Penanaman Tandur Budidaya Padi Ramah Lingkungan Metode SRI

air garam Lampiran 2. Namun untuk proses selanjutnya benih mendapat perlakuan yang sama perendaman benih. Perendaman benih dilakukan untuk merangsang perkecambahan, sehingga diperoleh benih yang siap disebar dan tumbuh secara optimal di lahan persemaian. Kegiatan ini berlaku bagi benih padi ramah lingkungan metode SRI maupun padi konvensional, namun benih padi ramah lingkungan sebelumnya telah diseleksi dengan larutan garam sebelum direndam. Benih dimasukan kedalam karung, kemudian direndam selama 24 jam. Setelah perendaman, benih dicuci sambil dipisahkan antara benih yang bernas dengan benih hampa dan kotoran lainnya. Setelah itu, benih kembali didiamkan selama 12 jam sebelum tanam.

5.4.3 Penanaman Tandur

Bibit siap ditanam ketika mencapai umur yang optimal untuk dipindah ke lahan. Hal ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama perkembangan anakan setelah ditanam. Selain itu, faktor yang berpengaruh dalam menentukan umur bibit yaitu musim tanam. Penentuan umur bibit untuk padi ramah lingkungan SRI lebih didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lahan. Bibit umur muda akan menghasilkan anakan yang banyak karena masih dalam masa pertumbuhan generatif yang tinggi. Petani padi ramah lingkungan menggunakan bibit yang relatif masih muda 7-14 hari. Bibit pada umur ini sudah memiliki dua helai daun atau lebih dengan tinggi + 10-15 cm. Sehingga bibit perlu diperlakukan secara hati-hati terutama pada bagian akar agar tidak rusak saat dicabut dari persemaian. Tanaman padi konvensional menggunakan bibit yang telah berumur 20-28 hari setelah disemai. Petani padi konvensional di Desa Ponggang menggunakan bibit umur 20-23 hari setelah semai untuk penanaman musim kemarau. Sementara penanaman untuk musim hujan menggunakan bibit yang berumur 26-28 hari setelah disemai. Umur bibit yang digunakan untuk penanaman musim hujan paceklik relatif lebih tua dibandingkan musim tanam kemarau musim Ketiga. Alasannya adalah tingkat serangan penyakit dan hama pada musim paceklik lebih tinggi, sehingga membutuhkan bibit tua karena relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit. Musim tanam paceklik dimulai pada bulan Desember hingga Maret dan dilanjutkan pada Agustus sampai November. Sementara musim tanam ketiga dimulai pada bulan April hingga Juli. Sebelum bibit ditanam, lahan dibuat pola jarak tanam dengan menggunakan alat caplakan. Menaplak lahan dilakukan dua kali dengan arah berlawanan vertikal-horisontal sehingga terbentuk pola tanam dengan jarak tanam yang telah ditentukan pada caplakan. Usahatani padi ramah lingkungan SRI menggunakan jarak tanam lebar yaitu 25 x 25 cm 2 sampai 30 x 30 cm 2 . Jarak tanam tersebut relatif lebih luas dibandingkan jarak tanam padi konvensional 22x22 cm 2 sampai 25x25 cm 2 . Asumsinya adalah, jarak tanam luas akan memberikan banyak ruang bagi tanaman untuk memperoleh oksigen dan unsur hara, sehingga tanaman akan tumbuh optimal dengan jumlah anakan maksimal. Jumlah anakan untuk padi ramah lingkungan SRI minimal 45 anakan, bahkan ada yang mencapai 120 tunasanakan. Cara penanaman padi ramah lingkungan metode SRI sedikit berbeda dari penanaman padi konvensional pada umumnya. Bibit ditanam satu bibit per umpun tanam tunggal atau maksimal dua bibit per umpun dengan kedalaman yang dianjurkan sekitar 1-1.5 cm. Batang dan akar bibit ditanam membentuk huruf L. Sementara bibit padi konvensional biasanya ditanam minimal 4 bibit per umpun dan ujung akar tanaman biasanya masih berada dipermukaan tanah.

5.4.4 Penyiangan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2