merah sebenarnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tingkat
serangan hama lainnya tidak cukup berarti dan masih dapat dikendalikan petani.
Beberapa hama yang menyerang tanaman padi baik padi ramah lingkungan maupun padi konvensional dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Serangan Beberapa Jenis Hama Pada Usahatani Padi di Desa Ponggang Musim Tanam Ke III Periode Agustus-November 2007
Tingkat Serangan No
Jenis Hama Padi Ramah Lingkungan SRI
Padi Konvensional
1 Hama Merah
62,50 60,71
2 Hama Putih
- 25,00
3 Tungro 12,50
3,57 4 Bulir
Buluk -
3,57 5 Wereng
Coklat 12,50
3,57 6 Wereng
Putih -
3,57 7
Tikus 12,50 -
Berdasarkan Tabel 6, tingkat serangan hama dan penyakit pada padi konvensional lebih tinggi dibandingkan serangan yang terjadi di usahatani padi
ramah lingkungan metode SRI. Data tersebut mendukung pendapat petani yang menyatakan serangan hama dan penyakit pada tanaman padi ramah lingkungan
metode SRI lebih rendah dibandingkan tanaman padi konvensional.
5.4.7 Pengairan sawah
Kebutuhan air untuk kegiatan usahatani di Desa Ponggang pada umumnya tercukupi dengan irigasi selokan yang bersumber dari mata air. Sebagian besar
pengelolaan air sawah dilakukan oleh pegawai desa yang dikenal Ulu-ulu. Ulu-ulu adalah petani yang dipercayakan oleh desa untuk mengatur pembagian air ke
sawah-sawah petani lainnya. Jasa ulu-ulu dibayar setelah panen dalam bentuk gabah kering GKG. Rata-rata dalam satu musim tanam bagian ulu-ulu sebanyak
47.12 kg GKG perhektar. Beberapa petani tidak memperoleh air dari irigasi yang
dikelola oleh desa sehingga mereka tidak menggunakan jasa ulu-ulu untuk pengairan sawah mereka. Biasanya petani yang tidak menggunakan jasa ulu-ulu
adalah petani yang sawahnya tidak mendapatkan air dari irigasi. Usahatani padi di Desa Ponggang dilakukan tiga kali dalam setahun tiga
musim tanam, sehingga sepanjang tahun lahan hanya ditanami padi. Setelah panen selesai, lahan langsung diairi untuk persiapan pengolahan tanah. Pengairan
lahan pada umumnya dilakukan sepanjang musim terutama saat dilakukan pemeliharaan tanaman seperti penyiangan dan pemupukan. Pengairan dihentikan
menjelang tanaman dipanen. Kebutuhan air untuk lahan padi ramah lingkungan Metode SRI sebenarnya tidak membutuhkan pengairan sepanjang musim.
Tanaman padi pada prinsipnya bukan tanaman air, tetapi tanaman yang membutuhkan air. Pengairan yang dianjurkan dalam usahatani padi ramah
lingkungan metode SRI dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Sistem Pengairan pada Lahan Padi Ramah Lingkungan Metode SRI HST
Umur Lahan No.
HST tergenang macak-
macak kering
Keterangan
1. 1-8 -
√ -
Mengoptimalkan pertumbuhan akar 2. 9-10
√ -
- Saat penyiangan
3. 11-18 -
- √ -
4. 19-20 √
- -
Saat penyiangan 5. 21-29
- -
√ Dilakukan terus dengan interval sama hingga tanaman berbunga
6. 50-60 -
√ - -
7. 61
- -
√ Hingga menjelang panen
Sumber : Modul Pelatihan Penggunaan Air Irigasi, Direktorat Jendral Sumber Daya Air 2004
5.4.8 Pemeliharaan Pematang Sawah
Kegiatan pemeliharaan pematang dilakukan untuk mengurangi gulma atau mencegah perkembangan hama pengganggu tanaman disekitar tanaman.
Pematang yang dipenuhi dengan rumput gulma menjadi tempat yang tempat berkembangnya hama, sehingga perlu dibersihkan untuk mencegah kemungkinan
tersebut. Pemeliharaan pematang sawah dilakukan dengan dua kegiatan yaitu
Nyopak dan Ngabutik. Nyopak yaitu kegiatan membersihkan gulma di tepi pematang sawah bagian atas dengan menggunakan cangkul. Sementara
Ngabutik yaitu kegiatan membersihkan seluruh bagian pematang sawah, baik bagian tepi pematang maupun dinding pematang sistem terasering, sehingga
kebutuhan tenaga kerja lebih banyak dibanding kegiatan Nyopak. Kegiatan ini diselesaikan dengan menggunakan cangkul dan parang. Pemeliharaan pematang
sawah dilakukan saat umur tanaman 45 HST.
5.4.9 Panen