Sosial Ekonomi Masyarakat Analisis pendapatan dan margin pemasaran padi ramah lingkungan metode SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: desa Ponggang kecamatan Sagalaherang kabupaten Subang, Jawa-Barat)

dapat diusahakan tiga musim dalam setahun karena ketersediaan air terjamin. Sementara sawah tadah hujan tidak dapat dilakukan sepanjang musim karena hanya mengandalkan air untuk pengairan sawah dari air hujan. Luas tanah sawah berdasarkan pembagian sistem irigasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Luas Tanah Sawah Berdasarkan Sistem Irigasi di Desa Ponggang Ha Jenis tanah sawah Luas Persentase Sawah irigasi teknis 156 46,15 Sawah irigasi setengah teknis 112 33,14 Sawah tadah hujan 70 20,71 Sawah pasang surut - - Total 338 Sumber : Pendataan profil desakelurahan tahun 2007 diolah

5.2 Sosial Ekonomi Masyarakat

Jumlah penduduk desa Ponggan berdasarkan propil desa tahun 2007 tercatat sebesar 4.293 jiwa penduduk dengan rincian laki-laki 2.014 jiwa dan permpuan 2.279 jiwa atau sekitar 1.045 KK dengan kepadatan penduduk 13 jiwa per km 2 . Sebagian besar penduduk Desa Ponggang didominasi oleh suku Sunda 75 dan sisanya adalah suku Jawa yang pada umumnya beragama Islam 99. Sebanyak 10,11 persen penduduk bekerja pada sektor pertanian karena didukung dengan sumberdaya lahan yang luas disusul dengan sektor industri sebagai karyawan perusahaan swasta 5,52. Sisanya bekerja sebagai buruh tani 3,82, TKI 6,34, peternak 0,21, pedagang keliling 0,29, dan profesi lainnya seperti TNI, PNS. Gambaran umum tentang pekerjaan penduduk yang didominasi pada sektor pertanian didukung dengan tingkat pendidikan penduduk yang sebanyak 70,79 persen hanya mengecap pendidikan SD, sebanyak 15,05 persen tamat SLTP dan 3,98 persen berpendidikan SLTA. Sementara penduduk yang menempuh studi hingga perguruan tinggi hanya 1,30 persen. Besarnya luas lahan wilayah yang digunakan untuk lahan pertanian mendukung sektor pertanian sebagai matapencaharian utama bagi penduduk Desa Ponggang. Luas lahan pertanian khususnya tanaman pangan yang dimiliki penduduk sangat beragam dan pada umumnya kurang dari satu hektar. Lahan pertanian tanaman pangan yang dimiliki penduduk di Desa Ponggang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Ponggang Tahun 2007 Hektar Luas Kepemilikan keluarga Persentase Tidak memiliki 265 39,9 1,00 163 24,55 1,00 – 5,00 108 16,27 5,00 – 10,00 128 19,28 10,00 - - Jumlah total keluarga petani 664 100 Sumber : Buku pendataan profil desakelurahan tahun 2007 diolah Tabel 3 menunjukkan rumah tangga petani banyak yang tidak memiliki lahan pertanian, namun jumlahnya tidak lebih besar bila dibandingkan dengan total rumah tangga petani yang memiliki lahan pertanian. Seperti dijelaskan sebelumnya penduduk yang tidak bekerja disektor pertanian diserap oleh sektor lainnya seperti pabrik pengolahan dan buruh tani. Secara umum sarana dan prasaran di Desa Ponggang sudah cukup memadai, baik sarana pendidikan, kesehatan, penerangan dan fasilitas vital lainnya seperti kondisi jalan sebagian telah di aspal sehingga dapat membantu melancarkan aktivitas ekonomi masyarakat. Sementara Lahan pertanian didukung dengan saluran irigasi primer 8.000 m, irigasi sekunder 3.200 m, irigasi tersier 1431 m. Dengan demikian ketersediaan air dapat mendukung kegiatan usahatani padi khususnya dilakukan sepanjang musim. 5.3 Gambaran Umum Usahatani Usahatani di Desa Ponggang pada umumnya mengusahakan tanaman pangan terutama padi. pengusahaan tanaman padi sebagian besar dilakukan sepanjang tahun tiga musim tanam dengan dukungan saluran irigasi yag dikelola oleh desa. Teknik budidaya yang dilakukan petani di Desa Ponggang masih banyak yang menggunakan cara-cara konvensional. Usahatani padi yang dilakukan petani di Desa Ponggang sudah mulai terorganisir dalam kelembagaan kelompok tani, diantaranya adalah kelompok tani Ponggang Jaya. Kelompok tani Ponggang Jaya aktif mengadakan pertemuan dan kegiatan pertanian lainnya seperti penyuluhan pertanian. Tahun 2005 awal kelompok tani Ponggang Jaya mengembangkan sistem pertanian ramah lingkungan model SRI System of Rice Intensifiation yang kemudian dikembangkan ke daerah lain di kabupaten Subang. Pengembangan padi ramah lingkungan memberikan kesadaran kepada petani untuk bersikap arif terhadap penggunaan input pupuk kimia dan lebih mandiri tanpa harus tergantung pada input tersebut. Saat ini petani di Desa Ponggang telah mengenal beberapa istilah teknik budidaya dalam usahatani padi, yaitu : 1. Budidaya padi metode SRI ramah lingkungan, 2. Budidaya padi metode SRI ramah lingkungan input non organik 3. Budidaya padi konvensional ramah lingkungan 4. Budidaya padi konvensional non organik Istilah-istilah teknik budidaya padi yang berkembang di Desa Ponggang didasarkan pada penggunaan input khususnya pupuk, sementara tahapan kegiatan budidaya pada umumnya sama saja. Teknik budidaya yang ramah lingkungan telah menggunakan bahan-bahan organik sebagai inputnya seperti pupuk kandang baik diberikan hanya sebagian maupun sebagai pengganti input anorganik secara keseluruhan. Pertanian ramah lingkungan telah menggeser teknik budidaya konvensional yang ada di Desa Ponggang. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan organik seperti pupuk kandang meningkat sebagai substitusi pupuk kimia. Namun, ketersediaan pupuk kadang di Desa Ponggang tidak sulit dicari. Sektor peternakan yang terdapat di Desa Ponggang cukup mendukung ketersediaan bahan-bahan organik seperti kotoran hewan. Beberapa ternak yang diusahakan oleh penduduk Desa Ponggang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Beberapa Jenis Ternak yang dikembangkan Penduduk di Desa Ponggang Jenis ternak Jumlah pemilik Perkiraan populasi Sapi 29 73 0,11 Kerbau 234 244 0,38 Ayam kampung 1.019 36.000 55,57 Jenis ayam broiler 10 27.000 41,68 Bebek 2 720 1,11 Kambing 80 310 0,48 Domba 106 438 0,68 Sumber : Buku pendataan profil desakelurahan tahun 2007 Budidaya padi dengan metode SRI dibedakan dengan teknik budidaya padi konvensional karena ada beberapa perbedaan dalam hal penggunaan jumlah bibit per umpun , umur bibit tanam, cara seleksi benih dan tatacara penggunaan air. Sehingga pada bagian ini hanya diuraikan kegiatan budidaya padi dengan metode SRI yang sekaligus menggambarkan pula kegiatan usahatani padi konvensional di Desa Ponggang.

5.4 Budidaya Padi Ramah Lingkungan Metode SRI

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2