maka keragaman jenis rendah karena komunitas didominasi oleh jenis tertentu Odum 1993.
C. Kelimpahan Larva Ikan Bandeng
Kelimpahan larva ikan Bandeng, didefinisikan sebagai banyaknya individu per luas daerah pengambilan contoh Brower and Zar 1977, yang dihitung
dengan persamaan berikut:
Keterangan : N
i
= kelimpahan larva ikan pada hari ke- i indm
2
, ∑ n
i
= jumlah individu tertangkap pada hari ke- i, dan A = luas sapuan.
Luas sapuan diasumsikan sebagai perkalian antara panjang alur sapuan dengan lebar mulut seser yang disimbolkan dengan “A”. Dihitung dengan
persamaan yang domodifikasi dari Sparre and Venema 1999, sebagai berikut:
Keterangan : A = luas sapuan, D = jarak sapuan, X
2
= lebar bukaan mulut seser. Pendugaan kelimpahan dalam biomassa dilakukan dengan memanfaatkan
persamaan Brower and Zar 1990 tersebut di atas, dimana ∑n
i
diasumsikan sebagai total bobot larva tertangkap pada hari ke- i grm
2
. D.
Analisis Faktor Kondisi Larva Ikan Bandeng
Faktor kondisi larva ikan bandeng dihitung dengan memanfaatkan persamaan berikut Effendi 1979:
1 Bila pola pertumbuhan bersifat allometrik b
≠3 , menggunakan rumus;
2 Bila pola pertumbuhan bersifat isometrik b =3 , menggunakan rumus;
Keterangan : K = faktor kondisi, W = bobot larva contoh gr, L = panjang larva contoh
mm, a dan b = konstanta.
E. Jenis Makanan Utama
Seluruh saluran pencernaan dari sampel larva ikan bandeng yang diperiksa nya pada penelitian ini dalam kondisi kosong. Diduga, disebabkan oleh dua
hal, yaitu; 1 larva tersebut sudah ditangkap sebelum melakukan aktivitas makan, dan atau 2 larva tersebut telah mengeluarkan isi saluran
pencernaannya ketika ditangkap. Oleh sebab itu analisis jenis makanan utama larva ini dilakukan melalui perbandingan antara jenis fitoplankton
yang ditemukan pada saat sampling dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya terkait dengan kebiasaan makan larva ini.
F. Hubungan antara Biomassa, Faktor Kondisi, dan Fitoplankton dengan
Parameter Suhu dan Salinitas Pada analisis ini digunakan metode analisis statistik multivariabel, yaitu
Analisis Komponen Utama AKU. Dikatakan oleh Bengen 2000, tujuan utama digunakannya analisis ini adalah:
1. Mengekstraksi informasi esensial yang terdapat dalam suatu tabel atau
matriks data. 2.
Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan interpretasi. 3.
Mempelajari suatu tabel atau matriks data dari sudut pandang kemiripan antara individu atau hubungan antar variabel.
Pengolahan data melalui AKU, dilakukan dengan program Minitab Seri 15. Matriks data terdiri dari; 1 stasiun pengamatan sebagai individu statistik
baris dan 2 biomassa dan faktor kondisi larva ikan bandeng, kelimpahan fitoplankton, serta parameter suhu dan salinitas sebagai peubah variabel
kuantitatif. Jika semakin dekat suatu titik variabel pada lingkaran korelasi, semakin
besar peranannya terhadap sumbu grafik bidang. Korelasi terhadap sumbu sama dengan kosinus sudut antara sumbu dan garis lurus yang melewati
pusat gravitasi dan titik variabel. Dengan demikian kita dapat
menginterpretasi posisi suatu variabel berdasarkan sudut yang dibentuk oleh garis lurus dengan sumbu atau variabel lain.
Matriks korelasi menjelaskan hubungan antar parameter yang ada. Tanda minus atau plus menunjukkan sifat korelasi negatif atau positif antar
parameter. Nilai yang mendekati satu 0.5 sampai 1 menjelaskan hubungan yang positif antar parameter. Nilai yang mendekati minus satu -0.5 sampai
-1 menjelaskan hubungan negatif antar parameter. Sedang nilai yang mendekati nol -0.5 sampai 0.5 menjelaskan hubungan antar parameter
yang tidak erat atau tidak mempunyai pengaruh terhadap parameter lain Bengen 2000.
3.4.2 Data Sosial Ekonomi A. Penentuan Jumlah Unit Responden