Elemen Tujuan Pengelolaan Kolaboratif

100

6.2.3 Elemen Tujuan Pengelolaan Kolaboratif

Tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening dapat diidentifikasi berdasarkan nilai harapan stakeholders yang telah dijaring melalui pertemuan dan diskusi dengan strakeholders yang terlibat. Hasil diskusi dengan stakeholders telah teridentifikasi 8 sub-elemen tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening, yaitu: 1. Melindungi Danau Rawa Pening dari kerusakan ekologi. 2. Pengaturan pemanfaatan sumberdaya berdasarkan kesepakatan stakeholders. 3. Pengembangan usaha mandiri berbasis sumberdaya lokal. 4. Memperbaiki potensi sumberdaya perikanan. 5. Membangun kelembagaan pengelolaan Danau Rawa Pening. 6. Pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya. 7. Penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan sumberdaya. 8. Pembinaan kelompok petani dan nelayan. Hasil analisis ISM dengan memperhitungkan nilai driver power dan dependence dari setiap sub-elemen menunjukkan, bahwa delapan sub-elemen tujuan pengelolaan kolaboratif dapat dipetakan ke dalam kuadran independent, linkage , autonomous, dan dependent seperti disajikan pada Gambar 21. Pengelompokan sub-elemen tujuan pengelolaan menunjukkan, bahwa sub-elemen 6 pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya, dan sub-elemen 8 pembinaan kelompok petani dan nelayan adalah termasuk dalam peubah bebas. Dalam hal ini, kedua sub-elemen tersebut memiliki kekuatan penggerak yang besar tetapi memiliki sedikit ketergantungan terhadap program pengelolaan. Analisis pada kuadran linkage menunjukkan bahwa sub-elemen 2 pengaturan pemanfaatan sumberdaya berdasarkan kesepakatan stakeholders, sub-elemen 5 membangun kelembagaan pengelolaan Danau Rawa Pening, dan sub-elemen 7 penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan sumberdaya termasuk peubah linkage pengait. Diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis sub-elemen tersebut. Menurut Marimin 2004 setiap tindakan terhadap sub- elemen linkage akan menghasilkan keberhasilan program pengelolaan, sebaliknya lemahnya perhatian terhadap sub-elemen tersebut dapat menyebabkan kegagalan program pengelolaan. 101 1 2, 5, 7 3 4 6 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dependence Dr iv er P o we r IV Independent III Link age I Autonomous II Dependent Kegiatan pengaturan pemanfaatan sumberdaya berdasarkan kesepakatan stakeholders , membangun kelembagaan pengelolaan Danau Rawa Pening, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan sumberdaya merupakan beberapa tahap penting dalam pengelolaan kolaboratif. Adanya perhatian terhadap tiga tujuan pengelolaan tersebut dapat mendorong keberhasilan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening. Sub-elemen 1 melindungi danau dari kerusakan ekologi, dan sub-elemen 4 memperbaiki potensi sumberdaya perikanan termasuk ke dalam kuadran dependent , yaitu sub-elemen tujuan pengelolaan yang merupakan akibat dari tindakan sub-elemen tujuan lainnya. Selanjutnya sub-elemen 3 pengembangan usaha mandiri berbasis sumberdaya lokal termasuk dalam kuadran autonomous, yaitu sub-elemen tujuan pengelolaan yang berada di luar sistem pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening. Struktur hirarki elemen tujuan pengelolaan terdiri atas lima level tingkat seperti disajikan pada Gambar 22. Hubungan kontekstual yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar sub-elemen tujuan pengelolaan adalah hubungan Gambar 21 Matriks driver power dan dependence elemen tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening, Tahun 2010 102 pengaruh antar sub-elemen. Dalam hal ini suatu sub-elemen tujuan pengelolaan akan membantu tercapainya tujuan pengelolaan yang lain. 6 Pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya 2 Pengaturan pemanfaatan sumberdaya berdasarkan kesepakatan stakeholders 1 Melindungi Danau Rawa Pening dari kerusakan ekologi 4 Memperbaiki potensi sumberdaya perikanan Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 5 Membangun kelembagaan pengelolaan Danau Rawa Pening 7 Penegakan hukum terhadap pelangaran