir contextual situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal Wibowo,
2014:84. F.
Keterkaitan Antar Variabel 1.
Efikasi Diri Self-Efficacy terhadap Prestasi Kerja
Efikasi diri yang dimiliki seseorang agen akan memengaruhi usahanya dalam mencapai target prestasi kerja yang telah diteteapkan.
Agen dengan efikasi diri yang tinggi akan meningkatkan usahanya dengan tekun dan mengurangi stres ketika sedang menghadapi masalah dalam
62
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan teori efikasi diri self-efficacy yang dikembangkan oleh Bandura. Albert Bandura adalah tokoh yang
mengembangkan konsep efikasi diri self-efficacy. Konsep ini banyak diadopsi untuk berbagai keperluan, tidak hanya dalam belajar, tetapi juga
dalam peningkatan kinerja pegawai Hidayat, 2011:149.
Efikasi diri adalah penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang ditetapkan. Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi. Hal ini terjadi karena mereka
percaya bahwa tindakan yang dilakukannya dapat mencapai hasil diinginkan, meskipun memiliki sedikit insentif untuk bertindak atau untuk
bertahan dalam menghadapi kesulitan. Efikasi diri menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia,
apakah mereka berpikir secara produktif, pesimis atau optimis, seberapa baik mereka memotivasi diri dan bertahan dalam menghadapi
kesengsaraan, dan kerentanan mereka terhadap stres dan depresi, dan
pilihan-pilihan hidup yang mereka buat Hidayat, 2011:156. 2.
Motivasi terhadap Prestasi Kerja
Agen dengan tingkat motivasi yang kuat percaya bahwa dari setiap usaha yang mereka lakukan pasti akan menghasilkan prestasi kerja yang
diinginkan dan ketika mereka berhasil mencapai target prestasi kerjanya mereka yakin akan memperoleh imbalan atau reward sesuai dengan hasil
kerja dan harapan mereka. Hal ini sesuai dengan teori harapan expectancy