118
7.3 Saran Penelitian
Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1.
Indeks kerentanan yang telah dihasilkan dapat diuji kembali sampai pada tingkat desa yang termasuk dalam empat kecamatan studi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik dari analisis kerentanan. Beberapa parameter yang belum tercakup dalam penelitian ini perlu dipertimbangkan, seperti kerentanan fisik
Danau Rawa Pening. 2.
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening, terutama terkait
dengan kompetensi sumberdaya manusia, organisasi masyarakat madani, serta kelembagaan lokal untuk memperbaiki sistem kelembagaan masyarakat yang
sudah terbentuk. 3.
Hasil penelitian ini masih menggambarkan kondisi yang ada pada saat penelitian dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis trend dan
forcasting untuk memproyeksikan kedinamisan model pengelolaan kolaboratif
di Danau Rawa Pening. 4.
Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening.
5. Penelitian yang sama perlu dilakukan, akan tetapi menggunakan alat analisis
yang berbeda untuk lebih memperkaya proses analisis dan keragaman hasil penelitian.
6. Diperlukan penelitian untuk mengevaluasi nilai ekonomi sumberdaya Danau
Rawa Pening, seperti nilai guna perikanan, nilai guna irigasi, nilai guna Pembangkit Listrik Tenaga Air, serta nilai guna pariwisata alam.
119
DAFTAR PUSTAKA
Adi IR. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat
. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Adrianto L, Matsuda Y. 2002. Developing economic vulnerability indecs of
environmental disasters in small island regions. Environment Impact Assesment Review
22:393-414. Adrianto L, Matsuda Y. 2004. Study on assessing economic vulnerability of small
island regions. Environment, Development and Sustainability 6:317-336. Adrianto L, Azis N. 2006. Valuing The Social-Ecological Interactions in Coastal
Zone Management: A Lesson Learned from The Case of Economic Valuation of Mangrove Ecosystem in Barru Sub-District, South Sulawesi Province
. Seminar in Social-Ecological System Analysis; 12 June 2006. Bremen: ZMT,
Bremen University. Adrianto L. 2007. Pengantar Kepada Ko-Manajemen Perikanan. Bogor:
PKSPL-IPB. Adrianto L, Al Amin, MA, Solihin A, Hartoto DI, Satria A. 2009. Local
knowledge and fisheries management. Bogor: Center for Coastal and Marine Resources Studies, Bogor Agricultural University.
Adrianto L, Al Amin, MA, Solihin A, Hartoto DI. 2010. Konstruksi kelembagaan dalam pengelolaan perikanan di era desentralisasi. Bogor: PKSPL-IPB.
Anderies JM, Jansen MA, Ostrom E. 2004. A framework to analyze the robustness of Social-Ecological System from an institutional perspective
ecology. Ecology and Society 9[1]:18. http:www.ecologyandsociety.orgvol9iss1art18 [1 Mei 2009].
Anshari GZ. 2006. Dapatkah Pengelolaan Kolaboratif Menyelamatkan Taman Nasional Danau Sentarum?.
Bogor: Center for Forestry Research. [Bappeda Jateng] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Tengah. 2009. Laporan Pengembangan Kegiatan Sumberdaya Alam dan Pertanian.
Semarang. Bowen RE, Riley C. 2003. Socio-economic indicators and integrated coastal
management. Ocean Coastal Management 46:299–312. Berkes F, Colding J, Folke C. 2000. Rediscovery of traditional ecological
knowledge as adaptive management. Ecological Applications 10[5]:1251- 1262.
120 Berkes F, Folke C. 1998. Linking Social and Ecological Systems. Management
practices and social mechanisms for building resilience . UK: Cambridge
University Press. [BLH Jateng] Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Rawa
Pening Provinsi Jawa Tengah . Semarang.
Borrini-Feyerabend G, Farvar MT, Nguinguiri JC, Ndangang VA. 2000. Co-management of Natural Resources: Organizing, Negotiating and
Learning-by-Doing. Heidelberg, Germany: GTZ and IUCN, Kasparek Verlag.
[BPSDA Jratun]. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang. 2009. Upaya Pelestarian Waduk Rawa Pening. Semarang.
