Pengelolaan Danau Rawa Pening

64

4.4 Pengelolaan Danau Rawa Pening

Pengelolaan Danau Rawa Pening saat ini didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, baik menyangkut sektor perikanan maupun sektor terkait. Peraturan perundangan yang dijadikan landasan hukum dalam pengelolaan danau adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan kebijakan pengelolaan Danau Rawa Pening disajikan pada Lampiran 2. Analisis terhadap kandungan peraturan perundangan seperti disajikan pada Tabel 11 diharapkan dapat mengetahui fokus pengelolaan sumberdaya danau. Tabel 11 Proporsi aspek kunci dalam peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan Danau Rawa Pening, Tahun 2010 No. Aspek Kunci Undang-Undang No.5 Th. 1990 Undang-Undang No.7 Th. 2004 Undang-Undang No.31 Th. 2004 Undang-Undang No.32 Th. 2004 1 Pengelolaan 6,45 79,63 79,28 35,82 2 Perlindungan 15,05 5,56 2,70 1,49 3 Pemanfaatan 23,66 1,85 7,21 20,90 4 Ekosistem 51,61 0,62 3,60 0,00 5 Peranserta 3,23 1,23 0,90 1,49 6 Pemberdayaan 0,00 0,62 3,60 5,97 7 Koordinasi 0,00 10,49 2,70 34,33 Hasil content analysis dari beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan danau menunjukkan, bahwa telah terjadi pergeseran penekanan dalam aspek pengelolaan danau. Kebijakan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 lebih menekankan pada aspek ekosistem, pemanfaatan, dan perlindungan, sebaliknya aspek pemberdayaan masyarakat dan koordinasi belum mendapat penekanan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air lebih menekankan pada aspek pengelolaan dan koordinasi. Penekanan pada aspek pengelolaan diharapkan dapat menjamin terselenggaranya pengelolaan sumberdaya air yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan. Pengelolaan sumberdaya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah, sehingga perlu keterpaduan dengan 65 mengintegrasikan kepentingan dari berbagai stakeholders. Selanjutnya, dalam pemanfaatan dan pendayagunaan air danau harus memperhatikan upaya pelestarian dan perlindungan. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 2 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa: Sumberdaya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan lebih menekankan pada aspek pengelolaan dan pemanfaatan. Hal ini berarti bahwa pengelolaan sumberdaya perikananan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan aspek pemerataan dalam pemanfaatannya. Aspek pemberdayaan masyarakat, peranserta masyarakat, dan koordinasi telah mendapatkan penekanan walaupun dengan porsi kecil. Ringkasnya, Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menjadi dasar mulai terjadinya perubahan rejim pengelolaan sumberdaya perikanan dari pengelolaan bersifat sentralistik menjadi pengelolaan desentralistik. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa perubahan dalam pengelolaan sumberdaya alam, karena lebih menekankan aspek pengelolaan, pemanfaatan, dan koordinasi. Aspek pemberdayaan masyarakat telah mendapat proporsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan peraturan perundangan lainnya. Hal ini terkait dengan pola desentralisasi dalam pengelolaan sumberdaya alam, sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat 1 Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi: a. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian. b. Bagi hasil atas pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya. c. Penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61062004 Tahun 2004 tentang Pembentukan Forum Rembug Rawa Pening merupakan upaya untuk meningkatkan pengelolaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia terkait dengan pengelolaan kawasan Rawa Pening. Selanjutnya pada Tahun 2007 66 diubah dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 510212007 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening dengan susunan keanggotaan sebagai berikut. a. Penasehat: Wakil Gubernur Jawa Tengah. b. Penanggung Jawab: Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah. c. Ketua: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah. d. Wakil Ketua: Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Jawa Tengah e. Sekretaris: Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah. f. Anggota: 1 Ka. Badan Lingk. Hidup Jateng 18 Karo Pemerintahan Setda Jateng 2 Ka. Bapermas Jateng 19 Ka. BPTP Jateng 3 Ka. Balitbang Jateng 20 Ka. BPSDA Jragung Tuntang 4 Ka. Bakorwil I 21 Ka. BBWS Pemali Juana 5 Ka. Diskankelautan Jateng 22 Ka. Perum Perhutani Unit I 6 Ka. Disparta Jateng 23 Ka. KADIN Jateng 7 Ka. Disperin Jateng 24 Bupati Semarang 8 Ka. Disperdag Jateng 25 Bupati Grobogan 9 Ka. Disnak Jateng 26 Bupati Demak 10 Ka. Distan Pangan Jateng 27 Walikota Salatiga 11 Ka. Disbun Jateng 28 Ka. Bappeda Kab. Semarang 12 Ka. Dishut Jateng 29 Ka. Bappeda Kab. Salatiga 13 Ka. Diskimtaru Jateng 30 Ka. Lembaga Penelitian UNDIP 14 Karo Kerjasama Setda Jateng 31 Ka. Lembaga Penelitian UKSW 15 Karo Perekonomian Setda Jateng 32 Dan Zeni Tempur Banyubiru 16 Karo Pembangunan Setda Jateng 33 Ketua Paguyuban Tani Nelayan 17 Karo Hukum Setda Jateng Sedyo Rukum Selanjutnya, tugas Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening adalah: 1. Melakukan penanganan, konservasi, pengelolaan dan pengembangan potensi Danau Rawa Pening. 2. Melakukan pengaturan tata ruang kawasan Danau Rawa Pening. 67 3. Melakukan pendampingan masyarakat guna pelestarian Danau Rawa Pening. 4. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan pengelolaan dan pengembangan potensi di Danau Rawa Pening. 5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur Jawa Tengah. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 50012584 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengelolaan Kawasan Rawa Pening, Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening memiliki empat kelompok kerja, yaitu: 1. Kelompok kerja manajemen, dengan tugas: a. Menyusun konsep manajemen penyelamatan Danau Rawa Pening. b. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga yang dapat menopang program. c. Membahas bersama pihak legislatif tentang manajemen penyelamatan Danau Rawa Pening. d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum. 2. Kelompok kerja konservasi, dengan tugas: a. Menyusun konsep konservasi Danau Rawa Pening. b. Melakukan upaya-upaya konservasi Danau Rawa Pening. c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum. 3. Kelompok kerja budidaya dan pendampingan masyarakat, dengan tugas: a. Menyusun konsep pengelolaan potensi dan pengembangan, serta pendampingan masyarakat. b. Melakukan pendampingan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Melakukan pengelolaan potensi dan pengembangan di sekitar Danau Rawa Pening. d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum. 4. Kelompok kerja monitoring dan evaluasi, dengan tugas: a. Menyusun indikator keberhasilan penyelamatan Danau Rawa Pening. b. Melakukan pemantauan dan evaluasi program Danau Rawa Pening guna menyusun arah kebijakan pembangunan di masa mendatang. c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum. 68 Program pengelolaan Danau Rawa Pening merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2008-2013. Selanjutnya visi, misi, dan tujuan dalam pengelolaan Danau Rawa Pening adalah sebagai berikut. Visi: Terwujudnya kawasan Danau Rawa Pening yang lestari. Misi: 1. Mengembangkan kerjasama sinergis lintas daerah dan lintas pemangku kepentingan untuk mempertahankan keberadaan kawasan Danau Rawa Pening. 2. Mengembangkan dan memanfaatkan sumberdaya air secara optimal berbasis pembangunan berkelanjutan. 3. Mewujudkan pembangunan fisik dan infra struktur guna mendukung pelestarian Danau Rawa Pening. 4. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi pembangunan ekonomi kawasan Danau Rawa Pening berbasis pertanian, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, serta industri padat karya. Tujuan: 1. Meningkatkan upaya konservasi melalui pengembangan sistem penyangga lingkungan sekitar Danau Rawa Pening secara terpadu bagi keberlanjutan danau di masa mendatang. 2. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pengelolaan kawasan Rawa Pening melalui Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening. 3. Menetapkan berbagai peraturan tentang kawasan yang dimanfaatkan untuk kepentingan pelestarian, usaha budidaya termasuk pariwisata. 4. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan kawasan Danau Rawa Pening. 5. Memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama antar wilayah dan antar pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan ekonomi kawasan serta meningkatkan daya tarik investasi. 6. Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan memanfaatkan potensi ekonomi kawasan Danau Rawa Pening untuk diarahkan pada pengelolaan usaha secara mandiri. 69 7. Memantapkan indikator-indikator dalam pengembangan kawasan Danau Rawa Pening berbasis pada prinsip pembangunan berkelanjutan. 8. Memantapkan sistem pendataan dan informasi agar mudah diakses oleh pemangku kepentingan. 70 V KEBERGANTUNGAN DAN KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP SUMBERDAYA DANAU

5.1 Kebergantungan Masyarakat terhadap Danau Rawa Pening