Prakir Alokasi Upaya dan Perilaku Pengumpul Larva Ikan Bandeng

B Gam Untuk respon dan eff Berdas memb effort tetapi sama m yang s tenaga benih

B. Prakir

Menur menga dipero berper M Ju J Ind e ks Mu si m a n Bulan a n mbar 24 Inde k mengetahu n terhadap se ffort pada dia Gambar 2 sarkan Gam erikan respo akan menin dalam kasu melakukan p semakin ber a yang dikel sama dengan raan Keunt rut Bene and alokasikan u oleh. Dalam rilaku demik 0,00 200, Mei uni uli 0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 Bulan a n eks Musiman ui apakah p etiap waktu agram bar, se 25 Indeks M mbar 25, ons terhadap ngkat bersam us ini tidak penangkapan rkurang saat luarkan dan n yang haru tungan Ekon d Tewfik 2 upaya merek m kasus ini d kian. Perkir 00 400,00 Effort Inde Mei Juni n Bulanan I pengumpul u kelimpaha eperti pada G Musiman Bula maka dapa p setiap mu maan dengan semua pen n. Hal ini d t ini rata-ra n kesulitan y us dihadapi p nomi RPU 000, umum ka menurut diharapkan p raan keuntu 600,00 800,0 eks Bulanan Juli I j selam larva ikan an, maka dila Gambar 25. anan I j at dikataka usim kelimp n peningkata gumpul sere disebabkan j ata 20–40 ek yang dihada pada saat kel E j mnya secara laba atau k pengumpul l ungan ekono 00 ma waktu pen bandeng m akukan tabu dan effort. an pengump pahan, dima an jumlah la entak secara umlah hasil kororangha api dalam p limpahan. ekonomi ne keuntungan larva ikan b omi RPUE j ngamatan. memberikan ulasi data I j pul selalu ana jumlah arva. Akan a bersama- tangkapan ari sedang penanganan elayan akan yang akan andengpun diperoleh dengan memanfaatkan data hasil tangkap, upaya, dan harga jual dari hasil penelitian Lampiran 13. Untuk menganalisis apakah upaya pengumpul selalu dialokasikan menurut jumlah tangkapan dan kelimpahan guna mendapatkan keuntungan atau laba yang lebih, maka dilakukan tabulasi data RPUE j , hasil tangkap dan kelimpahan larva ikan bandeng seperti terlihat pada Gambar 26. Gambar 26 Dinamika RPUE j , hasil tangkap ekorhari, dan kelimpahan individu larva ikan bandeng indm 2 , tahun 2009 Tabulasi data hasil tangkapan dengan kelimpahan individu larva ikan bandeng dan RPUE j pada Gambar 26, mendukung hasil analisis pada Gambar 25. Alokasi upaya selalu mengikuti kelimpahan larva ikan bandeng. Pendapatan pengumpul akan meningkat apabila hasil tangkap meningkat. Hasil tangkappun akan meningkat apabila kelimpahan larva meningkat. Selanjutnya untuk menganalisis apakah alokasi upaya penangkapan selalu berdasarkan keuntungan laba yang diperoleh atau hanya berdasarkan kebutuhan ekonomi, maka dilakukan tabulasi data hasil tangkap, kelimpahan larva, dan RPUE j pada tahun 2004, seperti terlihat pada Gambar 27. Selanjutnya tampilan pada Gambar 27 dibandingkan dengan tampilan pada Gambar 26. T a n g g a l 2 0 0 9 24- M ay 25- Ma y 26- M ay 27- M ay 28- M ay 29- Ma y 30 -M ay 31- M ay 1- Ju n 2- Ju n 3- Ju n 4- Ju n 5-J u n 25- Ju n 26- Ju n 27- Ju n 29- Ju n 30- Ju n 1-J u l 3- Ju l 4- Ju l 5- Ju l 6- Ju n 7- Ju l Hasi l tangkapan ekor har i 2 0 0 0 4 0 0 0 6 0 0 0 8 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 4 0 0 0 1 6 0 0 0 1 8 0 0 0 Kelimp a han i ndm 2 5 1 0 1 5 2 0 2 5 RPUE ij 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0 5 0 0 0 0 H a s il t a n g k a p a n K e lim p a h a n R P U E ij Gambar 27 Dinamika RPUE j , hasil tangkap ekorhari, dan kelimpahan individu larva ikan bandeng indm 2 , tahun 2004 Tabulasi data hasil tangkap, kelimpahan larva, dan RPUE j pada Gambar 27, juga menunjukkan bahwa alokasi upaya mengikuti kelimpahan larva ikan bandeng. Meskipun demikian, karena kelimpahan pada tahun 2004 masih cukup tinggi maka hasil tangkap dan pendapatan pengumpulpun lebih tinggi dari tahun 2009 Gambar 26. Pada Gambar 27 juga terlihat, nilai RPUE j pada tanggal 26 dan 30 April serta tanggal 1 Mei 2004 lebih tinggi dari tanggal penangkapan lainnya. Bila Gambar 27 dihubungkan dengan data effort upaya pada Lampiran 14, maka terlihat bahwa tingginya nilai RPUE j pada ketiga tanggal tersebut karena pengurangan jumlah effort. Ini menunjukkan bahwa, untuk mendapatkan keuntungan atau laba yang lebih perlu dilakukan pembatasan jumlah effort. Hal ini disebabkan harga jual larva ini tetap sama, baik saat melimpah ataupun berkurang. Dinamika RPUE j pada Gambar 26 dan 27 juga memberikan informasi bahwa, alokasi upaya pengumpul larva ikan bandeng tidak didasarkan pada keuntungan yang diperoleh tetapi lebih dikarenakan kebutuhan ekonomi terkait tidak adanya mata pencarian alternatif. Ini juga mengindikasikan bahwa, para pengumpul yang umumnya ibu-ibu rumah tangga secara ekonomi sangat bergantung pada kelimpahan larva ini. Kedua gambar tersebut juga menunjukkan, adanya perbedaan kelimpahan T a n g g a l 2 0 0 4 23- A pr 24 -Ap r 25- A pr 26 -A pr 27- A pr 28- A pr 29- A pr 30- A pr 1- M ay 2-M ay 3- M ay 24- M ay 25- M ay 26- M ay 27 -Ma y 28- M ay 30 -M ay 31- M ay 1- Jun 2- Ju n 3- Jun 4- Ju n 6- Ju n Hasi l tan g kap an e ko r ha ri 2 0 0 0 4 0 0 0 6 0 0 0 8 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 4 0 0 0 1 6 0 0 0 1 8 0 0 0 K e lim pa ha n in d m 2 5 1 0 1 5 2 0 2 5 RPUEij 5 0 x 1 0 3 1 0 0 x 1 0 3 1 5 0 x 1 0 3 2 0 0 x 1 0 3 2 5 0 x 1 0 3 3 0 0 x 1 0 3 3 5 0 x 1 0 3 H a s il ta n g k a p a n K e lim p a h a n R P U E ij larva ikan bandeng yang cukup besar antara tahun 2004 dan 2009. Kelimpahan tersebut mengalami penurunan pada tahun 2009. Penurunan kelimpahan ini berdampak pada berkurangnya hasil tangkap dan pendapatan pengumpul.