[BPS Kabupaten Semarang]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. 2010. Kabupaten Semarang dalam Angka Tahun 2010
. Semarang. Briguglio L. 1995. Small island developing states and their economic
vulnerabilities. World Development 23 [9]:1615-1632. Burhan Z. 2006. Strategi pengelolaan Situ secara Berkelanjutan: studi kasus
pengelolaan situ di wilayah Propinsi DKI Jakarta [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Carpenter SR, Cottingham KL. 1997. Resilience and restoration of lakes. Conservation Ecology
[online] 1[1]:2. http:www.consecol.orgvol1iss1art2 [1 Mei 2009].
Carpenter SR, Folke C. 2006. Ecology for transformation. Trends in Ecology and
Evolution 21[6]: 309-315.
Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu
. Jakarta: Pradnya Pratama. [Disnakan Kabupaten Semarang] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Semarang. 2007. Profil Kelompok Nelayan di Perairan Rawa Pening Kabupaten Semarang
. Semarang. Eryatno, Sofyar F. 2007. Riset Kebijakan: Metoda Penelitian untuk Pascasarjana.
Bogor: IPB Press. [FDI] Forum Danau Indonesia. 2004. Pengelolaan Danau Berwawasan
Lingkungan di Indonesia. Jakarta.
121 Folke C, Carpenter S, Elmqvist T, Gunderson L, Holling CS, Walker B,
Bengtsson J, Berkes F, Colding J, Danell K, Falkenmark M, Gordon L, Kasperson R, Kautsky N, Kinzig A, Levin S, Maler KG, Moberg F, Ohlsson
L, Olsson P, Ostrom E, Reid W, Rockstrom J, Savenije H, Svedin U. 2002. Resilience and Sustainable Development: Building Adaptive Capacity in a
World of Transformations
. Report for the Swedish Environmental Advisory Council 2002:1. Stockholm: Ministry of the Environment.
Grimble R, Chan MK. 1995. Stakeholder analysis for natural resource management in developing countries: some practical guidelines for making
management more participatory and effective. Natural Resource Forum 19[2]:113-124.
Gunderson LH, Carpenter SR, Folke C, Olsson P, Peterson G. 2006. Water RATs: resilience, adaptability, and transformability in lake and wetland Social-
Ecological Systems. Ecology and Society 11[1]:16. Hartoto DI, Adrianto L, Kalikoski D, Yunanda T, editor. 2009. Building Capacity
for Mainstreaming Fisheries Co-management in Indonesia. Course book. Rome: Food and Agriculture Organization of The United NationsJakarta:
Directorate of Fisheries Resources of Indonesia.
Hasan I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Holling CS. 1973. Resilience and stability of ecological systems. Ecology and Systematics
4:1-23. Hubeis AVS. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor:
PT. Penerbit IPB Press. Ife J, Tesoriero F. 2008. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era
Globalisasi: Community Development. Manullang S, Yakin N, Nursyahid M,
penerjemah; Qudsy SZ, editor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Terjemahan dari: Community Development: Community Based Alternatives in an Age of
Globalisatio n.
[IUCN] International Union for Concervation of Nature and Natural Resources. 1997. Resolutions an Recomendations: Word Conservation Conggres. 12-23
October 1996. Montreal, Canada. Jamil MM. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai: Teori, Strategi, dan
Implementasi Resolusi Konflik . Semarang: Walisongo Mediation Centre.
Janssen MA, Carpenter SR. 1999. Managing the resilience of lake: a multi-agent modeling approach. Conservation Ecology 3[2]:15. http:www.consecol.org
vol3iss2art15 [1 Jan 2009].
122 Kassa S. 2009. Konsep pengembangan co-management untuk melestarikan
Taman Nasional Lore Lindu [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Keraf AS. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Kumurur VA. 2002. Aspek strategis pengelolaan Danau Tondano secara terpadu.
Ekoton 2:73-80.
Kutarga ZW, Nasution Z, Tarigan R, dan Sirojuzilam. 2008. Kebijakan pengelolaan danau dan waduk ditinjau dari aspek tata ruang. Wahana Hijau
3:150-156. Luers AL. 2005. The Surface of Vulnerability: An analytical framework for
examining environmental change. Global Environmental Change 15:214-223. Mangkuprawira S. 2008. Horison: Bisnis Manajemen dan SDM. Bogor: IPB
Press. Mangkuprawira S. 2012. Keterikatan karyawan pada perusahaan.
http:ronawajah.wordpress.com20120122keterikatan-karyawan-pada- perusahaan-3 [27 Jan 2012].
