Fungsi-Fungsi Pemasaran Lembaga dan Saluran Pemasaran

tantgan konsumen. Ditinjau dari segi ekonomis, kegiatan pemasaran bersifat produktif karena memberikan nilai tambah dari kegiatan suatu barang. Pemasaran komoditas pertanian dikenal pula dengan istilah tataniaga pertanian. Menurut Dahl and Hammond 1977 tataniaga petanian merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam mengalirkan barang atau jasa dari petani produsen tingkat usahatani sampai ke pengguna akhir. Tataniaga menjembatani gap antara petani produsen dengan konsumen akhir. Sementara Rahim dan Hastuti 2007 mendefinisikan tataniaga pertanian saebagai proses aliran komoditas yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu time utility, guna tempat place utillity, dan guna bentuk form utility yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan salah satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran.

3.1.2.1 Fungsi-Fungsi Pemasaran

Menurut Limbong dan Sitorus 1987 dalam Fitriadi 2004 fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa dari titik produsen ke titik konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran komoditas pertanian yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemasaran pada prinsipnya terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi pengadaan fisik, dan fungsi fasilitas atau pelancar Dahl and Hammond, 1977. 1 Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi pembelian, penjualan, dan fungsi pengumpulan. 2 Fungsi fisik terdiri dari fungsi penyimpanan, pengangkutan dan fungsi pengolahan. 3 Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standardisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan resiko dan fungsi intelijen pemasaran informasi pasar.

3.1.2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran

Menurut Rahim dan Hastuti 2007 lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Memilih secara tepat saluran pemasaran yang digunakan dalam pemasaran komoditas pertanian merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan, karena dapat menentukan efisiensi pemasaran yang dilakukan. Menurut Kotler 2005 saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran terbentuk karena produsen tidak menjual barangnya secara langsung kepada konsumen akhir, sehingga diperlukan adanya perantara untuk menutupi gap tersebut. Kotler 2005 mendefinisikan beberapa istilah lembaga yang terlibat dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir sebagai berikut : 1 Pedagang, yaitu perantara yang membeli, memiliki dan menjual barang tersebut. Lembaga yang termasuk dalam pedagang seperti pedagang besar dan pengecer. 2 Agen, yaitu mencari pelanggan dan mungkin melakukan negosiasi atas nama produsen tetapi memiliki barang tersebut. Contohnya adalah pialang, perwakilan produsen dan agen penjualan. 3 Fasilitator yaitu lembaga yang membantu dalam proses distribusi, tetapi tidak memiliki barangnya dan juga tidak melakukan negosiasi pembelian atau penjualan. Contohnya seperti perusahaan angkutan, pergudangan independen, bank dan agen iklan. Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil komoditas pertanian bergantung pada beberapa faktor, antara lain : pertama, jarak antara produsen dan konsumen. Saluran pemasaran akan semakin panjang dengan semakin jauhnya jarak antara produsen dan konsumen. Kedua, cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat rusak harus segera diterima oleh konsumen, dengan demikian menghendaki saluran yang pendek. Ketiga, skala produksi. Bila produksi dalam skala kecil maka tidak akan menguntungkan bila produsen langsung menjual ke pasar. Keempat, posisi keuangan pengusaha. Pedagang yang memiliki modal yang kuat akan dapat melaksanakan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan pedagang yang memiliki modal kecil, sehingga cenderung memperpendek saluran pemasaran Rahim dan Hastuti, 2007.

3.1.2.3 Efisiensi Pemasaran

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2