5.3 Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

5.3.1 Penentuan Indikator dan Variabel Pengukur Indikator

Indikator dan variabel pengukur yang teridentifikasi dan pada analisis ini adalah : 1 Indikator ekologi; keberadaan ekosistem mangrove Ekl.1, keberadaan ekosistem terumbu karang Ekl.2, keberadaan sumberdaya larva ikan bandeng C. chanos, Forsskal Ekl.3, berkurangnya sedimentasi Ekl.4, dan kualitas air Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp Ekl.5. 2 Indikator ekonomi; peningkatan produksi hasil usaha Ekm.1, peningkatan pendapatan Ekm.2, berkurangnya kematian alami larva ikan bandeng C. chanos , Forsskal Ekm.3 , peningkatan luasan areal tambak Ekm.4, dan peningkatan padat tebar Ekm.5. 3 Indikator sosial; tingkat pendidikan S.1, pemerataan pendapatan S.2, partisipasi dalam pengelolaan Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp S.3, keberadaan tenaga kerja S.4, dan keharmonisan hubungan antara pemanfaat sumberdaya larva ikan bandeng C. chanos, Forsskal S.5. 4 Indikator kebijakan; pengembangan dan peningkatan produktivitas tambak K.1, pengendalian konversi dan peningkatan reboisasi ekosistem mangrove K.2, peningkatan SDM pengumpul larva ikan bandeng C. chanos , Forsskal K.3, pemberdayaan pelaku bom ikan K.3, pengendalian sedimentasi K.4, dan penghentian aktivitas pemboman ikan K.5. Hasil perhitungan bobot dari persepsi responden untuk indikator ekologi, menghasilkan terpilihnya variabel keberadaan sumberdaya larva ikan bandeng C. chanos , Forsskal Ekl.3 dengan nilai proporsi persepsi tertinggi, yaitu 2.81. Terpilihnya variabel ini menunjukkan bahwa, sumberdaya larva ikan bandeng