Marganof. 2007. Model pengendalian pencemaran perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Kriteria Majemuk. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Mawardi JM. 2007. Peranan social capital dalam pemberdayaan masyarakat.
Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 3[2]:5-14.
[MENLH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Gambaran umum potensi dan kondisi danau Indonesia dan dampak perubahan iklim. Di dalam:
Pengelolaan Danau dan Antisipasi Perubahan Iklim . Prosiding Konferensi
Nasional Danau Indonesia Pertama; Bali, 13-15 Agustus 2009. Jakarta: Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Mundzir S. 2004. Peranan modal sosial dalam pengentasan kemiskinan: kasus program Inpres Desa Tertinggal dan Program Pengembangan Kecamatan di
Malang. Forum Penelitian 16[2]:187-207. Nasution Z, Sastrawidjaja, Hartono TT, Mursidin, Priyatna FN. 2007. Sosial
Budaya Masyarakat Nelayan: Konsep dan Indikator Pemberdayaan. Jakarta:
Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
123 [NRM] Natural Resources Management. 2002. Membangun Kembali Upaya
Mengelola Kawasan Konservasi Indonesia melalui Manajemen Kolaboratif: Prinsip, Kerangka Kerja dan Panduan Implementasi
. Jakarta. Odum EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Samingan T, penerjemah; Srigandono B,
editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Fundamentals of Ecology.
Olsson P, Folke C, Berkes F. 2004. Adaptive co-management for building resilience in social-ecological systems. Environmental Management 34:75-90.
[Pemprov. Jateng] Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2006. Rencana Tata Ruang RTR Kawasan Rawa Pening.
Semarang. Pomeroy RS, Rivera-Guieb R. 2006. Fishery Co-management: A Practical
Handbook . Canada: International Development Research Centre.
Pranadji T. 2006. Penguatan modal sosial untuk pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam pengelolaan agroekosistem lahan kering: Studi kasus di desa-
desa hulu DAS eks Proyek Bangunan Desa, Kabupaten Gunung Kidul dan eks Proyek Pertanian Lahan Kering, Kabupaten Boyolali. Jurnal Agro
Ekonomi
24[2]:178-206. Purwanti F. 2008. Konsep co-management Taman Nasional Karimunjawa
[disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Puspita L, Ratnawati E, Suryadiputra INN, Meutia AA. 2005. Lahan Basah
Buatan di Indonesia . Bogor: Wetlands International-Indonesia Programme.
Rahman A. 2009. Analisis Kerentanan Pulau-Pulau Kecil Berbasis Spasial di Kawasan Selat Tiworo Provinsi Sulawesi Tenggara [tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Redman CL, Kinzig AP. 2003. Resilience of past landscape: resilience theory,
society, and the Longue Durée. Conservation Ecology 7[1]:14. http:www.consecol.orgvol7iss1art14 [11 Mar 2009].
Riyanto B. 2005. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan dalam Perlindungan Kawasan Pelestarian Alam.
Bogor: Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan.
Roemantyo, Noerdjito M, Prabandani D, Maryanto I. 2003. Perubahan Jumlah Situ-Rawa di Jabotabek Tahun 1922-1943 dan 2000. Di dalam: Ubaidillah R,
Maryanto I, editor. Manajemen Bioregional Jabodetabek: Profil dan Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau
. Bogor: LIPI. hlm 85-100.
124 Salmi P, Auvinen H, Jurvelius J, Sipponen M. 2000. Finnish lake fisheries and
conservation of biodiversity: coexistence or conflict. Fisheries Management and Ecology
7:127-138. Saxena JP, Sushil, Vrat P. 1992. Hierarchy and classification of program plan
elements using Interpretative Structural Modeling: a case study of energy conservation in the Indian Cement Industry. Syst Practice 5[6]:651-670.
Soeprobowati TR, Hadisusanto S. 2009. Diatom dan paleolimnologi: Studi komparasi perjalanan sejarah Danau Lac Saint-Augustine Quebeq-City,
Canada dan Danau Rawa Pening Indonesia. Biota 14[1]:60-68. Sulistiawati D. 2011. Model Integrasi Wisata-Perikanan di Gugus Pulau Batudaka
Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sutarwi. 2008. Kebijakan pengelolaan sumberdaya air danau dan peran kelembagaan informal: menggugat peran negara atas hilangnya nilai ngepen
dan wening dalam pengelolaan Danau Rawa Pening di Jawa Tengah [disertasi]. Salatiga: Program Pascasarjana, Universitas Kristen Satya Wacana.