pemanfaatan sumberdaya 3 Pengembangan usaha mandiri berbasis sumberdaya lokal 8 Pembinaan kelompok petani dan nelayan Level 5 Gambar 22 Struktur sistem elemen tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening, Tahun 2010 Peubah kunci dalam struktur sistem pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening adalah sub-elemen 6 pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya. Peubah kunci tersebut menjadi penggerak utama dan mempengaruhi peubah yang berada pada hirarki di bawahnya dalam struktur sistem tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening. Hasil pengamatan di lapangan dan analisis memerlihatkan bahwa masyarakat sekitar Danau Rawa Pening memiliki keterikatan dengan lingkungannya dalam pemanfaatan sumberdaya danau. Selama ini masyarakat menganggap bahwa Danau Rawa Pening merupakan sumberdaya milik bersama, sehingga siapa saja boleh memanfaatkannya. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku yang ramah lingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dengan mengabaikan pengetahuan lokal yang dimilikinya dapat menghambat pelaksanaan program pengelolaan. 103 Secara empiris, kesadaran masyarakat terhadap pelestarian Danau Rawa Pening merupakan modal dasar dalam kerangka pengelolaan kolaboratif. Dalam hal ini, syarat utama dalam pengelolaan kolaboratif adalah adanya kesadaran atau inisiasi dari pihak-pihak yang berkepentingan untuk bersama-sama memperbaiki potensi sumberdaya alam yang telah rusak. Sependapat dengan Wrihatnolo dan Dwidjowijoto 2007, tahap awal dalam pemberdayaan masyarakat adalah tahap penyadaran masyarakat, yaitu memberikan pengetahuan yang bersifat menyadarkan masyarakat. Tahap berikutnya adalah pengkapasitasan, yaitu memampukan masyarakat sebelum diberi kuasa atau kekuasaan. Tahap terakhir dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah pendayaan, yaitu pemberian daya, kekuasaan, dan otoritas kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas dan kecakapan yang dimilikinya. Fakta di lapangan memerlihatkan, bahwa peranserta masyarakat pemanfaat sumberdaya hanya dilihat dalam konteks yang sempit, yaitu sebatas pada implementasi program atau keputusan yang sudah ditetapkan pihak pemerintah. Peranserta masyarakat pemanfaat sumberdaya dalam pengelolaan Danau Rawa Pening masih sebatas pada bentuk partisipasi yang pasif. Dalam hal ini, terdapat komunikasi dan saling tukar informasi antara pemerintah dan masyarakat pemanfaat sumberdaya, akan tetapi mekanisme dialog masih dalam konteks intruksi informasi dari apa yang telah diputuskan oleh pemerintah. Pemberdayaan masyarakat tidak cukup hanya pada pemberian bantuan material, akan tetapi harus mempertimbangkan penguatan semangat kerja kolektif dalam melestarikan Danau Rawa Pening sebagai sumberdaya milik bersama. Menurut Pranadji 2006, kelemahan utama program pemberdayaan masyarakat selama ini adalah terlalu menekankan pada aspek penguatan modal prasarana, penggunaan jaringan organisasi keproyekan dan sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik dan top down. Oleh sebab itu model pemberdayaan masyarakat yang dianggap sesuai adalah dengan mengacu pada evolusi modal sosial dan sosial budaya secara menyeluruh yang dicirikan oleh penguatan modal sosial melalui kelompok-kelompok kecil yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, peran pemerintah hanya sebagai representasi campur tangan publik untuk memenuhi kebutuhan dan melayani kepentingan masyarakat. 104 Pemberdayaan masyarakat menekankan pentingnya masyarakat pemanfaat sumberdaya dapat mengorganisir dirinya sendiri untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki, terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya danau. Selanjutnya, dengan tercapainya tujuan sub-elemen 6 pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya, maka akan membantu untuk mencapai tujuan pengelolaan lainnya yang berada pada hirarki di bawahnya dalam struktur sistem elemen tujuan pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening.

6.2.4 Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pengelolaan Kolaboratif