4.10 Analisis Usahatani 4.10.1 Analisis Sistem Usahatani
Analisis sistem usahatani dilakukan secara deskriptif untuk membandingkan usahatani padi ramah lingkungan SRI dan padi konvensional.
Dalam hal ini perbandingan usahatani dilakukan pada penggunaan input serta hasil produksi output dari kedua sistem usahatani tersebut.
4.10.2 Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani diperoleh dari semua penerimaan revenue setelah dikurangi biaya-biaya cost yang dikeluarkan selama periode usahatani.
Sementara untuk melihat berapa penerimaan yang diperoleh petani dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk usahataninya dilakukan analisis BC ratio.
Adapun rumus RC ratio sebagai berikut : RC ratio = jumlah penerimaan Rp
Jumlah biaya Rp Kriteria keputusan yang digunakan untuk melihat hasil analisis RC ratio
sebagai berikut : RC ratio 1 : usahatani menguntungkan
RC ratio 1 : usahatani rugi RC ratio = 1 : usahatani impas
Secara sederhana, perhitungan analisis pendapatan dan RC ratio dapat disajikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Perhitungan Analisis Pendapatan dan Analisis RC Ratio
A Pen. Tunai Harga x hasil panen kg
Tunai X Diperhitungkan Y
B
Biaya Variabel • Benih
• Pupuk urea, TSP, KCl • Obat-obatan pestisida
cair dan padat • Tenaga kerja luar
keluarga TKLK • Sewa alat bajak
• Biaya lain-lain • Benih tradisional
• Pupuk bokashi • MOL dan PPC
organik • Tenaga kerja dalam
keluarga TKDK • Biaya sewa lahan
• Sewa alat bajak • Biaya lain-lain
C Biaya Tetap
• Pajak Penyusutan alat
D Total Biaya B + C
E Pend. Atas Biaya Tunai A– X
F Pend. Atas Biaya Total A – D
G RC Ratio biaya tunai
AX H RC
Ratio biaya total AD
Keterangan : Pen. = penerimaan, Pend. = Pendapatan diperhitungkan atas penggunaan milik sendiri
Pendapatan dalam perhitungan di atas dibagi menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai atau
pendapatan kotor adalah pendapatan yang diperoleh dari penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya-biaya yang dibayar dengan uang biaya input, upah tenaga
kerja luar keluarga, sewa alat dan pajak. Sementara pendapatan atas biaya total atau pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penerimaan total
setelah dikurangi biaya-biaya usahatani yang telah dikeluarkan termasuk biaya yang diperhitungkan. RC ratio diperoleh dari hasil bagi penerimaan dengan biaya
tunai dan penerimaa dibagi dengan biaya total biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. RC ratio biaya tunai merupakan efisiensi usahatani yang aktual
terjadi dalam usahatani. Biaya yang diperhitungkan yaitu biaya yang memperhitungkan atas
penggunaan milik sendiri sewa atas alat bajak dan lahan milik sendiri, dan
n Ns
Nb −
penyusutan alat, input produksi yang diperoleh dengan cara membuat sendiri, dan tenaga kerja keluarga serta nilai penyusutan alat yang digunakan dalam satu
musim tanam. Biaya penyusutan alat dihitung dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat
tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Biaya penyusutan =
dimana : Nb : Nilai pembelian Rp
Ns : Nilai sisa Rp n
: Umur ekonomi alat tahun
4.11 Analisis Pemasaran 4.6.1 Analisis Margin Pemasaran