Suwignyo P. 2003. Ekosistem Perairan Pedalaman, Tipologi dan Permasalahannya. Di dalam: Ubaidillah R, Maryanto I, editor. Manajemen
Bioregional Jabodetabek: Profil dan Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau
. Bogor: LIPI. hlm 17-34. Umar G. 2007. Disain kelembagaan pengelolaan danau Singkarak yang
berkelanjutan berbasis nagari [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Umar H. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [UNEP] United Nations Environment Programme. 1999. Newsletter and
Technical Publications: Technology Needs for Lake Management in Indonesia-Investigation of Rawa Danau and Rawa Pening, Java
. Paris. http:www.unep.or.ipietcpublicationstechpublicationstechpub-99penR.asp
[28 Des 2008]. Walker BH, Carpenter S, Anderies J, Abel N, Cumming G, Janssen M, Lebel L,
Norberg J, Peterson GD, Pritchard R. 2002. Resilience management in Social- Ecological Systems: a working hypothesis for participatory approach.
Conservation Ecology 6[1]:14. [online] http:www.concecol.orgvol6iss14
[17 Mar 2009]. Walker BH, Anderies JM, Kinzig AP, Ryan P. 2006. Exploring resilience in
Social-Ecological Systems through comparative studies and theory development: introduction to the special issues. Ecology and Society 11[1]:12.
[online] http:www.ecologyandsociety.orgvol11iss1art12 [15 Mar 2009].
125 Walukow AF. 2009. Rekayasa Model Pengelolaan Danau Terpadu Berwawasan
Lingkungan Studi Kasus di Danau Sentarum [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Wiratno, Indriyo D, Syarifudin A, Kartikasari A. 2001. Berkaca di Cermin Retak: Refleksi Konservasi dan Implikasi bagi Pengelolaan Taman Nasional
. Jakarta: Forest Press, The Gibbson Fondation, PILI-NGO Movement.
Wrihatnolo RR, Dwidjowijoto RN. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat
. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
126 Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
PETA LOKASI PENELITIAN
Ds. Tuntang Ds. Bejalen
Ds. Kebondowo
Ds. Rowoboni
Lokasi Desa Sampel
Sumber: Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Skala 1 : 250.000
Provinsi Jawa Tengah
127 Lampiran 2 Kebijakan terkait pengelolaan Danau Rawa Pening, Tahun 2010
Jenis Peraturan Nomor
Tentang Keterkaitan
Undang-Undang 5 Tahun 1990
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat mendukung
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang
31 Tahun 2004 Perikanan
Pengelolaan perikanan berdasarkan asas manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, dan
kelestarian yang berkelanjutan Undang-Undang
7 Tahun 2004 Sumber Daya Air
Pengelolaan sumberdaya air wajib memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras
Undang-Undang 32 Tahun 2004
Pemerintahan Daerah Kewenangan dan tanggung jawab pemanfaatan sumber daya alam
antara pemerintah dan pemerintahan daerah Undang-Undang
26 Tahun 2007 Penataan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang terkait perizinan pemanfaatan ruang dan sanksi
Undang-Undang 10 Tahun 2009
Kepariwisataan Pemanfaatan dan pengembangan pariwisata
Undang-Undang 32 Tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya menjaga pelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya penurunan atau kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh perbuatan manusia Peraturan Pemerintah
68 Tahun 1999 Tata Cara Pelaksanaan Peranserta
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara
Peran serta masyarakat dalam bentuk hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap
kebijakan penyelenggara negara Keputusan Presiden
32 Tahun 1990 Pengelolaan Kawasan Lindung
Perlindungan kawasan sekitar danau untuk melindungi danau dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi
danau Keputusan Gubernur
Jawa Tengah 510212007 Tahun
2007 Pembentukan Forum Koordinasi
Pengelolaan Kawasan Rawa Pening Pengelolaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
terkait penanganan kawasan Rawa Pening Keputusan Kepala
Bappeda Provinsi Jawa Tengah
50012584 Tahun 2008 Pembentukan Kelompok Kerja
POKJA Pengelolaan Kawasan Rawa Pening
Pembentukan kelompok kerja pengelolaan kawasan Rawa Pening Peraturan Daerah
Kabupaten Semarang 25 Tahun 2001
Pengelolaan Sumber Daya Ikan di Rawa Pening
Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di kawasan Rawa Pening
128 Lampiran 3 Hasil analisis stakeholders dalam pengelolaan Danau Rawa Pening,
Tahun 2010
Pengaruh Kepentingan No
Stakeholders P1
P2 P3
K1 K2 K3 Jumlah
Pengaruh Jumlah
Kepentingan 1
Pemerintah Pusat
4 4 3 4 5 3 3,7
4,0 2
Pemda Prov.
