Metode Penentuan Wilayah Sampel Metode Penentuan Responden

40 2. Survai dilakukan dengan wawancara terhadap sejumlah stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan Danau Rawa Pening. Teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup, terbuka, dan semi terbuka. 3. Diskusi mendalam dengan pakar dilakukan terhadap informan yang memiliki kompetensi dan pengalaman berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya danau. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menganalisis hasil penelitian yang pernah dilakukan di lokasi penelitian, peraturan perundangan, serta laporan ilmiah dari berbagai institusi yang terkait dengan kajian penelitian. Pengumpulan data sekunder dilakukan pada beberapa institusi terkait, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang, Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

3.4 Metode Penentuan Wilayah Sampel

Desa-desa yang termasuk dalam kategori desa inti di sekitar Danau Rawa Pening berjumlah 16 desa yang secara administrasi termasuk wilayah Kecamatan Tuntang, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, dan Kecamatan Bawen. Sebanyak empat desa ditentukan secara purposive sampling sebagai sampel penelitian, yaitu Desa Tuntang Kecamatan Tuntang, Desa Rowoboni dan Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru, serta Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa. Beberapa pertimbangan dalam penentuan empat desa tersebut sebagai sampel penelitian adalah: 1. Representatif, yaitu karakteristik masyarakat desa sampel dianggap dapat merepresentasikan ciri-ciri populasi masyarakat sekitar Danau Rawa Pening. 2. Memadai, yaitu jumlah sampel dianggap cukup memadai untuk meyakinkan kestabilan ciri-ciri populasi masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening. 41

3.5 Metode Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 118 orang, terdiri atas responden masyarakat pemanfaat sumberdaya 99 orang, pejabat instansi pemerintah 11 orang, stakeholders lain 3 orang, agen perubahan 2 orang, dan responden pakar 3 orang. Penentuan responden masyarakat pemanfaat sumberdaya dilakukan dengan metode random sampling. Dalam hal ini semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden masyarakat adalah penduduk yang berdomisili di Desa Tuntang, Rowoboni, Kebondowo, dan Bejalen. Penentuan jumlah responden masyarakat pemanfaat sumberdaya yang disurvai dan diminta untuk mengisi kuesioner mengacu pada pendapat Slovin 1960 diacu dalam Hasan 2002, yaitu: N n = 1 1 + Ne 2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir Jumlah populasi penduduk dari keempat desa studi adalah 16.060 orang dengan sebaran Desa Tuntang 5.592 orang, Desa Rowoboni 2.317 orang, Desa Kebondowo 6.673 orang, dan Desa Bejalen 1.478 orang. Dengan menggunakan tingkat kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel sebesar 10, maka ukuran sampel masyarakat pemanfaat sumberdaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 16.060 n = 2 1 + 16.060 0,1 2 16.060 n = 3 1 + 16.060 0,01 16.060 n = 4 161,6 n = 99,38 42 Dengan demikian ukuran sampel yang dibutuhkan untuk wawancara dengan responden masyarakat pemanfaat sumberdaya dalam penelitian ini adalah sejumlah 99 orang. Responden dari stakeholders pemerintah ditentukan secara purposive sampling . Metode penentuan berdasarkan penelusuran dari informasi terkait keterlibatan dan peran institusi responden dalam pengelolaan Danau Rawa Pening. Responden dari stakeholders pemerintah dalam penelitian ini berjumlah 11 orang seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah responden dari stakeholders pemerintah, Tahun 2010 No Stakeholders Pemerintah Jumlah 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 1 orang 2 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah 1 orang 3 Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Jawa Tengah 1 orang 4 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana 1 orang 5 Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Jragung Tuntang 1 orang 6 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang 1 orang 7 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang 1 orang 8 Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang 1 orang 9 Desa Rowoboni, Kebondowo, dan Bejalen 3 orang Total 11 orang Responden dari kelompok stakeholders lain dan agen perubahan ditentukan secara purposive sampling. Responden dari stakeholders lain berjumlah 3 orang yang berasal dari PT. Sarana Tirta Ungaran 1 orang, PLTA Jelok Timo 1 orang, dan pelaku usaha lokal 1 orang. Selanjutnya responden dari agen perubahan berjumlah 2 orang yang berasal dari Pusat Studi dan Pengembangan Rawa Pening Universitas Kristen Satya Wacana 1 orang, serta dari Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Swadaya 1 orang. Diskusi mendalam untuk merancang strategi pengelolaan kolaboratif dilakukan terhadap 3 pakar yang berasal dari instansi Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Jragung Tuntang 1 orang, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang 1 orang, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 1 orang. Responden pakar ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan, yaitu 1 memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kajian penelitian, 2 43 memiliki pengalaman pekerjaan terkait dengan kajian penelitian, dan 3 memiliki pengalaman dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

3.6 Metode Analisis Data