Pembelajaran Konvensional Landasan Teori

29

2.1.8 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Muhsetyo 2008: 1.26 pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Sedangkan salah satu komponen untuk menentukan ketercapaian kompetensi ialah penggunaan strategi dalam pembelajaran matematika. Susanto 2013: 186 pembelajaran matematika ialah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Menurut teori kognitif, anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dimana pada umumnya anak mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak. Karena keabstrakannya itulah matematika relatif tidak mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan benda-benda konkret dalam pembelajaran matematika supaya materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa lebih mudah. Mengajarkan matematika di sekolah dasar memang tidak mudah. Guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang bermakna, sehingga pembelajaran matematika mudah dipahami siswa. Selain itu pembelajaran matematika yang diterapkan oleh guru hendaknya melibatkan dan mengaktifkan 30 siswa dalam proses menemukan konsep-konsep matematika, sehingga siswa mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi matematika seperti yang terdapat dalam kurikulum matematika. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan suatu proses belajar mengajar yang sengaja dibangun sehingga memungkinkan siswa dapat belajar matematika. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar sesuai tujuan dan kompetensi pembelajaran matematika dengan cara membangun situasi pembelajaran yang menyenangkan dan memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

2.1.9 Pembelajaran Berbasis Teori Belajar Dienes

Aisyah 2008: 2-7 Zoltan P. Dienes 1960 adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori Piaget 1950, dan pengembangannya diorientasikan pada anak-anak, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkannya itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika. Dienes Ruseffendi, 1992: Aisyah, 2008: 2-7 berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur memisah- misahkan hubungan-hubungan diantara struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang 31 konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda- benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika. Konsep-konsep matematika dipelajari menurut tahap-tahap tertentu. Terdapat enam tahap yang berurutan dalam belajar matematika menurut Dienes Aisyah, 2008: 2-9, yaitu : 1 Permainan bebas free play Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak terstruktur dan tidak diarahkan. Siswa diberi kebebasan untuk mengatur benda. Dalam tahap ini siswa mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. 2 Permainan yang menggunakan aturan games Permainan yang sudah disertai aturan ini membimbing siswa untuk mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. 3 Permainan kesamaaan sifat searching for communalities. Permainan kesamaan sifat ini mengarahkan siswa untuk menemukan kesamaan sifat dalam permainan yang sedang diikuti. 4 Permainan representasi representation Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi yang dihadapinya itu.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SDN PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

3 41 309

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

KEEFEKTIFAN TEKNIK MODELLING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MEMBUAT KERAJINAN DARI KERTAS SISWA KELAS IV SD NEGERI RANDUGUNTING 5 KOTA TEGAL

6 58 297

KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW)DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN PESURUNGAN LOR 1 KOTA TEGAL

1 8 216

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL

2 21 157

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA SISWA KELAS V SDN PESURUNGAN LOR 1 KOTA TEGAL -

0 0 74

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RME BERBANTU ALAT PERAGA MANIPULATIF TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SDN PESURUNGAN LOR OTA TEGAL

0 0 84

KEEFEKTIFAN PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN SISWA KELAS IV SDN MINTARAGEN OTA TEGAL

0 0 69

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN MANYARAN OTA SEMARANG

0 0 78

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA POWERPOINT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI SISWA KELAS IV SDN HARJOSARI LOR ABUPATEN TEGAL

0 0 76