Jateng 3 5 4 5 5 4
4,0 4,7
3 BBWS
Pemali Juana
5 4 5 5 4 4 4,7
4,3 4
Bappeda Prov.
Jateng 4 4 4 4 5 4
4,0 4,3
5 Pemda
Kab. Semarang 4 3 4 3 4 3
3,7 3,3
6 Bapermas
Prov. Jateng 2 3 4 1 2 2
3,0 1,7
7 Dinas
PSDA 5 4 3 4 4 4
4,0 4,0
8 Dinas
Perikanan 4 3 2 3 3 4
3,0 3,3
9 Dinas
Pariwisata 2 1 2 3 2 5
1,7 3,3
10 BLH
Prov. Jateng
4 3 4 3 5 3 3,7
3,7 11
Dinas Perkebunan
1 1 2 1 2 2 1,3
1,7 12
Dinas Kehutanan
1 1 2 1 1 2 1,3
1,3 13
PT. Sarana
Tirta Ungaran
1 1 2 4 2 5 1,3
3,7 14
BPSDA Jragung
Tuntang 5 5 4 4 5 5
4,7 4,7
15 Balitbang
Prov. Jateng 4 4 4 3 4 3
4,0 3,3
16 PLTA
Jelok Timo
1 1 2 4 3 5 1,3
4,0 17
TNI Zeni
Tempur 4 4 4 1 2 2
4,0 1,7
18 Pelaku
usaha lokal
1 1 1 2 1 3 1,0
2,0 19
Perguruan Tinggi
3 4 4 1 3 2 3,7
2,0 20
Kelompok Sedyo
Rukun 2 3 2 4 4 5 2,3
4,3 21
LSM 2 3 4 1 2 1
3,0 1,3
22 Wisatawan
1 1 2 1 1 2 1,3
1,3 Keterangan:
1 Sangat rendah, 2 Rendah, 3 Cukup tinggi, 4 Tinggi, 5 Sangat tinggi
1 Tingkat pengaruh stakeholders dalam pengelolaan Danau Rawa Pening: P1: Kekuasaan terhadap kegiatan pengelolaan Danau Rawa Pening.
P2: Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan atau regulasi. P3: Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan.
2 Tingkat kepentingan stakeholders dalam pengelolaan Danau Rawa Pening: K1: Harapan terhadap pengelolaan Danau Rawa Pening.
K2: Komitmen dalam pengelolaan Danau Rawa Pening. K3: Manfaat dari pengelolaan Danau Rawa Pening.
129 Lampiran 4 Hasil Analisis Interpretative Structural Modelling
1 Elemen kelompok masyarakat yang terpengaruh a SSIM elemen kelompok masyarakat yang terpengaruh
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E1
V V V V V V V V E2
V V O O V V V E3
O O O O O O E4
A A X A A E5
O V V V E6
V V V E7
A A E8
O E9
Keterangan: V adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
b Reachability Matrix awal No.
