26
berpikir secara abstrak. Hal ini yang menyebabkan sulitnya membelajarkan materi pecahan senilai pada siswa kelas IV SD karena materi tersebut bersifat abstrak.
Oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk membelajarkan materi tersebut agar materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik sehingga
membawa dampak yang baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
Menurut Sumantri dan Syaodih 2008: 6.3-4, karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar terbagi menjadi empat macam yaitu senang bermain,
bergerak, bekerja secara kelompok, dan memeragakan sesuatu secara langsung Herlina, 2015.
Karakterisitk pertama siswa sekolah dasar, yaitu senang bermain. Guru harus menyajikan pembelajaran yang bermuatan permainan. Permainan dalam
proses pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk memperhatikan dan memahami materi pelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa. Karakteristik kedua siswa sekolah dasar, yaitu senang bergerak. Tidak
seperti orang dewasa yang dapat duduk berjam-jam, siswa sekolah dasar dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Karakteristik ketiga siswa sekolah dasar, yaitu senang bekerja dalam kelompok. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan siswa dapat berbaur
dengan kelompoknya dan belajar bagaimana bersosialisasi dengan individu
27
lainnya, serta pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Karakteristik keempat siswa sekolah dasar, yaitu senang merasakan atau melakukan
atau memeragakan
sesuatu secara
langsung. Berdasarkan
perkembangan kognitif, usia siswa sekolah dasar memasuki tahap operasi konkret. Hal ini menjadikan siswa senang belajar dengan terlibat secara langsung dalam
proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan lebih mudah dipahami saat siswa melaksanakan sendiri apa yang ia pelajari.
Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan, guru perlu mengajak siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya benda-benda konkret dan teman
sebaya. Interaksi tersebut dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Interaksi yang dikemas dalam permainan dapat membuat pembelajaran
menjadi bermakna, karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
2.1.7 Pembelajaran Konvensional
Arti konvensional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tradisional. Majid 2014: 165 mengemukakan bahwa pembelajaran konvensional
diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan dengan sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaanya kurang
memerhatikan keseluruhan situasi belajar non belajar tuntas. Djamarah 1996, metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
28
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Freire 1999, memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber
“gaya bank” penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan
dihafal. Solihatin Raharjo dalam Susanto 2013: 93, menyebutkan bahwa dalam
pembelajaran di sekolah dasar saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga guru dalam proses
pembelajaran masih mendominasi aktivitas belajar. Siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Solihatin menyebutkan kelemahan-kelemahan di
lapangan, antara lain ditemukan sebagai berikut: a model pembelajaran konvensionalceramah; b siswa hanya dijadikan objek pembelajaran; c
pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa, karena guru selalu mendominasi pembelajaran teacher
centered, akibatnya proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga kegiatan pembelajaran hanya diarahkan pada mengetahui learning to know, ke arah
pengembangan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif serta psikomotor; d pembelajaran bersifat hafalan semata sehingga kurang bergairah dalam belajar;
dan e dalam proses pembelajaran proses interaksi searah hanya dari guru ke siswa.
Berdasarkan penjelasan pembelajaran konvensional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat
tradisional di mana pembelajaran tersebut masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dalam belajar.
29
2.1.8 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Muhsetyo 2008: 1.26 pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Sedangkan salah satu komponen untuk menentukan ketercapaian kompetensi ialah
penggunaan strategi dalam pembelajaran matematika. Susanto 2013: 186 pembelajaran matematika ialah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Menurut teori kognitif, anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dimana pada umumnya anak mengalami kesulitan dalam
memahami matematika yang bersifat abstrak. Karena keabstrakannya itulah matematika relatif tidak mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Oleh karena
itu guru hendaknya menggunakan benda-benda konkret dalam pembelajaran matematika supaya materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa lebih
mudah. Mengajarkan matematika di sekolah dasar memang tidak mudah. Guru
diharapkan mampu merancang pembelajaran yang bermakna, sehingga pembelajaran matematika mudah dipahami siswa. Selain itu pembelajaran
matematika yang diterapkan oleh guru hendaknya melibatkan dan mengaktifkan