Keberlanjutan Ekonomi Evaluasi Keberlanjutan

mendukung kedua kawasan tersebut dalam menunjang kesehatan stok ikan bandeng dan pada akhirnya berdampak pada ketidakberlanjutan ketiga usaha ini.

C. Keberlanjutan Ekonomi

1 Pengumpul Larva Ikan Bandeng Pada Gambar 32, terlihat selisih yang cukup besar antara pendapatan riil pengumpul dengan UMR Kota Jayapura, yaitu Rp.1 466 225,-. Selisih ini menunjukkan, penurunan stok larva ikan bandeng berdampak pada ketidakberlanjutan ekonomi pengumpul. Hal ini karena pengumpul sangat bergantung secara ekonomi pada keberadaan larva ini secara alami terkait tidak adanya mata pencarian alternatif. 2 Petambak Ikan Bandeng Pada Gambar 33, terlihat bahwa usaha tambak secara ekonomi cukup menguntungkan. Ini dapat dilihat dari nilai pendapatan petambak yang melebihi UMR Kota Jayapura, meski pendapatan mereka tidak sebesar pada pedagang. Hal ini dikarenakan selain memiliki sumber benih alternatif, harga ikan bandeng pun cukup tinggi, yaitu rata-rata Rp. 7 000,- per ekor. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa, karena memiliki alternatif lain untuk memenuhi kekurangan benih dan ditunjang pula oleh harga komoditi ini, maka dari sisi ekonomi untuk sementara dapat menunjang keberlanjutan usaha mereka. 3 Pedagang Pengumpul Ikan Bandeng Pada Gambar 34, terlihat bahwa usaha pedagang ikan bandeng secara ekonomi sangat menguntungkan. Ini dapat dilihat dari nilai pendapatan pedagang yang jauh melebihi nilai UMR Kota Jayapura, dengan selisih sebesar Rp 6 133 000,-. Tingginya pendapatan pedagang ini selain terkait dengan adanya daerah penyuplai ikan bandeng alternatif, ditunjang pula oleh tersedianya pasar dan harga komoditi ini yang cukup tinggi di Kota Jayapura. Oleh sebab itu, kondisi pengelolaan kedua kawasan pesisir tersebut saat ini dapat menunjang keberlanjutan ekonomi mereka. D D. Keber Pada pendap Menur pendap pendap dapat baik. indika sosial Diagra sumbe G G rlanjutan So Gambar 32 patan untuk rut Oshima patan denga patan di ne dikatakan p Akan tetapi ator biologi d pemanfaat s am amoeba erdaya larva Gambar 32 ambar 33 D ik osial 2, 33, dan ketiga usaha in Rosyidi an ketimpan gara berkem pemerataan p bila dikaitk dan ekologi, sumberdaya a untuk ke ikan banden Diagram am larva ikan b Diagram amo kan bandeng 34, terlih a ini mengar 2005, nilai ngan sedang mbang. Berd pendapatan kan dengan a , kondisi ini larva ini. eberlanjutan ng, dapat dili moeba untuk bandeng oeba untuk k g at bahwa, rah pada ket GRI 0.23 m dan cukup dasarkan pen masyarakat analisis terha menjurus p n usaha da ihat pada Ga keberlanjut keberlanjutan dari sisi p tidakberlanju menunjukkan p baik untuk ndapat terse Kota Jayap adap variabe ada ketidakb ari ketiga ambar 32, 33 an usaha pen n usaha peta pemerataan utan sosial. n distribusi k distribusi ebut, maka pura cukup el pengukur berlanjutan pemanfaat 3 dan 34. ngumpul ambak p p d k d s m i i b H p p u k d p b p s b G Berdas permasalaha pada ketidak dikarenakan kestabilan e ditimbulkan sedimentasi. masyarakat ikan. Penur ikan ini ber bandeng di Holtekamp. pada produk pada keberl usaha kedu ketersediaan dikarenakan pendapatan berdampak padat tebar suplai benih benih dari ambar 34 D p sarkan tamp an Teluk Yo kberlanjutan n kebijakan ekosistem p adalah te . Kurang dalam mena runan luasan rdampak pa kawasan . Terganggu ktivitas usah anjutan sosi ua pemanfa n stok lar n ketergantu alternatif ya pada berku karena berk h alternatif, m luar yang Diagram amo pengumpul i pilan Gambar utefa dan pe n pengelolaan pembanguna pesisir dan erjadi penur gnya peman angkap ikan n mangrove ada tergangg pesisir Kot unya kesehat ha pengump ial ekonomi aat ini salin rva tersebut uan secara ang memada urangnya lua kuranya beni mereka terke cukup tingg oeba untuk k ikan bandeng r 32, 33, dan esisir Kampu n perikanan an Kota Jay sumberday runan luasa ntauan dan berdampak , peningkata gunya keseh ta Jayapura tan stok sum ul dan petam i kedua pem ng terkait t secara ala ekonomi ai. Bagi pet asan tambak ih berkualita endala pada gi, yaitu an keberlanjuta g n 34, maka d ung Holtekam di pesisir K yapura yang ya di dalam an mangrov n pembinaa pada menin an sediment hatan stok s Teluk Yo mberdaya larv mbak serta manfaat ini. dan bergan ami. Bagi akibat tida tambak, pe k dikelola d as. Walaupu modal usaha ntara 30 an usaha ped dapat dikata mp saat ini b Kota Jayapur g tidak mem mnya. Ak