Pedagang Pengumpul Tingkat Daerah PPTD

Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang pengumpul lokal terlihat pada kegiatan pembelian dan penjualan gabah serta kegiatan pengumpulan GKG. Pembelian gabah biasanya dilakukan dengan cara mendatangi langsung petani yang akan menjual hasil usahataninya hingga ke pelosok desa. Gabah dari petani tersebut kemudian diumpulkan pada tempat tertentu untuk dilakukan penimbangan. Gabah GKG dibeli dengan harga pada kisaran yang berlaku pada saat itu, biasanya saat panen raya harga gabah lebih rendah dibanding musim lainnya. Namun, penetapan harga bisa dilakukan sesuai dengan kesepakatan tertentu antara petani dengan pedagang pengumpul. Misal harga gabah akan lebih tinggi bila biaya penimbangan dan muat ditanggung oleh petani. Pedagang pengumpul lokal menjual hasil usahatani padi ramah lingkungan ke pedagang pengumpul yang lebih besar PPTD. Pedagang pengumpul lokal tidak mengeluarkan biaya pemasaran lain selain biaya penimbangan karena langsung dijual kembali ke pedagang yang lebih besar PPTD sebagai konsekuensi dari kesepakatan atas pinjaman modal yang diterima pedagang pengumpul lokal. Pedagang pengumpul lokal memperoleh keuntungan atas modal yang dipinjamkan pedagang besar dari selisih penjualan gabah. Fungsi lainnya berupa fungsi fisik yang dilakukan pedagang pengumpul lokal melalui kegiatan penimbangan. Dengan demikian, biaya pemasaran pada tingkat pedagang pengumpul lokal tidak banyak dikeluarkan karena aktivitas pemasarannya sedikit.

7.1.3 Pedagang Pengumpul Tingkat Daerah PPTD

Pedagang pengumpul tingkat daerah PPTD termasuk pedagang besar karena memiliki fasilitas penggilingan gabah sendiri serta kendaraan operasional. Sebagai lembaga pemasaran, pedagang PPTD melakukan beberapa fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran yang dijalankan pedagang PPTD meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan PPTD meliputi pembelian, pejualan dan pengumpulan. Namun dalam hal ini, fungsi pertukaran yang dilakukan PPTD terjadi pada jenis komoditi yang berbeda. Kegiatan pembelian dilakukan terhadap gabah kering giling GKG dari pedagang pengumpul lokal atau petani yang langsung menjual di penggilingan, sementara produk output yang dijual berupa beras. Kapasitas pembelian gabah yang dilakukan pedagang PPTD relatif lebih banyak dari pedagang pengumpul lokal. Kapasitas pembelian gabah petani yang mampu diterima pedagang PPTD berkisar 1 – 5 ton atau lebih. Baik yang dibeli dari pedagang pengumpul lokal maupun langsung dari petani. Gabah yang telah dibeli kemudian diangkut ke pabrik penggilingan untuk segera diolah menjadi beras. Gabah yang diterima pedagang PPTD sudah dalam bentuk GKG sehingga gabah tersebut sudah bisa langsung diolah menjadi beras tanpa dilakukan enjemuran pengeringan. Berdasarkan informasi dari pedagang PPTD, gabah hasil usahatani padi ramah lingkungan memiliki kualitas lebih bagus dari gabah padi konvensional. Kualitas gabah padi ramah lingkungan metode SRI terlihat dari rendemen yang diperoleh hanya sekitar 32 persen atau dari 1 kwintal gabah dapat dihasilkan beras sebanyak 68 kilogram. Lebih lanjut kualitas beras padi ramah lingkungan berbeda dengan beras padi konvensional. Nasi dari beras padi ramah lingkungan lebih pulen dan enak rasanya serta lebih tahan lama disimpan. Setelah gabah diolah menjadi beras, kemudian dikemas dalam karung ukuran 25 kilogram. Biasanya beras langsung disusun muat dalam kendaraan untuk dipasarkan tanpa mendapat perlakuan penyimpanan yang berarti. Hal ini dilakukan karena dalam pemasaran beras tidak sulit mencari pembeli. Pemasaran beras padi ramah lingkungan dan beras padi konvensional pada umumnya dijual ke luar daerah pasar Lembang. Sebelumnya pedagang PPTD mencari informasi harga pasar dengan memanfaatkan komunikasi telpon ke beberapa calon pembeli non lokal. Biaya pemasaran yang menjadi beban pedagang PPTD berupa biaya transportasi dan bongkar-muat beras. Tabel 21 menunjukkan kegiatan yang dilakukan pedagang PPTD dalam menjalankan fungsi pemasaran. Penetapan harga pada tingkat PPTD dilakukan dengan mekanisme pasar sementara sistem pembayaran dilakukan secara tunai. Tabel 21 Fungsi Pemasaran Padi Ramah Lingkungan pada Pedagang Pengumpul Tingkat Daerah di Desa Ponggang Tahun 2008 No. Fungsi pemasaran Kegiatan 1. Pertukaran • Pembelian • Penjualan • Pengumpulan dari pedagang pengumpul lokal 2. Fisik • Pengangkutan • Bongkar-muat gabah • Pengolahan • Pengemasan • Transportasi • Bongkar-muat beras 3. Fasilitas • Keuangan • Penanggungan resiko susut GKG-beras 32 • Informasi harga pasar gabah dan beras

7.1.4 Pedagang Besar non Lokal Grosir

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2