38
bernilai sama jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dikali atau dibagi dengan angka yang sama.
5 Permainan dengan simbolisasi symbolization. Pada tahap ini siswa merumuskan representasi konsep dengan
menggunakan simbol matematika. Simbolisasi dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus :
atau
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis Teori Belajar Dienes dalam pembelajaran matematika belum banyak dikaji dan dilakukan. Hal tersebut
mengundang perhatian untuk meneliti lebih lanjut lagi. Wardani 2012 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga berjudul “Efektifitas Penerapan Permainan Menggunakan Aturan
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas IV Semester 1 di SD Negeri Kawengen 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
20112012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sigrnifikan 0,008 0,05 dan t
hitung
sebesar 2,751 t
tabel
2,0095. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diartikan bahwa penerapan Permainan Menggunakan Aturan efektif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD yang dibuktikan dengan rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu sebesar 80,60 dan rata-rata kelompok kontrol yaitu sebesar
70,96.
39
Satriawati 2012 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar Universitas Kristen Satya Wacana berjudul “Efektivitas Penerapan Teori Belajar
Dienes Melalui Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester Genap Tahun Ajaran 20112012 Sekolah Dasar Gugus
Kanigoro”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikansi hasil uji t 0,000, dan hasil signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan efektivitas yang signifikan pada penerapan teori belajar Dienes dalam pelajaran Matematika antara metode penemuan terbimbing dengan role playing
pada siswa kelas V Semester Genap Tahun Ajaran 20112012 Sekolah Dasar Gugus Kanigoro Salatiga. Dari analisis deskriptif yang menyatakan bahwa rata-
rata kelompok eksperimen 69,59 dan lebih tinggi dari rata-rata kelompok kontrol 57,83, maka penerapan teori belajar Dienes melalui metode penemuan terbimbing
lebih efektif dibandingkan penerapan teori Dienes melalui metode role playing. Wassahua 2014 dari Program Studi Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Institut Agama Isla m Negeri Ambon berjudul “Aplikasi Teori
Dienes dalam Meningkatkan Kemampuan Representasi Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
representasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan penerapan teori Dienes dan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Lebih jauh
lagi, peningkatan kemampuan representasi matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan penerapan teori Dienes lebih baik daripada
siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Atiqoh 2014 dari Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Efektifitas Pembelajaran Berbasis Teori Belajar Zoltan Paul Dienes
40
Terhadap Pemahaman Kons ep Teorema Pythagoras Siswa VIII SMP”.
Berdasarkan hasil analisis data N-gain pemahaman konsep teorema Pythagoras diperoleh bahwa rata-rata skor N-gain siswa kelas eksperimen 0,762 lebih tinggi
daripada rata-rata skor N-gain kelas kontrol 0,614. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis teori belajar Dienes lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep teorema Pythagoras.
Keempat penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu dalam penelitian sama-sama menerapkan model
pembelajaran berbasis Teori Belajar Dienes di sekolah dasar. Sedangkan satu penelitian diterapkan pada siswa SMP. Namun hasil penelitian diantara kedua
subyek penelitian tidak jauh berbeda dan menunjukkan persamaan hasil yaitu bahwa pembelajaran berbasis teori belajar Dienes lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu pada materi yang
akan diajarkan dalam penelitian berbeda, yakni penelitian kali ini mengangkat materi pecahan senilai pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar.
2.3 Kerangka Berpikir
Mengajarkan matematika di sekolah dasar memang tidak mudah. Guru diharapkan mampu mengemas pembelajaran yang bersifat abstrak tersebut agar
bisa dipahami dengan mudah oleh siswa. Siswa usia sekolah dasar termasuk dalam tahap berpikir operasional konkret di mana anak mengalami kesulitan
dalam memahami konsep matematika yang bersifat abstrak. Salah satu cara agar