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 E2
0 1 1 1 0 0 1 1 1 E3
0 0 1 0 0 0 0 0 0 E4
0 0 0 1 0 0 1 0 0 E5
0 0 0 1 1 0 1 1 1 E6
0 0 0 1 0 1 1 1 1 E7
0 0 0 1 0 0 1 0 0 E8
0 0 0 1 0 0 1 1 0 E9
0 0 0 1 0 0 1 0 1 c Hasil Reachability Matrix final
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 Drv E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
E2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 E3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
E4 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 E5 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5
E6 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 E7 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2
E8 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 E9 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3
Dep 1 2 3 8 2 2 8 6 6
130 d Hasil intepretasi elemen kelompok masyarakat yang terpengaruh
No Sub-elemen Level Ranking Koordinat Sektor Keterangan
1. E1 4
1 1,9 IV Independent
2. E2 3
2 2,6 IV Independent
3. E3 1
4 3,1 I Autonomous 4. E4
1 4 8,2 II Dependent
5. E5 3
2 2,5 IV Independent
6. E6 3
2 2,5 IV Independent
7. E7 1
4 8,2 II Dependent 8. E8
2 3 6,3 II Dependent
9. E9 2
3 6,3 II Dependent 2 Elemen kendala utama dalam pengelolaan
a SSIM elemen kendala utama dalam pengelolaan
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E1
X A X A A A A A A E2
A X A A A A A A E3
V V V V V V V E4
A A A A A A E5
X V X V V E6
V O V V E7
A X A E8
V V E9
A E10
Keterangan: V adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
b Reachability Matrix awal No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10
E1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 E2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
E5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 E6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
E7 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 E8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
E9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
E10 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1
131 c Hasil Reachability Matrix final
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 Drv E1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
E2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
E4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 E5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
E6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 E7 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5
E8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 E9 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5
E10 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 Dep 10 10 1 10 4 4 7 4 7 5
d Hasil intepretasi elemen kendala utama dalam pengelolaan No Sub-elemen Level Ranking Koordinat
Sektor Keterangan 1. E1
1 5 10,3 II Dependent
2. E2 1
5 10,3 II Dependent 3. E3
5 1 1,10 IV
Independent 4. E4
1 5 10,3 II Dependent
5. E5 4
2 4,9 IV Independent
6. E6 4
2 4,9 IV Independent
7. E7 2
4 7,5 II Dependent 8. E8
4 2 4,9 IV
Independent 9. E9
2 4 7,5 II Dependent
10. E10 3
3 5,6 IV Independent
3 Elemen tujuan pengelolaan a SSIM elemen tujuan pengelolaan
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
E1 A
A A
A O
A A
E2 O
V X O
X O
E3 O O A O
A E4
A O O A
E5 A
O A
E6 V
V E7
O E8
Keterangan: V adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
132 b Reachability Matrix awal
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
E1 1 0 0 0 0 0
0 0 E2 1 1
0 1 1 0 1 0
E3 1 0 1 0 0 0
0 0 E4 1 0
0 1 0 0 0 0
E5 1 1 0 1 1 0
0 0 E6 0 0
1 0 1 1 1 1
E7 1 1 0 0 0 0
1 0 E8 1 0
1 1 1 0 0 1
c Hasil Reachability Matrix final
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 Drv
E1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
E2 1 1 0 1 1 0 1 0 5
E3 1 0 1 0 0 0 0 0 2
E4 1 0 0 1 0 0 0 0 2
E5 1 1 0 1 1 0 1 0 5
E6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
E7 1 1 0 1 1 0 1 0 5
E8 1 1 1 1 1 0 1 1 7
Dep 8 5 3 6 5 1 5 2
d Hasil intepretasi elemen tujuan pengelolaan No Sub-elemen Level Ranking Koordinat
Sektor Keterangan 1. E1
1 5 8,1 II Dependent
2. E2 3
3 5,5 III Linkage
3. E3 2
4 3,2 I Autonomous 4. E4
2 4 6,2 II Dependent
5. E5 3
3 5,5 III Linkage
6. E6 5
1 1,8 IV Independent
7. E7 3
3 5,5 III Linkage
8. E8 4
2 2,7 IV Independent
133 4 Elemen lembaga yang terlibat dalam pengelolaan
a SSIM elemen lembaga yang terlibat dalam pengelolaan
No E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17
E18 E19
E20
E1 X V V V V V V V V V V V V V V V V V V
E2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V
E3 A X X V V V V V V V X A A X X X X
E4 V V V V V V V V V V X X V V V V
E5 X V V V V V V V X A A O O O O
E6 V V V V V V V O A A O O O O
E7 X O X V X X O O O O O O O
E8 X
X X
X X
A A
A A
A A
A E9
O O
O O
A A
A A
A A
A E10
X X
X A
A A
A A
A A
E11 X
X O
O O
O O
O O
E12 X
A A
A A
A A
A E13
A A
A A
A A
A E14
A A
A A
A A
E15 X
V V
V V
E16 V
V V
V E17
V V
V E18
X X
E19 X
E20
Keterangan: V adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
b Reachability Matrix awal
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14
E15 E16 E17
E18 E19 E20 E1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E3
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 E4
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E5
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 E6
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E7
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E8
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E9
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 E10
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E11
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E12
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E13
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 E14
0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 E15
