organik SNI 01-6729-2002, sementara ditingkat internasional standar yang digunakan yaitu IFOAM Basic Standard IBS atau Codex Alimentarius
Commission CAC CACGL-32-1999. Proses produksi pertanian organik mengacu pada dua standar tersebut agar produk yang dihasilkan dapat diklaim
sebagai produk organik. Sistem pertanian organik murni sulit diupayakan dalam budidaya tanaman padi karena pada umumnya ditanam pada hamparan lahan yang
luas dengan sumber irigasi yang sama. Mengacu pada istilah yang digunakan dalam standar nasional SNI tentang pangan organik, sistem pertanian yang belum
sepenuhnya menghilangkan residu kimia dalam proses produksinya lebih tepat menggunakan istilah pertanian ramah lingkungan.
1.2 Perumusan Masalah
Ketergantungan petani pada pupuk anorganik dan obat-obatan kimia menyebabkan usahatani semakin beresiko terhadap berkurangnya pendapatan
yang diterima petani. Resiko tersebut tidak dapat dihindari petani karena input produksi termasuk faktor eksternal yang tidak dapat dikuasai petani dan
berpengaruh langsung terhadap biaya dan pendapatan petani Suratiyah, 2006. Kenaikan BBM pada bulan Oktober 2005 berdampak pada kenaikan harga-harga
secara umum termasuk biaya input produksi usahatani. Lebih lanjut disusul kebijakan pemerintah meningkatkan HET Harga Eceran Tertinggi pupuk yang
menyebabkan biaya usahatani meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan berkurangnya pendapatan petani yang sebelumnya memperoleh pendapatan Rp
73.218,68 perbulan menjadi Rp 63.193,05 perbulan dari luas lahan rata-rata 0.3 ha.
5
Saat ini banyak dikembangkan format pertanian alternatif yang menerapkan konsep pertanian organik di berbagai daerah. Konsep pertanian
organik dianggap mampu meningkatkan kemandirian petani dalam usahataninya karena memanfaatkan input produksi dari lingkungan berbasis pada kearifan
lokal. Salah satunya adalah konsep pertanian yang diusahakan oleh sebagian petani khususnya kelompok tani Ponggang Jaya di Desa Ponggang, kecamatan
Sagalaherang, Kabupaten Subang. Format pertanian yang dikembangkan di Desa Ponggang sudah mengarah pada pertanian organik yang hanya menggunakan
bahan-bahan organik sebagai input produksinya. Namun, residu bahan kimia belum sepenuhnya bisa hindari karena masih satu areal dengan pengusahaan padi
konvensional termasuk penggunaan saluran irigasi. Oleh karena itu, penggunaan istilah yang sesuai dengan format pertanian yang di usahakan Kelompok Tani
Ponggang Jaya menggunakan istilah pertanian ramah lingkungan dan teknik budidayanya dikenal sebagai metode SRI System of Rice Intensification.
Usahatani padi ramah lingkungan metode SRI menjadi pertanian alternatif yang mampu mengakomodasi permasalahan petani kecil dalam usahataninya
khususnya masalah pengadaan input produksi. Permasalahan muncul ketika penggunaan bahan-bahan organik di daerah pengembangan pertanian ramah
lingkungan meningkat, sementara upaya meningkatkan ketersediaan bahan-bahan organik melalui pengadaan sarana dan fasilitas belum optimal. Peningkatan biaya
tidak dapat dihindari ketika ketersediaan input produksi mulai terbatas. Lebih
5
http:pusri.wordpress.com20071101produsen-pestisida-naikkan-harga
lanjut, belum adanya pasar yang menerima padi ramah lingkungan dengan harga layak sesuai dengan kualitas produk sehat dan aman dikonsumsi membuat
pengusahaan padi ramah lingkungan menjadi sangat rentan terhadap rendahnya pendapatan yang diterima petani. Disisi lain biaya usahatani yang dibutuhkan
pada pengusahaan padi ramah lingkungan relatif lebih besar dari usahatani padi konvensional, terutama saat awal pengembangan. Masalah-masalah tersebut
merupakan gambaran permasalahan dalam usahatani dan pemasaran hasil produksi yang dihadapi petani padi ramah lingkungan khususnya petani padi di
Desa Ponggang. Beberapa masalah lain yang ditemukan dalam usahatani padi ramah
lingkungan sebagai berikut
6
: 1. persepsi tentang produktivitas padi ramah lingkungan yang lebih rendah
2. kendala pada fasilitas seperti akses jalan bagi lahan yang luas untuk mengangkut bahan organik.
3. kebutuhan tenaga kerja yang lebih banyak dan jumlah bahan organik yang besar.
4. kebutuhan modal usahatani yang lebih besar terutama diawal pengembangan.
5. kompetisi memperoleh bahan-bahan organik semakin tinggi, baik untuk usahatani maupun usaha lainnya.
Sejak awal dikembangkan pada tahun 2005, usahatani padi ramah lingkungan metode SRI masih dilakukan oleh petani di Desa Ponggang hingga
6
Hasil wawancara dengan beberapa petani di kecamatan Cilamaya dan kecamatan Sagalaherang.
saat ini. Hal ini menunjukkan usahatani padi ramah lingkungan metode SRI mampu memberikan insentif bagi petani untuk terus bertahan pada pertanian
ramah lingkungan metode SRI daalam mengusahakan lahan sawahnya. Meskipun demikian, pro-kontra tentang kelebihan dan kekurangan dari usahatani padi ramah
lingkungan metode SRI tetap ada. Oleh karena itu, penelitian tentang padi ramah lingkungan di Desa Ponggang penting dilakukan sebagai format pertanian
alternatif dari pengusahan padi konvensional yang ada. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengusahaan padi ramah lingkungan dan padi konvensional terhadap pendapatan petani ?
2. Bagaimana pemasaran hasil produksi padi ramah lingkungan yang dikembangkan di Desa Ponggang ?
3. Bagaimana persepsi petani terhadap kelebihan dan kekurangan padi ramah lingkungan metode SRI?
1.3 Tujuan Penelitian