Pengolahan Tanah Budidaya Padi Ramah Lingkungan Metode SRI

air. Sehingga pada bagian ini hanya diuraikan kegiatan budidaya padi dengan metode SRI yang sekaligus menggambarkan pula kegiatan usahatani padi konvensional di Desa Ponggang.

5.4 Budidaya Padi Ramah Lingkungan Metode SRI

Kegiatan usahatani padi metode SRI yaitu teknik budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengolahan tanah, tanaman dan air. Kegiatan budidaya padi metode SRI tidak lagi menggunakan input anorganik pupuk pabrik dan pestisida kimia namun masih belum sepenuhnya bebas dari residu kimia karena menerima air dari areal sawah padi konvensional, sehingga disebut sebagai pertanian ramah lingkungan. Budidaya usahatani padi di Desa Ponggang meliputi pengolahan tanah, pembibitan, penanaman tandur, pemupukan, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan panen.

5.4.1 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan tanah yaitu pembajakan, ngegaru, mojokan, nampingan dan memopok pematang. Pengolahan tanah dimulai dengan kegiatan membajak. Kegiatan membajak tanah dilakukan dengan menggunakan alat bajak kerbau atau traktor. Petani di Desa Ponggang biasanya menggunakan bajak kerbau karena lahan yang diusahaakan memiliki kontur yang bertingkat-tingkat dan luas lahan yang relatif sempit. Kegiatan pembajakan dilanjutkan dengan kegiatan Ngegaru, yaitu kegiatan menghaluskan struktur tanah hasil pembajakan yang masih berupa bongkahan-bongkahan tanah. Pembajakan tanah biasanya tidak mencapai sudut- sudut sawah, sehingga tanah yang tidak terbajak diselesaikan dengan cara dicangkul Mojokan. Pada waktu yang bersamaan, biasanya petani merapikan pematang sawah. Pematang sawah dirapikan dengan cara dikikis dengan cangkul yang kemudian dilempar ke lahan, kegiatan ini disebut nampingan. Setelah itu, pematang kembali ditambal dengan tanah berlumpur hingga rata memopok. Setelah kegiatan pembajakan selsesai dilakukan, kemudian lahan diberakan selama beberapa minggu. Lamanya waktu pemberaan tanah tergantung pada umur bibit disemai. Penyemaian benih pembibitan pada kedua usahatani memerlukan waktu yang berbeda. Bibit yang digunakan untuk usahatani padi ramah lingkungan metode SRI yaitu bibit yang berusia 7-14 hari setelah disemai. Sementara bibit untuk usahatani padi konvensional menggunakan bibit yang berumur 20-28 hari setelah semai. Sehingga waktu pemberaan untuk masing-masing usahatani berbeda. Tanah kembali dibajak dengan kerbau atau traktor setelah bibit siap dipindah ke lahan tandur. Pembajakan dilakukan untuk mengembalikan kondisi tanah setelah beberapa waktu diberakan diistirahatkan. Setelah pembajakan selesai dilakukan, kemudian lahan diratakan dengan gagaruan papan perata hingga permukaan lahan relatif rata. 5.4.2 Pembibitan 5.4.2.1 Persiapan Lahan Pembibitan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2