ve dan men an terhadap ngkatnya akt tasi, dan akt umberdaya outefa dan va ini lebih b berpengaruh Hal ini d ntung langs i pengumpu ak memilik enurunan sto dan penurun un petambak a dan tingka hingga 40 dagang akan bahwa berdampak ra. Hal ini mperhatikan kibat yang ningkatnya p aktivitas tivitas bom tivitas bom larva ikan Kampung berdampak h langsung dikarenakan sung pada ul, hal ini ki sumber ok larva ini nan jumlah k memiliki at kematian . Bagi pedagang, penurunan stok larva ikan bandeng tidak berdampak sosial ekonomi dikarenakan, selain memiliki daerah penyuplai ikan bandeng alternatif, harga komoditi inipun cukup tinggi yaitu, sebesar Rp 10 000,- per ekor dan ketersediaan pasarpun sangat menunjang. Pada ketiga diagram amoeba diatas terlihat juga bahwa, dari sisi ekonomi, usaha petambak dan pedagang cukup menguntungkan. Namun demikian, terkait dengan konsep perikanan berkelanjutan, maka kondisi ini tidak menunjang adanya keberlanjutan bagi ketiga usaha pemanfaat sumberdaya larva tersebut. Hal ini disebabkan nilai riil dari ketiga indikator lain berada di bawah nilai CTV-nya. Terutama nilai indikator ekologi dan biologi. Keberadaan suatu sumberdaya ikan di alam selain sangat dipengaruhi kualitas lingkungan dan ekosistem Effendi 1997; Matarase et al. 1995; Sparre and Vanema 1999; Adrianto et al. 2004, ditentukan pula oleh aktivitas penangkapan Sparre and Vanema 1999; Glaser and Diele 2004. Menurut petambak, dari sisi kecepatan pertumbuhan dan daya tahan terhadap penyakit, larva ikan bandeng lokal lebih baik dibanding yang didatangkan dari luar, sehingga dari sisi produksi jauh lebih menguntungkan. Oleh sebab itu meski musim tanam sering tidak sejalan dengan musim kemunculan larva ini, beberapa petambak selalu menyediakan luasan khusus untuk menampung benih alam ini. Ditambahkan juga oleh pedagang bahwa, meski memiliki daerah penyuplai ikan bandeng alternatif, namun hasil produksi tambak Holtekamp lebih diminati pasar, karena rasa dagingnya yang lebih manis dan segar. Kedua informasi ini mengindikasikan bahwa, karena hasil tangkap tetap laku dijual, sedang kemunculan larva tersebut adalah musiman, di sisi lain pengumpul sangat bergantung pada kelimpahannya secara ekonomi, maka penangkapan larva ini selalu dilakukan pada saat kemunculannya. Penangkapan yang terus menerus ini diduga juga turut memberi andil pada terganggunya kesehatan stok sumberdaya larva ini di kedua kawasan tersebut. Dikatakan oleh Pitcher and Hart 1982 in Glaser and Diele 2004, penurunan jumlah tangkapan dapat juga diartikan sebagai indikator penangkapan yang berlebihan, terutama untuk stok yang fluktuasi alaminya kurang signifikan dalam kekuatan kohort dan ukuran distribusi. Berdasarkan pendapat dan informasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa, dengan semakin meningkatnya konversi mangrove dan sedimentasi di Teluk Youtefa, semakin meningkatnya konversi mangrove dan aktivitas pengeboman ikan di perairan pesisir Kampung Holtekamp, serta didukung pula oleh terus meningkatnya permintahan benih oleh patambak, ketersediaan larva ikan bandeng akan terus berkurang. ICES 2008 menyatakan bahwa, untuk mempertahankan rekruitmen ikan di alam agar tetap stabil dibutuhkan jumlah spawning stoch biomaas SSB yang memadai. Jumlah SSB ini sangat bergantung pada kualitas habitat dimana suatu sumberdaya ikan melewati siklus hidupnya dan aktivitas pemanfaatan. Oleh sebab itu menurut Adrianto et al. 2004, model pengelolaan yang sudah berjalan perlu dikaji guna menghindari habisnya stok ikan dan bagaimana memelihara stok tersebut pada level yang stabil, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang. Hal ini dapat dicapai dengan perhatian terhadap keberlanjutan kesejakteraan dari sisi komunitas secara terpadu baik kesejakteraan ekonomi, sosial, dan ditunjang pula oleh perhatian pada kesehatan sumberdaya target. Tujuannya agar tercapai kesejakteraan sosial ekonomi secara menyeluruh untuk jangka panjang. Berdasarkan hasil-hasil analisis dan pendapat-pendapat tersebut di atas, maka perlu dirumuskan suatu alternatif pengelolaan yang sebaiknya dilakukan di Teluk Youtefa dan pesisir Kampung Holtekamp guna pemulihan kesehatan stok larva ikan bandeng agar dapat berdampak positif bagi peningkatan ekonomi dan kesejakteraan pemanfaat sumberdaya larva ini secara berkelanjutan.

5.4 Skenario Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan