Implikasi Kebijakan Collaborative management model of inland water in Rawa Pening Lake Central Java Province

116 Rawa Pening, 10 pengembangan obyek wisata berbasis masyarakat nelayan, 11 pemberdayaan masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening, serta 12 memelihara kelestarian daerah tangkapan air. 4. Elemen dalam model pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening adalah 1 kelompok masyarakat yang terpengaruh dengan peubah kunci masyarakat nelayan, 2 kendala utama dalam pengelolaan dengan peubah kunci konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya, 3 tujuan pengelolaan dengan peubah kunci pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya, 4 lembaga yang terlibat dalam pengelolaan dengan peubah kunci pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta 5 aktivitas pengembangan dalam pengelolaan kolaboratif dengan peubah kunci melakukan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia, serta meningkatkan koordinasi antar stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan.

7.2 Implikasi Kebijakan

Hasil penelitian ini memberikan implikasi kebijakan sebagai berikut: 1. Masyarakat pemanfaat sumberdaya memiliki tingkat kebergantungan atau perceived value of dependency yang sangat tinggi terhadap sumberdaya Danau Rawa Pening. Masyarakat pemanfaat sumberdaya sebagai penerima manfaat jasa ekologis danau turut bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan Danau Rawa Pening. Interaksi antara masyarakat pemanfaat sumberdaya dengan Danau Rawa Pening merupakan hubungan timbal-balik yang tidak dapat dipisahkan. Peranserta dan tanggung jawab untuk melestarikan sumberdaya danau dapat dibangun melalui pengelolaan kolaboratif. 2. Hasil analisis kerentanan menunjukkan bahwa Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Ambarawa memiliki tingkat kerentanan tinggi. Implikasinya adalah bahwa pengambil keputusan dapat mempertimbangkan dari aspek ekologi, ekonomi, dan sosial untuk pengembangan wilayah pada dua kecamatan tersebut. 3. Hasil analisis resiliensi menunjukkan bahwa tindakan skala lokal berdasarkan masukan stakeholders dapat meningkatkan ketahanan masyarakat dalam memperbaiki potensi sumberdaya Danau Rawa Pening. Implikasinya adalah 117 bahwa pemberdayaan masyarakat melalui penguatan modal sosial dan kelembagaan lokal yang sudah ada merupakan bagian utama dalam perbaikan sistem ketahanan masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening. Penguatan modal sosial dilakukan dengan mengakomodasi tindakan dan kebijakan pengelolaan yang bersumber dari nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. 4. Hasil analisis stakeholders memperlihatkan pengaruh pemerintah yang tinggi, selanjutnya masyarakat pemanfaat sumberdaya memiliki pengaruh yang rendah dalam penentuan kebijakan pengelolaan Danau Rawa Pening. Implikasinya adalah bahwa diperlukan pemberdayaan terhadap masyarakat pemanfaat sumberdaya agar memiliki peran dalam penentuan kebijakan pengelolaan Danau Rawa Pening. 5. Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa sub-elemen kelompok masyarakat nelayan, sub-elemen konflik dalam pemanfaatan sumberdaya, sub-elemen pemberdayaan masyarakat sumberdaya, sub-elemen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta sub-elemen melakukan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia, dan meningkatkan koordinasi antar stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan merupakan peubah kunci dalam sistem pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening. Oleh sebab itu diperlukan pemberdayaan masyarakat pemanfaat sumberdaya, terutama masyarakat nelayan untuk mewujudkan pengelolaan yang efektif dan mandiri. Aktivitas pengelolaan yang dinilai penting dikembangkan adalah pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia serta meningkatkan koordinasi antar stakeholders yang terlibat. Pengelolaan kolaboratif menuntut adanya kesetaraan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pengelolaan sumberdaya. Implikasinya adalah perlu dipertimbangkan pendapat atau masukan masyarakat nelayan dalam pengambilan keputusan. Terakomodasinya kepentingan masyarakat pemanfaat sumberdaya akan mengurangi potensi terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya. Selanjutnya lembaga Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat berperan sebagai fasilitator dan koordinator dalam pengelolaan kolaboratif di Danau Rawa Pening. 118

7.3 Saran Penelitian