sumberdaya tersebut, melainkan perlu juga mempertimbangkan interaksi antara sumberdaya perikanan yang dimanfaatkan dengan aktivitas manusia untuk
memanfaatkan sumberdaya tersebut Adrianto et al. 2004; Fauzi 2006. Untuk mendisain suatu perencanaan pengelolaan yang dapat menjamin kelangsungan
suatu sumberdaya perikanan dan aktivitas masyarakat yang tergantung pada sumberdaya tersebut, maka faktor biologi, ekologi, mekanisme ekonomi, dan
aturan yang mempengaruhi alokasi upaya pemanfaatan sumberdaya tersebut sangat penting untuk dipahami Bene and Tewfik 2000.
2.6.1 Konsep Perikanan Berkelanjutan
Konsep keberlanjutan telah lama diperdebatkan dalam ilmu perikanan. Charles 2001 in Adrianto et al. 2004 menyatakan bahwa, ada tiga paradigma
yang mendasari munculnya konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, yaitu:
1 Paradigma Konservasi Dalam paradigma konservasi, konsep keberlanjutan diartikan sebagai cara
mengendalikan upaya tangkap agar optimal dan berkelanjutan. Stok ikan harus dapat dilindungi tanpa memperhatikan tujuan manusia memanfaatkan
stok tersebut sebagai obyek. Akibatnya, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan manfaat yang kecil. Salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk menunjang konsep konservasi dalam dunia perikanan adalah maximum sustainable yield MSY.
2 Paradigma Rasionalisasi Paradigma rasionalisasi memperhitungkan kepentingan pemanfaat
sumberdaya dan pemilik sumberdaya. Pemanfaatan sumberdaya perikanan harus rasional dan efesien secara ekonomi, dengan memperhitungkan
keuntungan profit yang akan diperoleh. Pandangan dalam paradigma rasionalisasi ini kemudian mendasari lahirnya konsep produksi lestari yang
memberikan nilai ekonomi penerimaan netto terbesar, atau diistilahkan sebagai maximum economic yield MEY.
3 Paradigma Sosial Komunitas Paradigma ini muncul karena kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan selalu berorientasi pada kepentingan manusia. Dalam paradigma ini cara yang paling baik dalam mencapai perikanan berkelanjutan adalah
melalui analisis sistimatik dan kompleks pada cara pemanfaatan. Target dalam paradigma ini adalah produksi optimum lestari optimum sosial
yield OSY, yang mengakomodir aspek keberlanjutan komunitas
menyangkut; a pengontrolan panen, b penggunaan teknologi tepat guna, c memperhitungan resiliensi jangka panjang, dan d keragaman. Dengan
kata lain keberlanjutan tidak hanya difokuskan pada konservasi sumberdaya ikan semata ataupun memaksimalkan pemanfatan ekonomi saja, tetapi lebih
ditekankan pada bagaimana menyediakan sumber pendapatan bagi komunitas nelayan.
Berdasarkan ketiga paradigma tersebut di atas, selanjutnya ditambahkan
oleh Adrianto et al. 2004, perikanan berkelanjutan harus didefinisikan secara luas karena menyangkut kepentingan manusia. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Salim 1991, bahwa saat ini pengelolaan sumberdaya ikan selalu dihadapkan pada tantangan yang timbul karena faktor-faktor yang menyangkut
pertumbuhan penduduk, perkembangan sumberdaya dan lingkungannya, perkembangan teknologi, dan ruang lingkup internasional.
Tantangan untuk memelihara sumberdaya yang “sehat” menjadi isu yang cukup kompleks dalam
pembangunan perikanan berkelanjutan .
Menurut Adrianto et al. 2004; Fauzi
2006, konsep pembangunan perikanan yang berkelanjutan sendiri mengandung beberapa aspek yaitu:
1 Keberlanjutan Ekologi Ecological sustainability Untuk menjamin keberlanjutan ekologi, model pengelolaan yang sudah
berjalan perlu dikaji ulang untuk menghindari habisnya stok ikan dan bagaimana memelihara stok tersebut pada level yang stabil, baik pada saat
ini maupun masa yang akan datang. Dengan kata lain, upaya untuk memelihara keberlanjutan stok atau biomas sehingga tidak melewati daya
dukungnya, serta memberikan perhatian utama untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dari ekosistem.
2 Keberlanjutan Sosial Ekonomi Socioeconomic sustainability Keberlanjutan sosial ekonomi, harus bersifat makro sehingga dapat
mencapai tingkat kesejahteraan sosial ekonomi secara menyeluruh untuk jangka panjang. Dalam menilai keberlanjutan sosial ekonomi, perlu
diperhitungkan kriteria ekonomi dan kriteria sosial. Kriteria ekonomi meliputi tingkat pemanfaatan sumberdaya dan ktriteria sosial meliputi
pemerataan kesejakteraan. Secara ekonomi pemanfaatan sumberdaya perikanan harus relevan dan secara sosial memberikan manfaat yang
berkelanjutan bagi generasi mendatang. Permasalahannya, hal ini sulit dipisahkan di tingkat kebijakan. Keberlanjutan sosial ekonomi dapat
dicapai dengan memperhatikan keberlanjutan dari kesejakteraan pelaku perikanan pada tingkat individu. Dengan menjamin keberlanjutan dari
semua sistim ekonomi, baik lokal maupun global, dapat memberikan manfaat yang merata bagi semua pengelola perikanan.
3 Keberlanjutan Komunitas Community sustainability
Pembangunan perikanan yang berkelanjutan, harus memperhatikan keberlanjutan kesejakteraan dari sisi komunitas atau masyarakat secara
terpadu, baik kesejakteraan ekonomi mapun sosial budaya dan kesehatan jangka panjang.
4 Keberlanjutan Kelembagaan Institutional sustainability Keberlanjutan kelembagaan, menyangkut pengelolaan dan pemeliharanan
aspek financial, administrasi yang baik dan sehat serta kemampuan pengorganisasian untuk jangka panjang. Pengelolaan aspek financial dan
administrasi yang baik serta kemampuan pengorganisasian untuk jangka panjang, merupakan syarat dari tiga komponen pembangunan perikanan
berkeberlanjutan yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan, keberlanjutan kelembagaan sangat terkait dengan perangkat peraturan dan
kebijakan pengelolaan yang dikuasai oleh nelayan. Dengan kata lain, keberlanjutan pemanfaatan suatu sumberdaya hanya dapat dicapai pada
model pengelolaan yang dikuatkan oleh peraturan.
2.6.2 Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan