dengan jumlah produk yang ditransaksikan dikenal sebagai nilai margin pemasaran VMP dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
VMP = P
r
– P
f
Q dimana :
VMP : Value of Marketing Margin nilai margin pemasaran P
r
: harga di tingkat pengecer Rp P
f
: harga di tingkat produsenpetani Rp Q
: jumlah yang diproduksi
3.1.3 Hubungan Karakteristik Responden Terhadap Manfaat Padi SRI
Uji chi-square digunakan untuk beberapa penelitian sosial ekonomi yang menggunakan data berkategori nominal untuk mengukur atribut-atribut dari
fenomena tertentu. Secara umum, uji chi-square digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa
populasi Nazir, M.,2003. Oleh karena itu, penulis menggunakan uji chi-square sebagai alat dalam menganalisis hubungan manfaat usahatani padi SRI yang
dirasakan petani dengan karakteristik petani responden. Menurut Waluyo 2001 uji X
2
test menentukan pada apakah suatu populasi punya suatu sebaran teoritis tertentu. Uji ini didasarkan pada derajat kebebasan antara frekuensi hasil
pengamatan dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada sebaran teoritis yang dihipotesiskan.
Menurut Fitriadi 2005 uji chi-square merupakan alat analisis yang sangat sederhana, namun memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat melihat 1
apakah hubungan positif atau negatif, 2 bagaimana hubungan tersebut linear atau nonlinear dan 3 seberapa eratnya hubungan yang terjadi.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Pertanian organik sebagai konsep pertanian yang berkelanjutan menjadi solusi alternatif dari masalah-masalah yang dihadapai saat ini, khususnya masalah
kerusakan lingkungan dan ketergantungan petani terhadap input kimia yang tinggi. Masalah kerusakan lingkungan akibat residu kimia termasuk yang terdapat
pada produk-produk hasil pertanian, menjadi isu global sebagai dasar dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh karena itu
diperlukan konsep pertanian yang mampu menekan kerusakan lingkungan akibat penggunaan input pertanian serta tidak meninggalkan residu racun berbahaya pada
produk pertanian. Dengan demikian, kelestarian ekologi lingkungan dapat terjaga dan pangan dari produk pertanian aman dikonsumsi. Konsep pertanian organik
yang berkembang saat ini mampu mengakomodasi dari kedua kepentingan tersebut. Salah satu sistem usahatani yang dilakukan secara organik yaitu System
of Rice Intensification SRI. Usahatani padi ramah lingkungan SRI relatif berbeda dengan usahatani
padi konvensional terutama dalam penggunaan input. Hal ini berdampak pada penggunaan biaya input yang berbeda, namun kondisi tersebut tidak selalu
menunjukkan pendapatan yang diperoleh petani berbeda. Oleh karena itu, untuk melihat pendapatan usahatani padi ramah lingkungan maka digunakan data
pengusahaan padi konvensional sebagai pembanding yang dapat menunjukkan kedua sistem usahatani tersebut berbeda dalam hal output yang dihasilkan.
Pendapatan usahatani merupakan hasil akhir yang akan diperoleh petani sebagai bentuk imbalan atas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam usahataninya.
Oleh karena itu, petani harus melakukan tindakan efisiensi dalam menggunakan