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E16
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E17
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 E18
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 E19
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 E20
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
134 c Hasil Reachability Matrix final
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17
E18 E19 E20
Drv E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 E3 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 E5 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E6 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 E7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 E9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E11 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E12 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E13 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
E14 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
E16 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
E17 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E18 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E19 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
E20 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
Dep 2 2 13 5 13 13 20 20 20 20 20 20 20 13 5 5 13 13 13 13
d Hasil intepretasi elemen lembaga yang terlibat dalam pengelolaan
No Sub-elemen Level Ranking Koordinat Sektor Keterangan
1. E1 4
1 2,20 IV Independent
2. E2 4
1 2,20 IV Independent
3. E3 2
3 13,15 III Linkage
4. E4 3
2 5,18 IV Independent
5. E5 2
3 13,15 III Linkage
6. E6 2
3 13,15 III Linkage
7. E7 1
4 20,7 II Dependent 8. E8
1 4 20,7 II Dependent
9. E9 1
4 20,7 II Dependent 10. E10
1 4
20,7 II Dependent
11. E11 1
4 20,7
II Dependent 12. E12
1 4
20,7 II Dependent
13. E13 1
4 20,7
II Dependent 14. E14
2 3 13,15 III Linkage
15. E15 3
2 5,18 IV Independent
16. E16 3
2 5,18 IV Independent
17. E17 2
3 13,15 III Linkage 18. E18
2 3 13,15 III Linkage
19. E19 2
3 13,15 III Linkage 20. E20
2 3 13,15 III Linkage
135 5 Elemen aktivitas pengembangan dalam pengelolaan
a SSIM elemen aktivitas pengembangan dalam pengelolaan No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10
E1 A V V X V V V A V
E2 V V X V V V X V
E3 X A V V V A V
E4 A V V V A X
E5 V V V A V
E6 X V A A
E7 V A A
E8 A A
E9 V
E10
Keterangan: V adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah jika elemen e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah jika elemen e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
b Reachability Matrix awal No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10
E1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E3 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 E4 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
E5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 E6 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
E7 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 E8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
E9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E10 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 c Hasil Reachability Matrix final
No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 Drv
E1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
E3 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 E4 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6
E5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 E6 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3
E7 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 E8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
E9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
E10 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6
Dep 4 2 7 7 4 9 9 10 2 7
136 d Hasil intepretasi elemen aktivitas pengembangan dalam pengelolaan
No Sub-elemen Level Ranking
Koordinat Sektor Keterangan
1. E1 4
2 4,8 IV Independent
2. E2 5
1 2,10 IV Independent
3. E3 3
3 7,6 III Linkage
4. E4 3
3 7,6 III Linkage
5. E5 4
2 4,8 IV Independent
6. E6 2
4 9,3 II Dependent 7. E7
2 4 9,3 II Dependent
8. E8 1
8 10,1 II Dependent 9. E9
5 1 2,10 IV
Independent 10. E10
3 3
7,6 III Linkage
3
ABSTRACT
PARTOMO. Collaborative Management Model of Inland Water in Rawa Pening Lake Central Java Province. Under supervision of SJAFRI
MANGKUPRAWIRA, AIDA VITAYALA S. HUBEIS and LUKY ADRIANTO.
Rawa Pening Lake is an aquatic ecological system which plays important social role for surrounding residents. Disregarding involvement of surrounding
residents and stakeholders in managing the lake may result in conflicting utilization of resources. Managing the lake based on collaborative management
involving all stakeholders will facilitate to create self-governance that pay off all of the stakeholders. This research is intended to formulate strategic policy in
managing lake based on collaborative management. The research was conducted in 4 villages using several method of sampling. Data analysis includes
stakeholders analysis, vulnerability analysis, resilience, and interpretative structural modelling analysis. The results confirm that surrounding residents
depended on Rawa Pening Lake resources. The finding also shows that Kecamatan Tuntang has the highest vulnerability index caused by population
pressure and degraded built land. Key success factors in collaborative management of Rawa Pening Lake are involving fishermen, managing conflict
and empowerment of lake resource users, and the regulatory roles of Central Government and Central Java Provincial Government. Furthermore, necessary
activities needed in upwarding lake collaborative management are education and training for capacity building, besides enhancing coordination among
stakeholders. Key words: lake, stakeholders, collaborative management
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang