Tes Kemampuan Bepikir Kreatif Matematik Angket Sikap

58 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi tersebut dibantu dengan lembar pengamatan aktivitas sehingga aktivitas mereka dapat dilihat dan diamati. Aktivitas peserta didik tersebut diamati dan dinilai oleh guru.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Penyusunan Instrumen

3.5.1.1. Tes Kemampuan Bepikir Kreatif Matematik

Menurut Arikunto 2006: 150 tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes sebagai berikut. 1 Menentukan materi atau pokok bahasan pembelajaran yang akan diteskan. Materi yang akan diteskan dalam penelitian ini adalah materi bilangan pecahan kelas VII. 2 Membuat kisi-kisi dan menentukan alokasi waktu mengerjakan soal tersebut. 3 Menentukan tipe soal. Jenis soal yang digunakan berbentuk tes uraian sehingga dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif matematik. 4 Menyusun kalimat soal, jawaban dan penentuan skor jawaban 5 Mengujicobakan instrument tes yang telah disusun dan menganalisisnya. Tes kemampuan berpikir kreatif matematik ini menjadi sumber data yang dapat menggambarkan kemampuan kognitif peserta didik. Kemampuan kognitif yang diukur adalah kemampuan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan 59 berpikir kreatif dalam menyelesaikan tugas ataupun masalah matematika. Hasil dari tes ini diharapkan dapat menunjukan adanya pengaruh pendekatan PBL berbantuan media pembelajaran Pohon Matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik.

3.5.1.2. Angket Sikap

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan mengetahui sikap peserta didik terhadap pembelajaran. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Likert. Menurut Sugiyono 2008: 93 menyebutkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert oleh Arikunto 2007: 180 disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan seperti: SS = sangat setuju S = setuju TB = tidak berpendapat TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju Angket sikap ini dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11.

3.5.1.3. Lembar Observasi Aktivitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 6 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA.

0 0 39

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 1 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 0 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN WINGEOM.

0 0 24

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 2 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

0 0 12

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA - Raden Intan Repository

0 3 109