Skenario Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

2.6.2 Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan

A. Analisis Indikator

Indikator didefinisikan sebagai sebuah alat untuk mengukur, mengindikasikan, atau merujuk sesuatu hal dengan lebih atau kurang dari ukuran yang diinginkan. Tujuannya, untuk mengetahui masalah kritis yang menjadi faktor penghambat bagi keberlanjutan usaha pemanfaat suatu sumberdaya perikanan. Dalam analisis indikator, perlu untuk menentukan pemanfaat sumberdaya dan indikator yang digunakan untuk menilai permasalahan Adrianto 2007. Dalam penelitian ini pemanfaat sumberdaya larva ikan bandeng terdiri atas; 1 pengumpul larva ikan bandeng, 2 petambak ikan bandeng, dan 3 pedagang pengumpul ikan bandeng. Sedang indikator yang akan dijadikan tolak ukur adalah indikator ekologi, ekonomi, sosial, dan kebijakan.

B. Evaluasi Keberlanjutan

Pada analisis ini yang dikaji adalah penilaian pemanfaat sumberdaya perikanan terhadap suatu kebijakan dan atau program, dengan menggunakan kriteria; 1 efesiensi, 2 keberlanjutan, dan 3 pemerataan. Menurut UNDP 1999 in Adrianto 2007, evaluasi didefinisikan sebagai upaya selektif yang dilakukan untuk memperkirakan pencapaian kemajuan dan implementasi sebuah program secara sistimatik dan berorientasi pada tujuan kegiatan atau program. Ada tiga pendekatan evaluasi yang dapat dilakukan yaitu; 1 pendekatan evaluasi kinerja, 2 evaluasi proses, 3 identifikasi kapasitas pengelolaan, dan 3 evaluasi hasil Pomeroy and Rivera G. 2006 in Adrianto 2007. Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi proses yang didisain untuk menentukan kualitas implementasi dan aktifitas pemanfaatan sumberdaya larva ikan bandeng untuk mengetahui tingkat pencapaian pemanfaatan yang berkelanjutan.

2.6.3 Skenario Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

Pengelolaan sumberdaya alam merupakan masalah yang multi kriteria dan multi obyektif. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknik evaluasi yang saling berhubungan. Untuk menentukan skenario terbaik pengelolaan perikanan berkelanjutan, digunakan alat analisis Multi Criteria Desicion Making MCDM. MCDM merupakan alat analisis kebijakan yang menyangkut pengelolaan sumberdaya alam. Teknik analisis kebijakan dengan MCDM merupakan suatu teknik yang bertujuan mengakomodasi proses seleksi yang melibatkan beragam kriteria multi criteria dalam mengkalkulasi pemrasaran di antara kriteria konflik yang terjadi. Penggunaan MCDM dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk membantu dalam merumuskan skenario pengelolaan perikanan di pesisir Kota Jayapura, khususnya Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp secara berkelanjutan melalui pendekatan distribusi sumberdaya larva ikan bandeng. Pendekatan MCDM mengakomodasi beberapa kriteria yang dihadapi namun relevan dalam mengambil keputusan tanpa harus mengkonversi ke pengukuran moneter dan proses normalisasi. Menurut Gumbriech 1996, dalam analisis MCDM diperlukan sejumlah pendekatan dengan menghitung sejumlah kriteria untuk membentuk struktur yang mendukung proses pengambilan keputusan. Prosudur kerja dalam analisis MCDM dimulai dengan tahapan preferensi ctriteria pembobotan kriteria. Langkah-langkahnya adalah; 1 identifikasi dan penetapan skenario atau alternatif keputusan, 2 identifikasi serta penetapan kriteria dan subkriteria yang dapat digunakan untuk menilai setiap skenario alternatif, dan 3 pemberian bobot pada setiap subkriteria dari setiap kriteria. Besar kecilnya nilai bobot yang diberikan, didasarkan pada pertimbangan seberapa pentingnya subkriteria tersebut menjadi penilai dalam pengambilan keputusan menurut persepsi responden. Pembobotan ini dapat dilakukan berdasarkan skala Saaty atau Likert. Gumbriech 1996. Tahapan pokok dalam analisis MCDM adalah tahapan fungsi agregasi Agregation Functions. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menetapkan skenario alternatif keputusan yang mungkin diambil. Dalam tahapan ini dilakukan perhitungan rata-rata geometrik dari hasil pembobotan persepsi responden. Jumlah skor seluruh subkriteria dari seluruh kriteria pada skenario alternatif terpilih harus sama dengan satu Jankowski 1995 in Subandar 2002.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif guna mendapatkan fakta dari kondisi yang ada melalui survei dan analisis laboratorium. Tujuannya, untuk mendapatkan data kondisi biofisik lingkungan lokasi penelitian, kelimpahan sumberdaya larva ikan bandeng, jenis makanannya, dan penilaian dampak berkurangnya kelimpahan sumberdaya tersebut terhadap sosial ekonomi pada pengumpul larva ikan bandeng serta petambak dan pedagang pengumpul ikan bandeng. Selanjutnya, digunakan untuk menggambarkan fakta, sifat, dan hubungan antara fenomena yang diselidiki secara sistimatis, sehingga dapat diperoleh gambaran yang komperhensif dan mendalam tentang kondisi dari obyek yang diteliti Nazir 2003. Berdasarkan masalah yang diteliti, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode survei, yaitu mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala yang ada dihubungkan dengan kondisi faktual dari daerah dimana lokasi penelitian itu berada Nazir 2003. Metode survei juga bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dirancang dan dipersiapkan sebelumnya Singarimbun 1995. Gay 1976 in Sevilla et al. 1993, mendefenisikan metode survei sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 3.2 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, analisis laboratorium, serta wawancara dengan masyarakat setempat dan responden. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu institusi yang telah didokumentasikan dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah dan atau publikasi daerah.