28 tidak adanya pihak yang peduli untuk memperbaiki kondisi sumberdaya perikanan
yang telah rusak akibat eksplorasi dan eksploitasi. Kegiatan konservasi untuk memperbaiki potensi sumberdaya perikanan di Danau Rawa Pening, seperti
penebaran benih ikan, pembersihan Eceng Gondok, dan pengerukan sedimentasi merupakan tanggungjawab pemerintah. Masyarakat nelayan merasakan bahwa
kondisi sumberdaya perikanan saat ini semakin kritis dan berkurang produksinya. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekosistem danau yang semakin rusak akibat
ekspansi tanaman penggangu. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan secara formal diatur
oleh pemerintah melalui Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Rawa Pening, serta Keputusan
Bupati Semarang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2001. Pengaturan pemanfaatan
sumberdaya mencakup wilayah perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, zonasi perairan, perijinan, larangan, serta pelaksanaan dan pengawasan. Sanksi
terhadap pelanggaran dalam pemanfaatan sumberdaya alam, bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku, dan belum ada bentuk sanksi yang berasal
dari masyarakat lokal. Dalam hal ini, penegakan peraturan dilakukan oleh pemerintah bersama Satuan Tugas Rawa Pening dengan bersumber pada peraturan
daerah. Sanksi diberlakukan terhadap penggunaan alat tangkap yang kontruksi dan pengoperasiannya dapat merusak lingkungan, seperti penggunaan branjang
kelambu, racun dan bahan peledak
2.8 Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Konsep pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata empowerment, yaitu upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat.
Pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat menekankan pentingnya masyarakat yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir dirinya sendiri.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada manusia merupakan landasan wawasan dalam pengelolaan sumberdaya lokal sehingga terbentuk
mekanisme perencanaan yang menekankan pada teknik pembelajaran sosial dan strategi program bersama masyarakat Nasution et al. 2007.
29 Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto 2007, pemberdayaan dapat
diartikan sebagai pemberian kekuasaan karena power bukan sekedar daya, sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa.
Selama ini keterlibatan masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang sempit. Dalam hal ini, peranserta masyarakat terbatas pada implementasi program. Daya
masyarakat tidak dikembangkan dari dalam dirinya dan harus menerima keputusan yang sudah diambil dari pihak luar, sehingga partisipasi mencapai
bentuk yang pasif. Selanjutnya, pemberdayaan merupakan sebuah proses yang memiliki tahapan sebagai berikut.
1. Penyadaran, yaitu memberikan pengetahuan bersifat penyadaran, percaya, dan
penyembuhan. 2.
Pengkapasitasan, yaitu memampukan sebelum diberi daya atau kuasa. 3.
Pendayaan, yaitu pemberian daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki.
Pemberdayaan bertujuan meningkatkan keberdayaan dari mereka yang dirugikan. Dua konsep penting dalam pernyataan tersebut adalah keberdayaan dan
yang dirugikan, keduanya perlu dipertimbangkan dalam setiap pembahasan pemberdayaan sebagai bagian dari suatu perspektif sosial. Pemberdayaan melalui
kebijakan dan perencanaan dapat dicapai dengan mengembangkan atau mengubah struktur atau lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil terhadap
sumberdaya atau kesempatan untuk berpartisiapasi dalam kehidupan masyarakat. Memberikan sumberdaya yang cukup kepada masyarakat merupakan salah satu
strategi penting dalam pemberdayaan masyarakat Ife dan Tesoriero 2008. Menurut Adi 2008, proses pemberdayaan yang berkesinambungan
merupakan siklus yang tidak berhenti pada suatu titik tertentu, akan tetapi merupakan upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Tahap
dalam siklus pemberdayaan yang berkesinambungan adalah 1 menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan,
2 mendiskusikan alasan terjadinya pemberdayaan dan penidakberdayaan, 3 mengidentifikasikan suatu permasalahan, 4 mengidentifikasikan basis daya
yang bermakna untuk melakukan perubahan, serta 5 mengembangkan rencana- rencana aksi dan implementasinya.
30
2.9 Peranan Modal Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat