7.1.4 Pedagang Besar non Lokal Grosir
Grosir merupakan pedagang perantara yang memiliki skala usaha paling besar diantara lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran padi ramah
lingkungan. Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga ini hanya meliputi fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Kegiatan pemasaran yang dilakukan grosir relatif
sedikit karena lembaga ini hanya mengambil selisih dari kegiatan jual beli tanpa melakukan proses produksi. Kegiatan yang dilakukan pedagang grosir yaitu
melakukan pengemasan ulang beras yang dikirim oleh PPTD. Kemasan yang digunakan pedagang merupakan kemasan bermerk perusahaan kemasan 25 kg.
Meskipun dikemas dalam kemasan bermerek, namun beras yang dijual tidak di grading berdasarkan kualitas tertentu. Volume penjualan yang dilakukan
pedagang grosir rata-rata mencapai 10 ton per hari menyebabkan perputaran penjualan tinggi, sehingga penyimpanan beras relatif tidak banyak dilakukan
dalam waktu yang lama. Grosir melayani penjualan dalam skala besar maupun skala kecil eceran dengan sistem pembayaran secara tunai. Biasanya beras
kembali dikirim ke pedagang-pedagang sekitar Bandung dan pedagang pengecer di pasar Lembang sendiri sehingga terdapat biaya transportasi. Pedagang grosir
mengambil margin yang relatif kecil dibanding lembaga pemasaran lainnya.
7.1.5 Pedagang Pengecer non Lokal
Pedagang pengecer non lokal melakukan operasi usahanya di pasar luar daerah pasar Lembang. Kegiatan lembaga ini sama dengan kegiatan yang
dilakukan pedagang beras grosir, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan meliputi kegiatan jual-beli beras.
Pasokan beras yang diterima pedagang pengecer berasal dari beberapa pedagang
di daerah sekitar Bandung, diantaranya Indramayu, Sagalaherang, Pamanukan dan Cianjur dengan sistem pembayaran tunai atau kredit kasbon sesuai kondisi
keuangan. Sementara penjualan pedagang pengecer rata-rata hanya satu ton per hari karena hanya melayani skala kecil seperti pengecer warung dan konsumen
akhir rumah tangga. Fungsi fisik terlihat kegiatan pengangkutan bila membeli dari beras dari grosir yang berada di sekitar pasar. Pengangkutan beras biasa
dilakukan oleh buruh pasar dengan biaya Rp 15.000,00ton. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengecer terlihat pada
diversifikasi jenis beras yang dijual. Beberapa jenis beras dijual dengan harga yang lebih tinggi seperti beras pandan wangi dan beras cianjur. Sementara untuk
beras ramah lingkungan tidak dijual dengan harga khusus karena dicampur dengan beras yang berasal dari daerah lain. Penetapan harga yang dilakukan
pedagang pengecer mengikuti harga pasar yang berlaku mekanisme pasar dengan
mark up rata-rata sebesar 8 persen dari setiap kilogram beras yang dijual ke konsumen.
7.2 Analisis Saluran Pasar